3

53 10 0
                                    

You keep my mind and my heart busy.

****

Setelah kejadian tadi, Amara dan Tiara loncat-loncat kegirangan. karena sahabatnya baru di ajak ngobrol sama cowok ganteng yang baru tadi mereka bicarakan.

sedangkan Viera masih heran. kenapa tadi saat di halte laki-laki itu dingin
dan sama sekali tidak ada tampang baiknya. tapi tadi, sifatnya berubah seratus delapan puluh derajat. terlihat seperti anak kucing galak yang diberikan makanan dan menjadi jinak seketika.

"Ra, lo ga ngasih tau kita kalo lo kenal sama dia ra"

"jahat lo ra, jahat" ucap Tiara Dan Amara dengan Tampang Teraniyaya.

"gue aja belum kenal dia. gue juga belum tau siapa namanya" ucap Viera sambil melamun.

"tapi tadi dia nyamperin lo ra. dia duduk disebelah lo, ngajak ngobrol, apa itu yang namanya ga kenal?" ucap Tiara menggebu-gebu.

"gue aja kaget, kenapa dia ngajak ngobrol gue, padahal kan kita belum kenal" Ucap Viera dengan tampang bloonnya.

memang terkadang Viera oon jika menyangkut masalah laki-laki.

"itu tandanya dia mau kenal, dan dia mau deket sama lo" ucap Amara kesal karena ketidak pekaan Viera.

"gue yakin kalian bakal ketemu lagi" ucap Tiara yakin.

seketika, obrolan mereka terhenti karena bapak Nana guru Matematika masuk ke kelas.

"semoga aja gue ketemu dia lagi" ucap Viera dalam hatinya sembari tersenyum.

"lo ngapain senyum-senyum sendiri?" ucap Amara pelan takut ketahuan pak Nana.

"kayanya sahabat kita lagi jatuh cinta nih" ucap Tiara pelan sambil melihat kearah belakang tempat kedua sahabatnya duduk.

"FINALLYYY!" ucap Amara berteriak sambil mengangkat kepalan tangannya dan tak sadar pelajaran sudah dimulai. dan otomatis semua siswa menengok ke arah Amara.

"Amara!! kalau kamu mau konser, silahkan kamu keluar" ucap pak Nana santai.

sontak semua siswa di kelas 11 ipa 2 menatap Amara dengan tatapan ngeri sekaligus kasihan.

"engga kok pak, kalau saya ada konser, saya pasti ngundang bapak" ucap Amara tak kalah santainya dan dibalas tatapan mengerikan oleh pak Nana.

semua siswa pun tertawa terbahak-bahak dan seketika berhenti ketika pak Nana menyuruh mereka untuk diam.

"kalau kamu bertingkah lagi, saya akan benar-benar mengeluarkan kamu dari kelas saya" ucap pak Nana dengan nada tinggi.

"siap 86 pak" ucap Amara santai sambil memberikan hormat kepada pak Nana.

Viera heran dengan kelakuan sahabatnya ini, mungkin kalau Viera jadi Amara dia akan sangat malu. Berbeda dengan Amara yang sepertinya tidak mempunyai urat malu.

lain halnya dengan Viera yang heran dengan Amara. Tiara justru kagum dengan kelakuan Amara. Sampai-sampai Tiara meminta Amara untuk mengajarinya dan mengajak Amara untuk berhigh-five.

mereka memang aneh dan unik, itu yang membuat Viera bahagia bersahabat dengan dua kutil itu.

****

"lo ngapain senyum-senyum sendiri kaya orang gila" ucap Ari teman sebangku Rangga.

sampai saat ini, Rangga hanya berteman dengan Ari. karena sepertinya Ari tidak akan memanfaatkan Rangga, dia akan tulus menjadi temannya. jadi, saat Rangga disuruh untuk memilih teman sebangku, Rangga memilih Ari untuk menjadi teman sebangkunya.

terbukti bahwa Ari tulus, karena tadi dia berkata 'gila' kepada Rangga tanpa ragu. padahal Ari baru berteman dengan Rangga tadi pagi.

"berisik lo, ganggu aja. dan asal lo tau, gue ga gila" jawab Rangga dengan nada ketus.

"atau jangan-jangan lo lagi suka sama seseorang? siapa? kasih tau gue dong" ucap Ari dengan nada penasaran.

"lo gak perlu tau" ucap Rangga dingin.

"galak amat, gimana kalo cewe yang lo suka illfeel sama lo gara-gara lo dingin?" ucap Ari cerewet seperti perempuan.

"keep silent please!" ucap Rangga ketus.

"lo ngomong kaya Miss Eva guru Inggris yang cerewet, Ga" ucap Ari.

"Nadanya beda kampret" ucap Rangga kesal.

"tapi tetep aja kata-katanya sama" ucap Ari ngotot.

"serah lo"

"atau mungkin lo berubah jadi kucing jinak kalo di depan dia" ucap Ari menebak-nebak dan tidak menggubris ucapan ketus Rangga, dan Ari sama sekali tidak terlihat kesal mendengar perkataan-perkataan dingin Rangga.

"sotau lo" ucap Rangga kesal.

setelah itu, Ari menenggelamkan kepalanya kedalam jaket hitamnya dan semenit kemudian dia sudah tertidur pulas padahal jam pelajaran sedang dimulai. keuntungan mereka duduk di meja paling belakang, jadi tidak akan terlihat oleh guru.
Ari memang teman yang pas untuk Rangga.

tanpa Ari tahu, perkataan terakhirnya tadi dibenarkan oleh Rangga.

"hai Rangga"

sapaan tersebut membuat senyum diwajah Rangga hilang seketika.

"lo masih tetep kaya dulu Ga" ucap seseorang itu sembari tersenyum manis.

****

RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang