HAIII....Saya gelar lapak penerimaan cabe dari readers semuanya..
Kenapa gelar lapak terima cabe.. Kritik pedas sepedasnya (dan diharapkan saran) Karena... Duh mau bilang apa ya? Bingung.. Yang jelas part ini super duper gaje..!
Gak percaya? Baca aja langsung.. Dan saya ngilang dulu yaa.. Takut kesiangan sahurnya.. Hahaha.. Dadah :*
***
***
*** ***
***
***
Sejam setelahnya, Josh pulang dengan keadaan yang cukup menyeramkan bagi Celine.
Wajahnya merah menahan amarah. Sudut bibir kanannya sobek. Terdapat beberapa luka di bagian tubuhnya.
Buru-buru, Rose langsung membantunya ke kamar, yang sebelumnya dia membuatkan Josh secangkir teh hangat.
"SEHARUSNYA AKU MEMBUNUHNYA DARI AWAL! BUKANNYA MEMBIARKAN DIA BERADA DEKAT CELINE!" Teriaknya yang terdengar sampai keluar pintu.
Wajah Celine terlihat cemas. Dia ingin masuk dan menanyakan apa yang terjadi, tapi dengan cepat Rose melarang dan menyuruh Cody menjaganya.
Bukan hanya Celine yang cemas, tetapi Cody juga. Memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ini.
"Apa yang terjadi?" Tanya Celine pada Cody.
Cody tersenyum masam.
"Kau cari masalah lagi dengan Josh?"
Cody menggeleng. "Seingatku, aku belum membuat masalah besar untuknya."
Celine menggigiti kuku ibu jarinya. Menatap ke kamar Josh cemas. "Lalu apa? Kenapa dia marah seperti itu?" Bisiknya sangat pelan.
Jika Cody seperti manusia lainnya, mungkin dia tidak bisa mendengarnya. Tapi berbeda. Cody bukan manusia. Dia vampir.
Mendengar Celine seperti itu, dia tidak bisa menjawab. Tapi dia tahu bahwa semua ini berhubungan dengan Gabriel.
Tiba-tiba pintu terbuka, Rose dan Josh keluar dari kamar itu. Josh masih menahan amarah. Kulitnya yang putih tampak merah. Matanya masih menyiratkan kemarahan yang sangat besar saat bertatapan dengan mata Cody.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Pertanyaan yang sebenarnya dia ajukan untuk dirinya sendiri.
Namun Rose mendongak, menatapnya setelah mengalihkan perhatiannya dari Josh.
Tangannya yang lembut itu masih mengusap lengan Josh. Berharap dia dapat meredakan amarah Josh saat ini.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir mereka. Hanya tatapan tajam yang berlaku untuk Cody. Cody menundukkan kepalanya, mencoba merangkai kata yang pas, untuk mengurangi suasana panas ini. Apalagi setelah dia mendengar apa yang ada di pikiran Josh.
"Gabriel adalah kakak kandungku." Katanya, yang mendapat cibiran dari Josh. "Kami tidak ada hubungan darah dengan Frans. Tetapi saat itu dia-"
"Cukup! Aku tidak perlu asal usulmu!" Potongnya. Kini pandangannya beralih ke Celine. Pandangannya melembut walau masih terlihat kilatan amarah. "Kemarilah." Perintahnya.
Celine menggigit bibir bawahnya. Perasaannya sungguh membingungkan. Bukannya dia takut dengan kakaknya. Tetapi dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sekarang ini. Dia tahu, ada hal yang tidak dia tahu, hubungan antara Josh dan Cody.
"Kau menyayangi keluargamu kan?"
Celine menganggukan kepalanya.
"Kalau begitu kemarilah."
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Darkness Comes
VampireCeline, gadis berdarah murni penyihir yang baru saja pindah dari Itali, tidak menyangka melihat sebuah adegan yang mengharuskannya berhadapan dengan pangeran vampire. Walau kekasihnya pun seorang vampire, tetapi itu semua tetap membuatnya takut meng...