dedicated to rvdlp_
"Eo.. Noo..na wae?"
Chaeyoung mendengar suara berat itu terbata. Ada yang tidak beres di sini.
"Kau di rumah?"
"A..ani... eum.. ada latihan. Sepertinya hari ini aku juga tidak pulang," Entah kenapa mendengar jawaban laki-laki itu Chaeyoung semakin curiga.
"A.. geurae? sayang sekali padahal aku memasak banyak hari ini. Atau kuantar ke tempat latihan saja?" Chaeyoung memindahkan ponsel ke telinga sebelah kiri, sementara tangan kanannya sibuk mengeluarkan bahan makanan di dapur. Dahinya mengernyit ketika samar mendengar suara batuk dari lelaki itu.
Mendengar tawaran Chaeyoung, laki-laki itu terkesiap. "Tidak usah noona, lagi pula kapten janji akan mentraktir kami makan hari ini,"
Chaeyoung menghentikan aktifitasnya. Ia berkacak pinggang. Sungguh Jaehyun-nya hari ini aneh..
"Jung Jaehyun," Kebiasaan gadis itu memanggil kekasihnya saat kesal "Kau tidak menyembunyikan sesuatu kan ?"
"A..aniya.. menyembunyikan apa.. oh, noona kapten memanggilku, kututup ya.."
"Hei tu—" Sayangnya Jaehyun terlebih dulu mengakhiri sambungan. Chaeyoung berdecak kesal. Jarinya bergerak cepat mencari sesuatu di ponsel pintarnya. Dengan cepat menghubungi seseorang. Enak saja, laki-laki itu kira siapa yang sedang ia bohongi?
❤️재현이❤
Jaehyun menggeliat pelan. Matanya mengerjap beberapa kali. Ia mencoba bangkit dan merasa kepalanya sakit. Dahinya berkerut heran saat sesuatu jatuh dari dahinya. Handuk basah. Laki-laki itu memang terkena demam sejak semalam. Hanya saja ia tak merasa meletakkan handuk tersebut di dahinya sendiri.
Siapa? Noona kah?
Ia teringat saat kekasihnya menelepon tadi pagi. Bukannya ingin berbohong, ia hanya tidak ingin gadisnya khawatir. Ia berpikir istirahat sehari pasti akan membuat tubuhnya lebih baik. Jangankan latihan basket, bangkit dari tempat tidur saja tenaga tak ada.
Perlahan, lelaki itu duduk. Ia melihat ada baskom kecil di nakas tempat tidur. Pandangannya beralih ke luar jendela. Langit terlihat gelap. Rupanya sudah malam. Berapa lama sebenarnya ia tertidur? Suara samar televisi menarik perhatiannya. Jadi benar ada yang datang? Jaehyun berjalan ke luar kamar.
Senyum mengembang di wajah Jaehyun. Setelah merasa lebih baik, sosok yang ia rindukan ada di depan matanya. Laki-laki itu melangkah tanpa suara, menghampiri gadisnya. Memeluk erat dari belakang.
"Noona, kau datang?"
Kepala Jaehyun mengintip apa yang dimasak oleh Park Chaeyoung. Jantung Chaeyoung berdegup kencang karena perlakuan mendadak Jaehyun. Ia juga merasa lega, dari suaranya, keadaan laki-laki itu sudah membaik. Tapi enak saja, gadis itu sudah memutuskan untuk marah pada laki-laki di belakangnya. Sehingga ia hanya menoleh, menatap wajah Jaehyun sedatar mungkin.
"Oh..latihan ya? Aku baru tahu apartemenmu ini bisa menampung satu tim untuk latihan?" Sindir Chaeyoung. Pagi tadi, setelah menelepon Jaehyun, ia menghubungi Seo Youngho, kapten tim basket Universitas Yeonsei, sekaligus senior Jaehyun di jurusannya. Tentu saja tidak ada latihan, karena tim baru saja menyelesaikan pertandingan minggu lalu. Jadi minggu ini waktunya untuk istirahat latihan.
"Pergi sana!" Kesal, gadis itu melepas paksa pelukan Jaehyun. Laki-laki iti tersenyum kecil, merasa bersalah.
"Come on, honey... Aku hanya tidak ingin membuat noona khawatir..." Tak menyerah, Jaehyun kembali memeluk Chaeyoung dari belakang. Gadis itu dengan cepat melepas pelukan. Membalik paksa tubuh Jaehyun, mendorong lelaki tersebut duduk di sofa depan televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here, Noona
RandomEven if we fall apart Over frequent fights What's important is us So it's not meaningless It's just taking another step forward Our past tells us So whenever you ask me again How I feel Please remember My answer is you -d...