Part 5

1K 56 14
                                    

"Kuncinya konsentrasi.. Kau sendiri sudah belajar bagian dasar dan segala teori-teorinya.." Rose berdiri di samping Celine dengan kedua tangannya di silangkan di depan dada.

"Kau yakin dengan kelinci?" Tanya Celine ragu. Di depannya telah ada empat ekor kelinci yang sangat lucu-lucu. Bergerak ke sana kemari. Kelinci itu baru saja ditangkap oleh Josh.

Rose mengangguk penuh dengan keyakinan. "Fokus pada salah satu kelinci.. Ucapkan mantra pengunci tubuh.. Pelan tapi tegas." Katanya sambil memperhatikan salah satu kelinci yang sedang berlari. Tongkat sihirnya pun telah diarahkan ke kelinci itu. Tiba-tiba saja, kelinci itu berhenti dan langsung kaku di tempat. Hanya matanya yang melirik penuh ketakutan.

"Wow.. Keren!"

Hanya kalimat itu yang dapat diucapkan Celine. Sedangkan Josh hanya duduk memperhatikan mereka dari atas pohon.

"Cobalah!" Kata Josh.

Celine langsung mengambil ancang-ancang. Matanya menatap lurus kelinci abu yang sedang menggigiti wortel. Tongkat sihirnya telah diarahkan tepat pada kelinci itu. Bibirnya juga sudah bergerak membaca mantra.

Namun, setelah beberapa detik terlewat, kelinci itu sama sekali tidak mengalami perubahan. Sang kelinci malah semakin asik menggigiti wortelnya.

"Konsentrasi Celine! Coba lagi."

Celine mencoba lagi, namun hasilnya sama seperti yang pertama. Berkali-kali dia mencoba, tak ada yang meninggkat. Terkadang hanya sebelah badan, atau kepalanya saja.

Dia menghela nafasnya kasar. Berpikir apa yang salah. Dia sendiri sudah mencoba berkonsentrasi penuh.

Josh turun dari atas pohon dan langsung merebut tongkatnya. Dia mengayunkan tongkatnya dan dalam sekejap dua kelinci sudah kaku. Bahkan kelinci yang tadi menggigiti wortel, sudah terlempar ke teras rumah.

"Apa sulitnya? Buktinya aku bisa langsung mengunci dua ekor, dan satu ekor lagi aku lempar jauh dalam sekaligus. Masa kau tak bisa?" Katanya dengan melempar tatapan sinis.

"Segitukah otakmu? Aku bingung kenapa Mom selalu bercerita ke semua orang tentang betapa bangganya dia memilikimu. Sedangkan otakmu lebih kecil dari kacang." Josh langsung mengembalikan tongkatnya dan meninggalkan Celine.

Berbeda dengan Josh, Celine langsung memainkan ujung T-Shirt-nya dengan cemberut sambil menatap Josh. Sedetik kemudian Josh langsung diam di tempatnya.

Sambil menggembungkan pipinya, Celine langsung menghampiri Rose yang menatap ngeri. Dia sama sekali belum sadar bahwa dia telah membekukan sang kakak. Rose berteriak senang dan langsung mengayunkan tongkatnya. Sedangkan Celine langsung duduk di akar pohon yang besar.

"Kau tak apa-apa?" Tanya Rose dengan senyum penuh, menampilkan sederet gigi putihnya. "Bukan aku yang melakukannya."

"APA?" Tanya Josh kaget.

Rose menganggukkan kepalanya, "aku serius! Mungkin dia tidak begitu tertarik dengan kelinci, dan lebih tertarik dengan kakaknya sebagai kelinci percobaan."

Dengan tatapan tak percaya, Josh langsung mengalihkan pandangannya ke arah Celine yang sedang duduk di kelilingi empat kelinci. Salah satu kelinci melompat ke pangkuannya. Dan satunya menatap ngeri ke arah tongkat yang dipegang tangan kanannya.

"Coba saja lagi kalau tidak percaya." Kata Rose tenang yang langsung berjalan ke arah Celine. Menyuruhnya untuk menunjukkan kemampuannya mengunci tubuh Josh.

"Aku tak sengaja, lagi pula mungkin itu bukan aku yang melakukannya." Bantah Celine ketika Rose sudah menceritakan dan menyuruhnya melakukan sihir seperti tadi.

When the Darkness ComesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang