5⭒Kerang & Lemon⭑

3K 174 0
                                    

"Aku pakai serba hitam." balas Dara di antara panggilan mereka.

Iris sang puan mengedar, lalu berhenti pada sesosok menjulang yang tengah melambai padanya. Nada sambungan telepon diputus saat ponsel Dara masih rekat di telinga.

Ketika lelaki itu mendekat, Dara lantas berdiri. Dan secara alami merekapun mulai berjalan pelan menyusuri besar dan luasnya bangunan mall, saksi bisu pahitnya pertemuan terlarang ini.

Rangga beberapa kali melempar pertanyaan, tampak berusaha mencairkan ketegangan sementara Dara sendiri hanya menanggapi dengan anggukan samar.

Percakapan berjalan canggung. Rangga dibuat nyaris putus asa, ia pun kembali bertanya untuk yang kesekian kali. "Kamu belum makan siang 'kan? Mau makan di mana?"

Tanpa berlama-lama memikirkan sesuatu Dara segera membalas,"Seafood." seolah jawaban untuk pertanyaan satu itu sudah ada di luar kepala. "Aku baru-baru ini nonton House On Wheels, terus setiap lihat makanan-makanannya tuh bikin ngiler. Aku penasaran banget mau coba!" ia akui ini too much information, tapi boleh dong sekali-sekali demi kelancaran aksi? Gema tawa iblis imajiner menguasai kepala Dara.

"Itu?" tunjuk Rangga pada sebuah restoran bergaya modern yang tampak jelas bahwa menu-menu di dalamnya terlalu fantastis bagi dompet jelata macam Dara.

Wajahnya memberengut ngilu, "Bills on you?" tanya Dara pelan. "Tapi kayaknya kemahalan ya, gak usah deh. Cari tempat lain aja yang lebih murah." usulnya memberi alternatif lain, lalu menunggu respon lawan bicara.

Adirangga justru membeo diiringi tawa kecil yang entah berarti apa. Memasukkan tangan ke dalam saku celana sambil berlalu. "Oke..."

"Oke apa???!!" Batin Dara, masih juga mematung keheranan.

Tapi dilihat dari langkah Rangga yang mantap memasuki resto pilihannya tadi, Dara pun mulai menyusul meski sejujurnya ia masih setengah yakin.

Di atas sana, kepalanya sedang membangun rencana. Menurutnya, jika rencana itu berhasil maka ia tak akan jatuh tenggelam ke dasar samudera sendirian. Di kutub lain, Rangga akan turut tenggelam, bersamaan. Setidaknya dia harus merasakan bagaimana sesaknya membeku tenggelam.

Baru Rangga membuka buku menu, Dara sudah memutuskan makanan apa yang dia inginkan. "Kerang. Aku mau kerang." katanya.

Lagi-lagi Rangga hanya tersenyum, kemudian memanggil seorang pramusaji untuk menyebutkan pesanan mereka; satu paket kerang dengan kaldu merah pedas. Minumnya dua gelas lemon tea ice.

"BTW, Tadi Sangkara hampir mau ikut," beber Rangga setelah selesai memesan.

Terasa sangat kuat bagaimana jantung Dara seperti berhenti mendadak sebelum ia mulai berdebum kencang, siap meledak.

"Aku bingung harus bilang apa ke Kara. Jadi aku cuma beralasan beli makan siang. Kira-kira dia bakal curiga nggak, ya?" sambungnya lagi. Menatap lekat ke arah Dara. Dan tanpa kegugupan dirasa seperti tahun-tahun yang lalu Dara membalas tatapan itu sungguh.

Keduanya seperti tergugu untuk saling mencari tahu. Perihal makna-makna tersirat dari tatapan itu, juga tatapan-tatapan yang telah berlalu.

"Mungkin..." Dara mencondongkan badannya ke arah Rangga di balik meja yang membatasi mereka. "Sekarang Kara lagi duduk di suatu tempat, sambil ngawasin kita." bisik Dara, mencipta suasana teror dalam seketika.

Jouska - Day OffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang