Setelah melewati jalan setapak dengan pinggiran yang langsung menjorok ke sungai dengan arus deras dan juga beberapa jasad pohon timbang yang menghalangi jalan akhirnya Momoi menemukan Aomine. Pemuda itu duduk dengan tampang malas sementara manik setia menatap pada majalah di tangan.
"Aomine-kun!" seru Momoi keras, "sedang apa kau di sini?! Ayo kembali!" ajak gadis itu.
Aomine melirik malas, "Aku tidak mau," tolaknya cepat.
Momoi menggigit bibirnya, pandangannya memburam, "Apa sih yang salah denganmu?! Jangan ngambek seperti seorang gadis! Kau harus latihan!"
"Aku tidak ngambek," sanggah Aomine cepat.
"Iya! Kaungambek!" tegas Momoi, gadis itu menunduk dalam, "padahal aku merindukan waktu saat kaumemilih sepatu untuk kaugunakan saat pertandingan," ujar Momoi sedih.
Aomine diam. Maniknya menyayu, namun ia masih tak menunjukkan ekspresi apapun.
"Kembali--"
"UGYAAAAA!"
//Oniichan Series\\
Eps. 12Napas Aomine memburu. Majalahnya langsung ia lempar begitu saja ke sembarang sudut dan dirinya terburu berlari saat mengenali suara itu.
Itu suara Rin, Aomine sangat yakin. Begitu keras dan terdengar panik, pun konyol di saat bersamaan, pertanda gadis itu tak jauh dari lokasinya saat ini. Tak ada yang Aomine pedulikan, ia hanya ingin memastikan apa yang terjadi pada adik tercintanya.
"Oi! Ueki! Karasuno! Siapapun?!? teriakan itu terdengar konyol.
Aomine mengedarkan pandang dengan panik, mendapati Rin dengan beruntung tersangkut di batang salah satu pohon beringin besar yang menjulur ke sungai, beberapa mili di atas permukaan air.
"Shiratori?! Neko?! Wuaaai! Aku tak tahan dengan Aoba Johsai sama sekali!" teriak gadis itu lagi, seperti kucing ia mencoba memanjat ke batang itu. Namun arus yang begitu deras menghantam tubuh mungil Rin membuat gadis itu kesulitan, pun dengan lumut pada batang yang membuat permukaan lebih licin.
Aomine menatap ngeri arus sungai itu. Terpaku dengan kaki mulai gemetaran. Teriakan konyol itu masih terdengar, dengan beberapa kali seruan tak jelas bukti ketidakberdayaan sang gadis di hadapan kekuatan Mother Nature.
"Aomine-kun!" Momoi berteriak nyaring, "cepat tolong dia!"
"Eh?!"
"GWAAAA!"
Aomine tersadar. Rin masih di sana, sekuat tenaga mencengkeram batang pohon beringin itu dengan tubuh basah kuyup.
"Uwah, ada Aniki," seru Rin, terdengar girang, gadis itu dengan susah payah merayap lagi hingga tubuhnya agak terangkat dari permukaan air dan sempurna keluar dari kuatnya arus lalu melambaikan tangannya tinggi-tinggi, "aku hampir saja mati!" ujar gadis itu lalu terbahak, "tapi tidak jadi!" tambahnya, "ranting ini menolongku!" serunya lagi.
Aomine mendecih.
Rin yang mendengar respons negatif itu menunduk perlahan. Senyumnya luntur.
"Aomine-kun, dia tersangkut!"
*
Pantat Rin menubruk tanah dengan keras. Membuat gadis itu meringis dan sedikit mendesis kesakitan. Pun rasa berdenyut di lengannya karena Aomine menarik terlalu kuat di sana.
"Sebaiknya kaumati saja tadi," desis Aomine tanpa meliriknya.
Rin terdiam. Menatap punggung kakak lelakinya itu dengan mulut perlahan gemetar karena kedinginan. Manik cokelat gadis itu berkilat pelan. Rin menunduk, memeluk dirinya sendiri lalu bersin.
[Bruk!]
Gadis itu terkesiap, begitu pula Momoi.
Rin mengambil benda yang menghalangi pandangannya, rupanya kaus Aomine. Saat ia mendongak, Aomine sudah pergi menjauh dengan bertelanjang dada.
Momoi tersenyum muram, "Pakailah itu, kita akan kembali ke Tokyo," ujarnya.
***
Wakamatsu mengernyit saat melihat Aomine kembali ke areal latihan mereka dengan kondisi setengah telanjang.
"Ngapain kau?!" tanyanya heran.
Aomine mengernyit.
"Ternyata masakanmu enak juga, Aomine," puji Imayoshi.
"Eh?"
Saat Aomine mendekat ke kerumunan, rupanya sudah tersaji masakan lengkap bergizi.
Juga sebuah ranting dengan bekas patahan yang menancap tak jauh dari sajian itu. ***
KAMU SEDANG MEMBACA
Oniichan [✓]
FanfictionKarena kesalahpahaman bisa jadi hubungan raket aman damai bahagia jadi terpisahkan jarak. Karena sebuah kesalahpahaman mengerikan dari orang dewasa, Aomine harus berpisah dengan adik tercinta yang amat disayanginya. Saat ia kembali pun waktu yang d...