Chaeyoung tak bisa menahan senyumnya sejak tadi. Ia masih membayangkan ekspresi dosen pembimbing yang tersenyum, seakan menyembunyikan sesuatu. Kalau boleh jujur, gadis itu sebenarnya gugup. Hanya saja ia menutupi kegugupannya dengan senyum bahkan sesekali tawa seperti orang gila.
Akhirnya setelah perjuangan panjang, Park Chaeyoung selangkah lebih dekat menuju kehidupan orang dewasa sesungguhnya. Hari ini, ia telah mendaftarkan diri untuk sidang tugas akhir. Tak sia-sia beberapa hari terakhir ia kurang tidur. Setidaknya semua bisa dikumpulkan saat deadline. Biar saja komik buatannya memiliki hasil kurang matang, yang penting hari itu selesai dan dia sebentar lagi lulus.
Chaeyoung merogoh ponsel di saku celananya. Mencoba menghubungi Lisa. Sial, ponsel sahabatnya tidak aktif. Jennie sedang pulang ke kampung halamannya di New Zealand. Jisoo? gadis itu pasti sibuk di rumah sakit. Gadis itu sudah mulai koas sejak bulan lalu. Sial, saat dibutuhkan, semua menghilang. Jadilah Chaeyoung membuka grup chat, dan mengetik cepat.
Ia mendengus kecewa. Ingin berbagi berita bahagia tapi bingung pada siapa. Terpikir oppanya, tidak.. laki-laki itu juga sedang sibuk menggarap lagu baru. Dengan berat hati, ia memasukkan kembali ponsel ke saku, dan mengambil kunci mobil dari sakunya yang lain. Gerakannya sejenak terhenti.
Bodoh.. kenapa tidak beritahu yang punya mobil saja?
Senyum kembali mengembang di wajah Chaeyoung. Matanya menatap jam tangan sekilas. Tepat, sudah waktunya gadis itu pergi. Menjemput pemilik mobil.
🍑🍑🍑
Sebuah mobil putih memasuki gerbang School of Performing Arts Seoul (SOPA). Sekolah tampak lengang karena jam belajar sudah berakhir sejak 2 jam lalu. Hanya siswa anggota klub ekstrakurikuler yang masih tersisa. Seperti basket. Para murid baru saja keluar dari lapangan indoor setelah latihan.
Hampir semua laki-laki. Meski wajah lelah, mereka masih sempat bergurau satu sama lain. Sampai mobil putih tadi berjalan mendekat, berhenti 10 meter dari mereka. Suara klakson membuat gerombolan anak basket menoleh. Pintu kemudi terbuka, dan keluarlah Chaeyoung dari sana.
Gadis itu melambaikan tangan sambil tersenyum ke arah gerombolan. Ke arah Jung Jaehyun lebih tepatnya. Laki-laki itu ikut tersenyum. Merebut kembali botol minum yang isinya sedang ditegak Mark tanpa peduli. Mark tersedak, lalu mengumpat.
Jaehyun tertawa kecil, berlari meninggalkan mereka."Aku duluan, ya!"
Sementara gerombolan anak basket melongo. Bergantian melihat ke arah Mark dan Jaehyun. Mereka semakin terkejut saat melihat Chaeyoung tiba-tiba memeluk Jaehyun dengan wajah sumringah.
"Mereka pacaran?"
Tanya seseorang dengan nama Winwin di jerseynya. Mark hanya bersedekap, melihat Chaeyoung dan Jaehyun meremehkan.
"Mana sudi Chaeyoung noona berkencan dengan anak SMA,"
"Tapi Jaehyun hyung kan tidak kelihatan anak SMA,"
Sahut Haechan yang sontak dipukul kepalanya oleh Doyoung.
"Kalau mau bilang Jaehyun muka tua, tidak usah basa-basi,"
Lanjut murid bermarga Kim itu yang disambut tawa teman-teman lain.
🍑🍑🍑
Jaehyun terdiam kaku. Ia gugup. Meski ekspresinya biasa, telinganya memerah. Laki-laki itu sadar kalau Chaeyoung hanya menganggap dirinya sebagai adik. Pelukan itu, Chaeyoung seperti refleks karena terlalu senang dengan kabar yang ia sampaikan pada Jaehyun. Tapi tetap saja jantungnya berdebar.
"Jaehyun-ah.. sebentar lagi noona akan jadi sarjana..!"
Jelas Chaeyoung saat melepas pelukannya. Gadis itu bercerita panjang lebar tentang bagaimana bimbingan terakhirnya hari ini. Sementara Jaehyun tidak mendengarkan sama sekali. Laki-laki itu hanya sibuk menatap ekspresi Chaeyoung yang cepat sekali berubah. Tersenyum, sok galak mengikuti gelagat dosen, kesal karena sahabatnya tidak ada yang bisa dihubungi, tersenyum lagi, lalu tertawa.
Laki-laki itu baru sadar saat teman-teman klub basketnya berlari menghampiri mereka.
"Apa yang kalian lakukan?"
Tanya Jaehyun bingung. Mark justru mendekati Chaeyoung dan menggenggam erat tangan kiri gadis itu, dan menggoyangkannya sok imut.
"Kan Chaeyoung noona mau membelikan kita makan~"
Disambut seruan antusias anggota tim basket. Jaehyun menatap tangan Mark tajam. Menggerutu dalam hati. Sialan, ia jadi tidak punya waktu berduaan dengan noonanya!!
Park Chaeyoung.. Park Chaeyoung...
Gadis itu terlalu percaya diri. Memangnya kalau sidang, pasti lulus? Yah.. masa bodoh, masalah ketika sidang biar jadi masalah nanti. Sekarang ia harus berpesta ria melepas stress dahulu..
.
.Hai~
Lama ya aku g update?
Mian.. lagi fokus ngetik yang lain kmrn2 😁✌️Jadi ini terinspirasi lagi sama real life. Perasaan aing yang bomat sama sidang nanti kyk apa. Yang penting udah dulu daftar, bendel udh dikumpulin. Masalah dicacatin kyk apa biar jd masalah ntar.
Muahahahahaha
Dan ini tu maksa update sbnrnya. Mau up kmrn, sekalian merayakan sudah daftar sidang sekaligus kelar magang huhuu aku terharu. Sayang kmrn, hayati terlalu lelah lahir batin, g mau keluar dari otak idenya :')
Janji aku tu, g lagi phpin kalian. Tuh banyak kan simpenan chapternya wkwk. Blm ada yg kelar tapi.. sabar~ Ini aja yg nulis juga lagi sabar buat nahan g ngelanjutin dulu smp selse sidang ㅠㅠ
ok deh, minta doanya gaiseu :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Here, Noona
RandomEven if we fall apart Over frequent fights What's important is us So it's not meaningless It's just taking another step forward Our past tells us So whenever you ask me again How I feel Please remember My answer is you -d...