Awal pertemuan

73 3 0
                                    

Rahmah masih terus mencerna kata-kata sang ayah
"Iya nak, ayah sama mamah ingin kamu menikah segera. "
"Tapi yah, kaka mau bahagiain mamah sama ayah dulu. Mau jadi orang sukses dulu. Mau punya usaha di mana-mana. Kaka ga mau nikah dulu. " ucap rahmah dengan suara bergetar. Entah mengapa ia tidak bisa membendungnya. Buliran bening jatuh membasahi pipinya.
"Yaudah yah, akan kaka fikirkan lagi. Ayah mamah, kaka pergi Assallamu'alaykum. "
"Wa alaikumsallam."
Rahmah mengutuki kebodohannya. Ia sudah berlaku tidak sopan dengan orang tuanya. Tapi bagaimana mungkin dia menerima perjodohan itu. Sedangkan ia sama sekali tak ingin bertemu. Fikiran rahmah kacau, ia pun segera ke masjid untuk mengambil wudhu. Setelah selesai mengambil wudhu, ada seseorang yang menyenggolnya hingga buku yang rahmah bawa berserakan.
"Maaf, ukhty saya tak sengaja. "
Sepertinya rahmah kenal dengan suara ini.
"La Ba'sa, akhi. "
Rahmah bangkit tanpa melihat siapa lelaki yang ada di depannya.
"Kamu Rahmah kan? Sholifah Ar-Rahmah?
"Iya itu saya" ucapnya seraya terus menundukkan pandangannya
"Heii? Masih kenal aku? Abdillah Ilham? Teman SMP mu? "
"Astagfirullah. Ilham, aku baru inget."
"Segitu mudahnya kamu ngelupain aku rah."
"Apa sih, engga aku cuma lagi ga fokus aja. "
" Oh iya deh. Kamu sekarang tinggal dimana?"
"Oh aku tinggal deket-deket sini,ham."
"Oh gitu, oke nanti kapan-kapan aku main ya. "
" Tafadhol hehe. "
"Oh iya, aku minta whatsapp kamu dong rah, yaa buat silahturahmi aja. "
" oh yaudah nih 0812xxxxxxxx"
"Syukron ya rah. "
" Afwan. Yaudah aku pulang dulu ya. Assalamualaikum. "

Jodoh Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang