Setelah lulus dari pesantren milik ayahnya, azzam melanjutkan kuliah mengambil jurusan tafsir Al-qur'an dan hadis di salah satu kampus negeri yang ada di daerahnya.
Azzam di amanahkan ayahnya untuk menjadi pengganti dirinya sebagai ketua pesantren Al-istiqomah, karena amanah itu azzam jarang pulang kerumah meskipun sesekali saat pesantrennya libur. Dia tinggal di pesantren yang kini jadi amanahnya.
***
Pukul 3 dini hari di saat semua orang tertidur lelap, azzam bergegas mengambil wudhu dan membangunkan dua kurcaci temannya rama dan niko. Teman azzam yang waktu sekamar dulu mereka masih jadi santri.
"Ram nik, tahajjud kuy"
"Ram oy bangun elah kebo banget jadi orang"
"Elo juga nik, bangun oy"
"Katanya mau bangun rumah tangga yang sakinah mawaddah warohma, bangun menghadap rabbNya aja pada malas"
"Gue hitung sampe 3 lo berdua ngga bangun gue doain lambat nikah"
Seketika rama dan niko saat itu lari ke kamar mandi untuk ambil wudhu meskipun dengan mata yang tertutup.
Mereka tahajjud di masjid pesantren Al-istiqomah, dan sebagian pemuda yang tinggal di sekitar pesantren sering tahajjud dimasjid ini.
Setelah melaksanakan sholat tahajjud rama dan niko langsung tidur, tapi beda dengan azzam. Dia mengambil Al-qur'an dan membacanya denga faseh sekaligus mengulang-ngulang hafalannya sambil menunggu waktu subuh untuk membangunkan anak-anak pesantren milik ayahnya.
***
Pukul 4 azzam berkeliling pesantren untuk membangunkan anak-anak pesantrennya agar tidak ketinggalan sholat sunnah sebelum subuh dimasjid.
Note: dua rakaat sholat sunnah sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya (HR.Muslim)Setelah melaksanakan sholat sunnah azzam memimpin jadi imam sholat.
***
"Eh zam, itu kan si dila. Santri kebanggaan babe lu waktu di pesantren dulu" suara rama yang tiba-tiba melihat dila memasuki kantin yang ada di kampus mereka."Eeh si kampret, ngga usah diperjelas juga status si dila jadi santri kesayangan keles" celoteh niko sambil menipuk kepala rama.
"Aw, sakit monyet. Bilang aja lo iri"
"Gue? Iri sama cewek? Sarap lo" yang ada gue iri sama si azzam, udah ganteng, hafal qur'an, suaranya enak didengar uhh top dah. balas niko
Azzam tidak mempedulikan ocehan kedua sahabatnya itu, dia langsung pergi menuju masjid dekat kampusnya untuk melaksanakan sholat dhuha.
Melihat azzam tidak menghiraukan mereka dan pergi ke masjid rama dan niko berlari menyusul azzam dan ikut sholat dhuha.
Saat mereka memakai sepatu diteras masjid usai melaksanakan sholat dhuha, azzam melihat dila menuju ke masjid, azzam cepat memalingkan wajahnya ketempat lain.
Rama dan niko sama-sama melihat dila saat memasuki gerbang masjid tempat mereka sholat itu.
"MaasyaAllah, si eneng dila udah cantik sholeha pula ya" ucap rama dan niko sambil menatap dila geleng-geleng kepala.
"Kalau gue punya nyali mengkhitbah si dila ditrima kaga yah?" Tanya rama sama niko dan azzam
"Jangan pikir nyali dulu lo, pikirin kalau lo masih punya malu jangan coba-coba khitbah si dila" balas niko sama pertanyaan rama
Azzam saja yang ibadahnya udah cakep begitu belum berani khitbah siapa-siapa. Elo mantan preman malah mau duluan aja.."Sialan lu nik, lo teman apa tukang cabe sih, pedas amat kata-katanya" celetuk rama sama niko
Azzam mendengar itu hanya bisa ketawa pelan sambil berjalan merangkul bahu temannya itu.
Mereka bertiga menuju kelas kerena 10menit lagi dosen mata kuliah mereka masuk.
-------------------------------------
Maaf banyak typo.
Semoga bermanfaat.
Jangan lupa tekan bintang yah kak.
Jazakallah khair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaan Yang Tertunda
Spiritual???? Aku, tidaklah semulia Khadijah, tidak setaqwa Aisyah, tidak setabah Fatimah, bukan pula sekaya Balqis, apalagi secantik Zulaikhah. Aku hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi istri shalilah.. ??? Namun berdosakah aku yang senan...