Eps. 10

130 20 1
                                    

"Kita akan mengadakan kamp. pelatihan," ujar Imayoshi.

Seketika gimnasium itu penuh dengusan putus asa dan beberapa protes mulai bergaung ke langit-langit.

"Setelah perjuangan kita melawan Kaijou yang habis-habisan kemarin, kita harus--" ucapan Imayoshi terhenti saat ia melihat Aomine mengangkat tangan.

//Oniichan Series\\
Eps. 10

"Daiki, tidak," Nyonya Aomine menggeleng keras, "tubuhnya lemah dan kautidak bisa menjaganya dengan baik," ujar wanita itu.

Aomine menunduk pasrah, "Aku hanya akan ikut kalau Rin juga diperbolehkan ikut," ujarnya.

Nyonya Aomine melirik suaminya yang menatap Aomine lekat-lekat.

Sementara para anggota keluarga yang sudah cukup dewasa berkumpul dengan membicarakan topik serius, Rin hanya bisa mengintip dari celah pintu sembari mengunyah bongkahan es batu.

***

"Wah, tak kusangka aku benar-benar boleh ikut," seru Rin riang, meloncat agak tinggi bagai katak dikeluarkan dari tempurung yang membelenggunya.

Rasanya ingin kucium dia disini sekarang juga!

Aomine mendengus, "Jangan banyak bergerak, kaujadi pusat perhatian," tegurnya dengan suara rendah.

Rin nyengir, "Di mana para Senpai dan Anesan berboing-boing besar itu?"

"Kita datang terlalu pagi," balas Aomine jengkel, "dan juga namanya Momoi Satsuki, dia tinggal di rumah sebelah," desisnya, "yang lain akan datang mungkin sejam lagi."

Rin ber'oh' dengan girang, "Bagaimana penginapan itu? Apa besar? Apa sebesar rumah Obaasama?" tanya gadis itu heboh.

Aomine mendengus, "Kenapa kausangat bersemangat?"

"Habisnya ini pertama kali aku pergi keluar tanpa Chuuya atau pengawal," jawab Rin tanpa memudarkan senyum, gadis itu menoleh ke Aomine dan tersenyum sedemikian manis, "jadi aku sangat senang!"

Aomine terkesiap. Ia berjengit mundur dan menutup mulutnya dengan salah satu tangan.

Gawat, dia benar-benar minta dicium!

"Bo-bodoh!" bentak Aomine sembari mengalihkan pandang ke sembarang arah, "ja-jangan melakukan hal aneh lagi."

"Aneh?"

***

Penginapan itu tidak terlalu besar. Tidak pula terlalu kecil. Dari brosur, dijelaskan bahwa penginapan dengan design eksterior tradisional itu memiliki pemandian air panas dalam jajaran fasilitasnya yang membuat Rin melompat-lompat kegirangan berpikir akan mencobanya.

Aomine mendengus, berujar tajam, "Kolam pemandian air panas itu dalam, kaubisa tenggelam."

Yang seketika membuat Rin pundung.

"Sayang sekali tapi anak di bawah umur tak bisa masuk pemandian," ujar Imayoshi membenarkan, "dan memang kautidak mungkin bisa mencapai dasar kolam dengan tinggi seperti itu, Aomine-chan."

Berakhirlah Rin berguling di kasur yang akan ia tempati dengan pipi dikembungkan.

"Kami duluan, ya~" pamit Imayoshi dan lainnya, meninggalkan Aomine dengan tugas membujuk Rin.

Aomine mendengus, "Ya."

Hening.

Rin menoleh agak ke belakang, "Aniki tidak ikut ke pemandian?" tanyanya pelan.

Aomine menggeleng, mulai membuka majalah yang sengaja dibawanya lalu menyandar ke ambang pintu, "Aku akan menemanimu."

"Benarkah?" tanya Rin menutup wajahnya dengan selimut.

Aomine mengangguk.

"Kalau begitu ayo berkeliling," ajak Rin pelan.

"Tidak."

*

Hampir tiga puluh menit Aomine menunggui Rin. Hampir tiga puluh menit sejak percakapan itu pula Rin tak bergerak sama sekali. Membuat hati Aomine agak panik. Lebih-lebih saat pemikiran paling terburuk mampir ke benaknya.

Maka ia bangkit, melangkah cepat ke arah adiknya itu dan sedikit menyingkap selimut yang menutupi.

Rupanya tertidur.

Aomine mengembuskan napas lega. Bergerak untuk mendudukkan diri di dekat kasur lantai yang dibaringi Rin itu lalu menopang dagu. Maniknya menatap lekat wajah adiknya.

Dia tidak manis kata Ran. Tapi memang wajahnya sedap dipandang.

Bulu mata pendek-pendek itu, alis tipis itu, hidung mungil itu, dan bibir merah pucat itu. Kelihatan begitu menyegarkan di mata Aomine.

Tanpa bisa menahan diri Aomine menunduk, hendak meraup bibir mungil adiknya yang membuka-tutup itu dengan bibirnya sendiri.

Deru napasnya begitu lembut,

... Hangat menerpa di wajahku.

.


.

Aomine membanting pintu, berjalan menjauh dengan wajah mengepulkan asap. ***

Oniichan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang