Felix mengelus perutnya perlahan sesekali dirinya tertawa bahagia, menatap anak kecil yang berkeliaran ditaman dengan riang bersama teman-temannya, atau dengan orang tuanya, membayangkan bagaimana anak nya jika sudah lahir lalu tumbuh besar apa akan seperti anak-anak yang dia lihat berlari kesana kemari dengan lincah dengan senyuman lebar nan polos.
"Felix?"
Merasa namanya terpanggil dirinya mengalihkan perhatiannya mencari asal suara yang telah memangilnya, setelah dirasa menemukan sosok yang memanggilnya dirinya menyeritkan dahinya heran, siapa kah dia? Tapi kenapa wajahnya terlihat sangat familiar?.
"Hey ini aku Jeongin" ucap. Jeongin yang melihat raut wajah Felix yang kebingungan atau lebih tepatnya mencoba memgingat dirinya.
Felix tersenyum lebar, mengetahui bahwa pria ini lah yang saat itu menolong dirinya.
"Hey apa kabar?" sapa Felix ramah kepada Jeongin mengeserkan duduknya sedikit untuk memberi ruang kepada Jeongin untuk ikut duduk disampingnya, seolah mengerti isarat tubuh Felix, Jeongin dengan segera mendudukan dirinya di samping Felix, menatap mata indah milik Felix yang seolah menyedotnya untuk lebih tau tentang pria mungil didepannya ini.
"Seperti yang kau lihat ini, dan apa kabar dengan mu?"
"Yahh lumayan baik" balas Felix, mengalihkan pandangannya kedepan menatap anak-anak kecil yang berlarian membuat bibirnya membentuk sebuah senyuman lebah indah nan cantik.
Jeongin mengalihkan pandangannya dari wajah Felix, mengikuti objek yang sedang dilihat oleh pria disampingnya itu.
"Kau menyukai anak-anak yah?" tanya Jeongin yang tentu saja tak ada bobotnya itu, namun bisa memecahkan suasana sunyi dan cangung yang mungkin hanya dirasakan oleh dirinya saja.
"Ya, aku sangat menyukai mereka" balas Felix antusias.
"Emmmm, apa kau bisa menemaniku?" Jeongin berucap cangung, oh ayolah jika kau menjadi dirinya pasti akan cangung kan berbicara dengan orang yang kau sukai.
Hey apa Jeongin baru saja mengatakan bahwa dirinya menyukai pria disampingnya ini? Ya dia memang menyukai Felix saat awal bertemu, senyumnya yang terasa lembut nan menenangkan hati, matanya yang menunjukan banyak luka, dan juga beban membuat Jeongin sangat ingin menjaga Felix seumur hidupnya! Ya dia akan lakukan itu! Dia berjanji.
Felix terlihat berfikir, lalu tak lama setelahnya di menganguk membuat Jeongin menjerit tertahan didalam hatinya.
"Memang nya kau ingin kemana eoh?"
"Toko buku, aku ingin membeli beberapa buku, emm apa kau tak masalah ji--"
"Tidakkk, tentu saja tidakk, aku malahan sangat menyukai tempat itu" Felix memotong ucapan Jeongin, lalu tersenyum malu akan dirinya yang terlihat sangat antusias.
"Ckckck, kau mengemaskan"Jeongin terkekeh, sedangkan Felix hanya menunduk kan kepalanya malu dengan wajah sudah semerah kepiting rebus.
Jeongin dengan keberanian 10% mengengam tangan mungil milik Felix yang terasa amat sangat pas disela-sela jarinya, seolah memang Felix diciptakan Tuhan untuk menjadi pendampingnya.
Sedangkan Felix tidak sama sekali menolak, dia menatap gengaman tangan besar Jeongin di tangan mungil miliknya, mungkin dengan adanya Jeongin maka dirinya dapat dengan mudah melupakan semua kenangan masa lalunya dengan Hyu--
"Felix!" Teriak seseorang
Bukankah itu suara Hyunjin? Apa karna sangat mencintainya dirinya berhayal bahwa Hyunjin memangilnya, dengan pemikirannya bahwa itu semua hanya halusinasi Felix kembali berjalan beriringan dengan Jeongin sesekali tertawa memdengar lelucon yang Jeongin berikan padanya.
"YAK! LEE FELIX BERHENTILAH DI SITU! "Teriakan itu lagi? Apa ini nyata? Atau hanya halusinasi?
Felix menghentikan langkah kakinya Jeongin menyeritkan dahinya tanda tak mengerti kenapa Felix tiba-tiba saja berhenti, dari hujung sana Jeongin dapat melihat sosok pria tampan-yah cukup dia akui-berlali menuju arahnya atau lebih tepatnya Felix.
"F-felix" Hyunjin mengatur nafasnya, ketika sudah ada dihadapan dua orang tersebut, tangannya dengan reflex memeluk tubuh mungil Felix, dan Felix masih membeku dengan kelakuan Hyunjin saat ini.
Tubuh Felix kaku tak dapat bergerak, seolah saraf-saraf ditubuhnya putus begitu saja, logika nya dan juga hati nya berkecamuk memikirkan sikap Hyunjin saat ini, bolehkah Felix berharap lebih? Bolehkah saat ini Felix membalas pelukan Hyunjin dan menangis memberi tahukan Hyunjin beban yang dipikul nya?
Atau haruskah Felix mendorong Hyunjin, menjauhkan Hyunjin darinya saat ini? Tolong! Beritahukan Felix apa yang harus dia lakukan saat ini!.
Hyunjin memejamkan matanya, memeluk Felix dengan erat seolah tak ada hari esok lagi, membiarkan rindu yang sudah dia tahan jauh-jauh hari lepas begitu saja. Ya angap saja Hyunjin tak tau diri, walau begitu memang adanya.
Berengsek? Ya Hyunjin mengakuinya bahwa dirinya memang Berengsek, melukai hati Felix lalu kembali dengan tak tau malunya? Defenisi berengsek sesunguhnya namun demi apa! Hyunjin sama sekali tak peduli, biarlah kali ini dia egois atau apa namun demi Tuhan, Hyunjin menyesal dengan kelakuannya kepada Felix.
Ya! Hyunjin benar-benar menyesal, jika saat ini Felix menamparnya atau memukulnya dengan senang hati Hyunjin terima itu, Hyunjin bersumpah dia akan melakukan apapun agar mendapat maaf dari Felix walau harus bersujut sekali pun! Ya dia akan lalukan itu? Berlebihan? Hyunjin tak peduli sama sekali.
Jeongin menatap kedua pemuda itu yang sedang berpelukan dengan tangan terkepal menahan emosi, matanya menatap tajam Hyunjin yang berani-beraninya memeluk miliknya
Akhh sejak kapan Felix menjadi miliknya eh? Yah, Jeongin sudah jatuh hati dengan Felix awal pertemuan mereka, dan Jeongin sudah menandai Felix, bahwa Felix hanya miliknya seorang ya! Felix hanya miliknya. Tak ada seorang pun yang boleh memiliki Felix selain dirinya, tak peduli jika Felix tak bahagia dengannya! Jeongin tak peduli, sama sekali tak peduli. Yang dia tau Felix Miliknya! Dan Dia Milik Felix! Yah sudah kentetuannya begitu."Berengsek apa yang kau lakukan hah!" Teriak Jeongin menarik tubuh Felix melepaskan pelukan kedua pasangan yang sedang dilanda kerinduan.
Felix tertegun menatap wajah marah Jeongin takut, sedangkan Hyunjin mengepalkan tangannya ingin melemparkan bogem mentah kewajah Jeongin yang dengan beraninya memisahkan dirinya dengan Felix.
"Apa mau mu hah!“ menatap tajam Jeongin yang dibalas tak kalah tajamnya oleh Jeongin.
Felix menarik ujung bajunnya untuk mengurangi rasa takutnya melihat kedua pria yang sedang dilanda kemarahan tersebut.
HOREEE 😂😂😂
Sekian lama aing Hitus akhirnya back lagi? Ada yang nungguin kah?
Wkwkwkw 😀😋 segini dulu ya buat chap ini:v kemungkinan esok bakalan lebih panjang chap nya:v
Semoga nda mengecewakan kalian maaf jika ceritannya alurnya gak jelas:b wkakwkw
VOTE AND KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
BRENGSEK HWANG HYUNJIN [HYUNLIX]
FanficHYUNLIX SHIPPER!!! PROSES PERBAIKAN/ REVISI "Cinta juga lah yang mengajarkan ku, bahwa suatu yang indah tak akan selalu indah"-Lee Felix "Ketika penyesalan ku datang, berharap kau kembali namun kenyataan memporak-porak kenyataan,yang membuat ku meny...