Di depan meja nurse station Gio tampak kalang kabut. Setelah Dara mulai ditangani, sarat terdengar seorang dokter berkata bahwa Dara terindikasi mengalami reaksi kekambuhan alergi.
Tak lama dari sana seorang perawat mendekati Gio dengan sebuah pertanyaan yang jelas nihil kemungkinan ia tahu jawabannya, "Apa makanan terakhir yang pasien konsumsi?"
Perawat itu mulai memandangi Gio yang kaku membisu. Diam-diam matanya bergerak ke arah petugas keamanan rumah sakit yang hari itu berjaga.
Bulir keringat dingin muncul di pelipis, rasanya telah lebih dari sepasang mata memantau gerak-gerik Gio. Tak lama berselang, ponsel dalam tas Dara yang sejak tadi berada di pelukan berdering. Ia pun meminta izin untuk menjawab, sembari meloloskan napas lega.
"Assalamu'alaikum, Dara? Dara... gimana keadaan kamu sekarang?"
"Gimana Ra? Dokter bilang apa? Kamu kenapa Dara?!"
"Mas tahu, apa makanan terakhir yang dia konsumsi?" memprioritaskan apa yang penting, Gio tak menggubris pertanyaan si penelepon.
"Tadi..." rendah suara Rangga terdengar gugup, napasnya beradu tak karuan. "Kami makan di restoran seafood dan dia makan banyak kerang, apa mungkin..."
"Dok, dokter! Katanya pasien bernama Dara habis makan kerang, dok. Banyak." ucap Gio sambil sedikit menjauhkan ponsel dari telinga, pada siapa saja petugas medis yang dapat mendengarnya.
"Mas?! Halo? Halo Mas!" Rangga tak henti berseru, sebab tiadanya respon yang didapat.
"Maaf, Mas. Tapi di sini semua orang fokus menyelamatkan nyawanya." tutur Gio.
"Dimana dia? Di rumah sakit mana Dara dirawat?" baritonnya kian meninggi.
"Bukannya dia tadi gak mau lihat muka Mas? Sebaiknya Mas gak perlu datang dan tolong, kabari saja keluarganya langsung."
"Siniin hape-nya!" ucap sebuah suara melengking. Spontan Gio memberi lebih banyak jarak antara speaker ponsel dengan telinganya.
"LO SIAPA SIH? Gue keluarganya Dara, gue perlu tahu dia ada di mana. Jangan sampai, elo gue laporin polisi dengan tuduhan penculikan!" ancam perempuan yang mengambil alih panggilan Gio dengan Rangga, menggebu-gebu.
"Saya chat alamat rumah sakitnya. Tapi saya sarankan, jangan ajak laki-laki tadi."
"EMANGNYA KENAP—"
Tut. Sambungan diputus.
Menyisakan Kara yang banyak mengutuk. Juga Rangga yang semakin kalut.
Gio mengirim pesan berisi lokasi rumah sakit tempat Dara berada. Setelahnya, ponsel Dara disimpan ke dalam tas sementara ia kembali memeriksa kondisi gadis yang ditolongnya.
-••---⭒.⭑❦⭑.⭒---••-
Berlindung dari sengatan panas matahari, Arum berjongkok lesu di bawah pohon buah kersen dekat lahan parkir cafe yang baru saja ia tinggalkan.
Ponsel di tangan kanannya masih belum ia pakai. Dirinya seperti kembali berdiri di garis start sedangkan larinya mungkin sudah mencapai delapan dari sepuluh putaran. Melanjutkan sisa putarannya mungkin sulit dan berat, tetapi membayangkan ia harus memulai semuanya lagi dari awal pasti akan sangat-sangat melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jouska - Day Off
RomancePernah nggak, kamu berpikir untuk melarikan diri? Jika ada satu hari dimana kamu memegang kuasa penuh untuk mampu meninggalkan segala urusan pelik dunia-yang semua orang tau bagaimana beratnya itu-untuk beristirahat. Khusus di hari itu kamu bisa me...