Keesokan harinya..
Tari," Pagi teman teman."
Nafi," Pagi!! Tumben kamu berangkat telat."
Tari,"Macet, biasa lahh."
Aiza,"Halo!"
Melati,"Kok telat Za?"
Aiza," Tadi bangun kesiangan."
Zulfa,"Karena apa coba kalian tebak, aku tau." Zulfa tertawa melirik Aiza.
Aiza matanya melotot kearah Zulfa."
Heni,"Kenap Zul?"
Aura,"Ah kelamaan, Cepean."
Zulfa,"Kemarin di chat si Putra lama banget, aku nemenin dia chat sambil nunggu dibales Putra ampe jam 11 malem, si Putra juga nggak tau waktu."
Aiza," Ah kamu itu!" Aiza marah kepada Zulfa.
Melati,"Tenang.. Tenang.. Kita bisa jaga rahasia kok, lagian kenapa chatan ampe semalam itu kalo nggak buat Aiza." Melati tertawa, teman teman ikut tertawa. Pipi Aiza memerah.
Nafi, "Aiza, kamu tadi nggak menghampiri Rahma sebelum berangkat sekolah? Biasanya kan kalian bareng."
Aiza,"Oh.. Iya.. Aku hampir lupa, tadi aku telat juga karena menunggu Rahma."
Tari,"Memangnya Rahma kenapa lama?"
Aiza,"Tidak tau, dia lama nggak muncul dari rumah, aku ninggalin Rahma aja."
Melati, " Ah, dasar kamu ini."
Di tengah kehangatan pembicaraan mereka, pak satpam datang..
Pak Satpam," Dek, permisi ini tadi ada yang titip surat untuk kelas ini."
Heni," Oh.. Iya pak, terima kasih." Heni meraih surat tersebut dari tangan Pak Satpam.
Pak Satpam," Oh.. Iyaa, sama sama." Pak Satpam pergi meninggalkan kelas dan kembali ke pos satpam.
Heni,"Ini surat dari orang tuanya Rahma." Heni menunjukkan surat tersebut kepada sahabat-sahabatnya. Heni membacakan surat tersebut, surat tersebut memberitahu bahwa Rahma izin tidak berangkat sekolah karena ada keperluan.
Aiza berkata dalam hati,"Apa penyakit Rahma kumat ya?"
Zulfa,"Kok kamu kelihatan khawatir gitu."
Aiza,"Ha? Enggak, biasa saja."
Nafi,"Aiza,kesini sebentar."
Aiza,"Kenapa?"
Nafi,"Aku curiga, sepertinya Rahma sakitnya kumat."
Aiza,"Iya, tadi aku mikir juga seperti itu."
Nafi,"Apa nanti pulang sekolah kita ke rumah Rahma?"
Aiza," Tadi waktu aku menghampiri Rahma, rumahnya tertutup seperti tidak ada orang."
Nafi,"Nanti kita cek lagi."
Aiza,"Baiklah."
Kkrriinngg.... Bel masuk sekolah berbunyi, seluruh siswa SMPN Tunas Bangsa 3 masuk ke kelas masing masing untuk mengikuti pelajaran.
3 jam kemudian...
Nafi,"Ayo jajan, aku laper."
Aiza, "Okee, kalian ikut?"
Zulfa,"Aku ikut."
Aiza,"Heni,Tari,Melati, dan Aura?"
Heni,"Aku harus urus pidato."
Tari,Aura," Aku juga."
Melati,"Aku ikut Tari,Heni, dan Aura saja, siapa tahu ketemu Arya."
Aiza,"Yasudah, ayo."
Di perjalanan menuju kantin...
Zulfa,"Eh tu ada Mas Dika, wah sayangnya nggak ada Rahma."
Nafi,"Nanti kalo Mas Dika tanya Rahma ada dimana, jawab saja, di kelas ya?"
Aiza,Zulfa," Kenapa?"
Nafi,"Kalian tahu kan, Mas Dika sayang banget sama Rahma, nanti kalo dia khawatir gimana? Kan mengganggu pelajarannya."
Zulfa,"Iya deh."
Mas Dika,"Halo kalian."
Aiza,Nafi,Zulfa," Eh.. Ada Mas Dika."
Mas Dika," Tumben nggak ada Rahma, Rahma dimana? Dia nggak jajan lagi? Nanti kalo sakit perutnya kumat lagi gimana?"
Aiza,"Rahma ada di kelas."
Mas Dika,"Yasudah, nanti aku ke kelas kalian ya."
Nafi,"Eh.. Jangan Mas.. Pliss.. Jangan." Nafi memohon.
Zulfa,"Iyaa jangan yaa."
Dika," Kok kalian jadi aneh begini."
Aiza,"Eh.. Em.. Anu.. Soalnya Rahma itu lagi... " Aiza bingung.
Zulfa,"Lagi ngerjain tugas , iya dia lagi ngerjain tugas." Zulfs gugup.
Mas Dika,"Oh.. Yasudah , Aku duluan ya."
Zulfa, Nafi,Aiza," Oh.. Ya, pokoknya jangan ke kelas."
Nafi,"Aduh.. Gimana ini kalo Mas Dika curiga."
Zulfa, "Semoga saja tidak curiga, ayo masuk kantin."
Dika berkata dalam hati, "Kok mereka bertiga aneh semua ya, seperti ada yang disembunyikan, semoga Rahma tidak kenapa kenapa."
Di dalam kantin..
Zulfa,"Ah, sebel Aku kalo desak desakan seperti ini."
Yoga,"Ramai banget ni kantin."
Aiza,"Zulfa lihat sebelahmu." Aiza menepuk bahu Zulfa.
Zulfa,"Emang sia.... Ehh Mas Yoga. " Zulfa terkejut.
Yoga,"Bu,ini berapa?"
Bu Kantin,5.000."
Lalu Yoga membayar dan keluar dari kantin, ia tak sengaja tersenggol Zulfa."
Yoga, " Eh.. Maaf ya."
Zulfa,"Eh.. Bicara sama siapa? Aku?" Zulfa salah tingkah.
Yoga,"Iya, sama kamu."
Zulfa,"Oh.. Aku .. Eh.. Iya ... Em.. Gakpapa santai aja, lagian aku juga seneng kesenggol kamu." Zulfa keceplosan, dia menutup mulutnya.
Yoga, "Eh.. Kenapa?"
Zulfa,"Nggak apa." Zulfa tertawa.
Zulfa berkata dalam hati,"Untung saja dia nggak dengar."
Yoga meninggalkan kantin, Aiza,Nafi,dan Zulfa juga.
Nafi,"Zul, tadi aku melihat Mas Yoga."
Aiza,"Dia tadi kesenggol."
Nafi tertawa keras , sebagian murid melihat dia.
Nafi,"Ups.. Aku kelewatan, maaf ya."
Zulfa dan Aiza tertawa.
Sementara Heni,Melati,Tari,dan Aura..
Melati,"Arya dimana ya, dari tadi aku belum melihatnya."
Heni,"Tari, ini cocok tidak untuk aku pidato?" Heni menunjukkan sebuah buku kepada Tari.
Tari,"Ini kurang menarik, coba cari yang lebih bagus."
Heni,"Oke lah, sebentar ya. "
Tari,"Ciee.. Dari tadi liatin kelasnya Arya, padahal Arya tidak ada disitu."
Melati,"Gimana kamu tau Arya tidak ada di kelas?" Melati bingung.
Tari,"Itu, dari tadi dia di pojok, kamu tidak lihat?" Tari tertawa.
Melati,"Lo, kok aku nggak tau, gimana kalo dia tau dari tadi aku lihatin kelasnya dari jendela
perpustakaan? "
Tari,"Ha.. Ha.. Ha.. Ya mana saya tau, dari tadi kamu dlihatin lho."
Melati, "Eh.. Serius?"
Tari, "Terserah."
Dika datang ke perpustakaan..
Aura,"Eh.. Ada Mas Dika."
Dika,"Eh kalian, Rahma kemana?"
Tari, " Lho, Rahma kan nggak masuk sekolah."
Dika,"Tadi kata Aiza,Zulfa, dan Nafi, Rahma ada di kelas. "
Melati," Eh... Em.. Iya dia di kelas." Melati membohongi Dika.
Dika,"Kok pada aneh sih, aku curiga pasti Rahma tidak berangkat. "
Heni,"Emang dia nggak berangkat." Heni keceplosan karena sedang konsentrasi mencari buku pidato."
Dika,"Eh.. Serius? Kalian kenapa nggak bilang bilang."
Aura:"Ntar kalau bilang kamu khawatir lagi"
Dika:"Ya jelas lah emang dia kenapa ga berangkat? "
Melati:" Kurang tau tadi di surat hnya tertulis ada keperluan gitu"
Tari:"Iya tadi hanya tertulis begitu entah kenapa"
Aiza,Zulfa,dan Nafi pun muncul dari depan perpustakaan
Aiza:"Eh kalian belum selesai...? Lho? M mas Dika"
Dika:"Apa? Kamu membohongi aku kan sudah tau"
Zulfa:"Kan kami takut Mas Dika khawatir"
Nafi:"Dan pasi iya"
Aiza:"Maaf ya"
Dika:"Sudahlah tak apa"
Aiza:"Oya nanti kami rencana mau nengok ke rumah Rahma mau ikut?"
Dika:"Sebenarnya aku mau banget tapi aku ada urusan SKI"
Nafi:"Ya sudah kalau begitu titip salam tidak?"
Melati:"Jangan di tanya pasti lah titip salam rindu " Melati pun tertawa
Dika:"Ya iya lah titip salam aku kangen sama dia"
Heni:"Wadoo ntar Rahma seneng banget"
Aura:"Iya ya gimana ekspresi Rahma nanti"
Dika:"Ehhhh jangan titip salam aja "
Zulfa:"Aaa takut aaa"
Melati:"Gugup dia haa..ha..ha..."
Kringgggggg bel masuk pun berbunyi
Aiza:"Ah sudah kami masuk ke kelas duluan"
Dika:"Oke"
Lalu Aiza,Melati,Nafi,Zulfa,Aura,Heni,danTari berlari menuju ke kelasnya
Sedangkan Dika bertemu dengan Yoga
Dika:"Eh yog nanti ka...."
Yoga:"Duluan tu guru killer dah masuk" Yoga pun berlari dengan kncangnya menuju kelasnya
Dika:"Ah ya sudahlah" Dika berjalan menuju kelasnya
Kriiiinnnnngggggggg bel pulang berdering dengan kencang
Aiza:"Jadi ke rumah rahma?"
Melati:"So pasti"
Tari:"Kami gimana kami di suruh latihan"
Heni:"Iyaps betul"
Aura:"Apa kita ga ikut dulu gapapa?"
Nafi:"Gapapalah kami ner empat dulu aja"
Zulfa:"Iya"
Melati,Zulfa,Aiza,dan Nafi pun bergegas menuju rumah Rahma
Aiza:"Assalamu'alaikum Rahmaaa rahmaaa"
Nafi:"Hus jangan keras keras"
Melati:"Iya kamu ih"
Aiza:"Abisnya ga ada sahutan"
Zulfa:"Kayaknya ga ada orang deh sepi gini"
Tetangga Rahma:"Eh dek cari Rahma ya?"
Aiza:"Eh iya bu kalau boleh tau kemana ya?"
Tetangga Rahma:"Tadi pagi pagi sekali sih Rahma di bawa sama orang tuanya kayaknya ke Rumah sakit"
Nafi:"Apa?? Ke rumah sakit? Kalau boleh tau Rumah sakit mana ya bu?"
Tetangga Rahma:"Rumah Sakit Umum "
Melati:"Ya sudah terimakasih ya bu"
Tetangga Rahma:"Sama sama"
Zulfa:"Terus gimana ini udah sore lo"
Melati:"Besok saja sekalian kita ajak semua Mas Dika juga"
Aiza:"Iya besok pulang sekolah"
Nafi:"Sebenarnya Rahma sakit apa ya?"
Aiza:"Khawatir jadian"
Melati:"Iya nih perasaanku ga enak"
Zulfa:"Ya sudah kita bahas besok saja "
Aiza:"Sekarang kita pulang saja"
Melati:"Ayoo"
Nafi:"Oke"
Zulfa:"Siipp"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love in School
Novela JuvenilKisah cerita persahabatan kedelapan orang. Empat kisah percintaan, keempat sahabat tersebut mencintai seseorang yang berada dalam satu organisasi dan keempat lainnya akan mengikuti lomba mewakili sekolah di luar negeri. Ikuti terus kisahnya! Jangan...