7

41 7 0
                                    

and suddenly, all the love songs were about you

****

Pagi ini Rangga sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah. Selain karena Ashi tidak datang ke rumahnya lagi, Rangga juga bersemangat ingin bertemu dengan Viera.

"kalo ada piagam vi di tangan gue, gue kan punya alesan buat nyapa vi" ucap Rangga tersenyum lebar sambil membawa kunci mobil ditangannya.

"adek gue udah gede ternyata" ucap kak Syifa tersenyum sambil memunculkan kepalanya di pintu kamar Rangga.

sontak Kak Syifa membuat Rangga terlonjak kaget.

"lo ngagetin gue aja" ucap Rangga sambil mengusap-ngusap dadanya.

"Siapa Vi? gebetan baru?" tanya kak Syifa penasaran.

"kepo dasar" jawab Rangga kesal.

"kalo ada waktu, bawa dia ke rumah ga, gue pengen tau Vi yang mana"

"hmmm"

"Rangga!! kamar lo berantakan amat!!" teriak Kak Syifa sambil berjalan mendekati kasur berwarna hitam gelap milik Rangga.

"eh, kenapa lo ga kerja kak?" ucap Rangga baru teringat kenapa kakaknya masih ada di rumah, harusnya jam segini Kak Syifa sudah pergi ke rumah sakit.

"gue demam tadi malem, sekarang masih gaenak badan" ucap Kak Syifa sambil mengambil baju-baju Rangga yang berserakan.

"dokter kok sakit sih" ucap Rangga sambil memegang jidat kakaknya.

"beneran panas, kirain boongan" ucap Rangga.

"gue juga manusia ga, pasti bakalan sakit juga" ucap kak Syifa sambil berdecak kesal.

"udah istirahat aja sana, gausah beresin kamar gue"

"hmmm"

"gue pergi sekolah dulu ye, babay" ucap Rangga kepada kak Syifa.

"ati-ati"

setelah Rangga menutup pintu, tiba-tiba pintu kamar Rangga terbuka lagi.

kak Syifa mengira itu maling, tapi ternyata itu adalah Rangga.

"ada yang ketinggalan?"

"ada"

Rangga berlari ke arah Kak Syifa

"get well soon sis" ucap Rangga sambil mencium pipi Kak Syifa seperti anak kecil.

setelah itu, Rangga pergi kembali berjalan ke bawah untuk menyalakan mobilnya.

"untung adek kandung" ucap kak Syifa sambil mengelus-elus dadanya.

****

"Ra! tunggu!" ucap Aldy dari arah belakang Viera.

Viera kemudian menengok ke belakang, dan berhenti sebentar sampai Aldy menghampirinya.

"ke kelas bareng gue yuk" ucap Aldy sambil tersenyum.

Viera menjawab Aldy hanya dengan menganggukkan kepalanya.

jika dilihat dari dekat, Aldy semakin terlihat tampan. muka tirusnya, dan mata hitamnya terlihat menarik.

"ngapain lo liatin gue? ganteng ya?" tanya Aldy percaya diri.

"ih apaansi kepedean banget" ucap Viera gugup sambil memukul bahu Aldy pelan.

"proposal buat pensi udah selesai belum?" tanya Aldy

kebetulan, Aldy dan Viera satu ekskul di sekolah. jadi mereka sering berdiskusi bersama. Mereka berdua bergabung di organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Aldy menjabat sebagai bendahara, dan Viera sebagai sekretaris.

"aduh!! gue lupa dy, kayanya lusa baru beres deh"

"pikun dasar nenek"

"gue masih SMA woy bukan nenek-nenek" jawab Viera kesal.

"iyaaa nek"

Viera menjawab perkataan Aldy dengan tatapan mengerikan. Sementara Aldy hanya senyum tercengir tanpa dosa.

setelah percakapan itu, mereka tiba di depan kelas 11 ipa 2. sehingga keduanya pergi ke bangku masing-masing. menyisakan Viera yang masih kesal dengan ejekan Aldy tadi.

****

Lima menit yang lalu, bel keluar sekolah sudah berbunyi. dan semua siswa di kelas 11 ipa 2 sudah pulang, kecuali yang piket pada hari ini. Mereka harus membersihkan kelas terlebih dahulu sebelum pulang.

Viera piket hari ini bersama tiga teman Viera yang lainnya. dua orang temannya sudah pulang duluan. jadi sekarang hanya tersisa Viera dan Fitri yang merupakan ketua kelas di kelas 11 Ipa 2.

"Ra, gue pulang duluan gapapa? soalnya udah dijemput kakak gue nih" ucap fitri kepada Viera.

"oh, iya gapapa. Simpen aja sapunya disitu ntar gue yang beresin" ucap Viera Ramah.

"oke, makasih ra" ucap Fitri sambil menyimpan sapu di depan papan tulis, dan pergi berjalan ke luar pintu.

setelah Fitri pergi, Viera kemudian mengambil tasnya dan berjalan ke depan papan tulis sambil mengambil sapu dan membawanya ke belakang pintu.

saat Viera menutup pintu kelas, Viera tidak sengaja menginjak sepatu seseorang di belakangnya.

"eh, maaf maaf gue gase-" ucapannya terhenti ketika Viera melihat wajah dari seseorang yang tidak sengaja Viera injak.

"haii Vi"

"Rangga?"

"gue cuma mau ngasih piagam sama medali lo aja."

"btw, selamat ya. selain cantik lo pinter juga ya Vi" 

"makasih yaa" jawab Viera dan sontak pipinya memerah saat Rangga berkata 'cantik' kepadanya.

"eh iyaa, kenapa kemaren lo tiba-tiba lari Vi? padahal kan gue mau ngasih tau kalo piagam lo jatuh"

"emmm" Viera bingung mau menjawab apa.

"yaudah gapapa gausah dijawab. Lo mau pulang kan? bareng gue aja" ucap Rangga.

Saat Viera ingin berkata lagi, Rangga sudah menarik tangan Viera dan membawanya pergi ke tempat parkir belakang sekolah.

****

RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang