Eps. 14

125 16 0
                                    

"Hampir mati dua kali?" Rin menyesap air masam dalam tomat yang dimakannya, menatap polos Nyonya Aomine yang terduduk dengan air mata tak berhenti mengalir di tepi ranjang.

Dengan lesu Nyonya Aomine mengangguk, "Bukan salahnya," ia membela putra sulungnya, "bukan salahmu juga," tambahnya, "tapi salah ibu."

//Oniichan Series\\
Eps. 14

Rin mengernyit mendengar ucapan penuh kesuraman itu. Gadis berambut cokelat itu menyuapkan potongan terakhir tomat merah kesukaannya lalu menggenggam tangan Nyonya Aomine.

"Ibu tidak pernah salah," seru gadis itu.

Nyonya Aomine tersenyum getir, "Bukan begitu," sahutnya sembari menggeleng pelan.

Rin meneleng bingung, "Hn?"

Manik cokelat yang lelah itu bergulir ke jendela. Menggali. Jauh berkelana ke alam ingatan.

"Kakakmu hampir menikammu," ujar Nyonya Aomine, "Akane-ji melihat itu dan langsung melapor pada Obaasama."

"He?"

***

"Aomine-kun--"

"Berisik, Satsuki," potong Aomine cepat, mendecih malas sembari melipat kembali kaus Rin yang sudah dijemurnya.

Momoi terdiam dengan pandangan sayu.

"Bagaimana dengan Rin?" tanya Aomine akhirnya.

"Beberapa jam setelah aku mengantarnya pulang, Pamanmu datang," ujar Momoi pelan, "bu-bukankah bagus? Dia akan kembali ke rumah Yoshio."

Aomine menunduk, "Yah," gumamnya pelan, "dan aku tidak akan bisa bertemu dengannya lagi."

Momoi menunduk, "Hei," panggilnya pelan.

Dibalas gumaman pelan Aomine.

"Aku mendengar Paman bicara soal 'hampir membunuh dua kali' saat aku membuang sampah sebelum kembali kemari tadi," ujar Momoi canggung.

Aomine mendongak ke langit-langit. Menggenggam kaus hitam bertuliskan 'Trusted' size L milik Rin dan mengembuskan napas lelah.

Ah, kejadian itu, ya? Pikirnya getir. Aku melemparkan pisau dapur ke arah Rin. Paman Akane melihatnya dan melapor pada Obaasama.

"Mereka tak tahu saja," gumam Aomine yang membuat Momoi mengernyit, "ada ulat hitam besar saat itu."

***

"Cmiiw~ cmiiiw~ Uwah, si muka seram dan jeruk mandarin itu memang kombi terbaik," seru Rin riang pada layar televisinya. Gadis itu sedang nonton rupanya.

Nyonya Aomine ada keperluan. Sedangkan gadis itu hanya bersama beberapa pelayan dari Akane.

Saat asyik bersorak untuk menyemangati karakter fiksi yang berlaga di layar televisinya, Rin dikejutkan dengan ketukan di pintu. Sembari menunggu pelayan membukakan pintu, Rin menyesap susu cokelat tanpa gulanya setelah menekan tombol pause.

"Nona, Nyonya Besar sudah tiba."

Seketika layar televisi plazma 20 inch terpenuhi cairan cokelat. ***

Oniichan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang