Lisa masih setia berada dalam gendongan di punggung Jungkook. Menikmati aroma tubuh Jungkook dan perhatian yang diberikan oleh namja ini. Mungkin tanpa sadar Lisa tidak mendengar ocehan Jungkook dari tadi karena terlalu menikmati kebersamaan ini.
Jungkook segera mendudukkan Lisa di sofa ruang tamu saat mereka telah memasuki rumah gadis Choi ini.
"Aku akan membuatkanmu bubur. Istirahatlah sebentar, nanti kubangunkan lagi" ucap Jungkook seraya mengelus kepala Lisa pelan. Perhatiannya selalu dapat merobohkan dinding pertahanan Lisa untuk membuang rasa kepada namja itu.
Lisa lalu membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Bukan karena ia merasa sakit, ia hanya ingin menenangkan diri sejenak dari pikiran berkecamuk yang singgah di otakknya.
Hingga tidak lama, mungkin gadis itu masih setengah tertidur terasa lengannya digoyangkan pelan oleh seseorang. Jungkook, pemilik lengan kekar yang kini tengah berusaha membangunkan Lisa dengan nama Lisa yang terus keluar dari mulutnya. Lisa terkesiap dan mendapati Jungkook yang berjongkok di tepi sofa dengan semangkuk bubur di tangan kanannya.
"Makanlah supaya kondisimu membaik" ucap Jungkook lalu menyodorkan sesendok bubur ke mulut Lisa berniat menyuapinya. Lisa hanya menuruti dan menerima setiap suapan yang disodorkan Jungkook.
"Jeon, apakah kau masih belum percaya jika aku memiliki rasa padamu?" Tanya Lisa disela kegiatan mereka. Jungkook menghentikan kegiatan menyuapi Lisa lalu menatap Lisa dengan tatapan bingung.
"Berhentilah bertanya hal itu, kita sudah pernah membahasnya dulu" ucap Jungkook dengan masih terus menyuapinya. Lisa sejenak berpikir, mereka pernah membahasnya dulu? Jungkook bahkan selalu mengacuhkannya saat Lisa bertanya hal itu. Namja itu selalu bisa mengalihkan pembicaraan dengan kebohongannya.
Lisa hanya terdiam menerima jawaban yang tidak ia harapkan dari Jungkook. Sedikit melamun dengan terus disuapi Jungkook, gadis Choi ini seketika terkesiap saat mendengar dering handphone terdengar di sekitarnya. Ah.. itu berasal dari benda pipih yang dimiliki Jungkook.
Jungkook menghentikan aktivitas menyuapi Lisa dan mengambil benda pipih itu yang sebelumnya berada di dalam saku celananya. Dilihatnya nama orang yang tertera di layar ponselnya.
Eunha..
Jungkook menatap Lisa lalu meletakkan mangkuk berisi bubur pada meja di sisi sofa.
"Aku mengangkat telepon sebentar.." ucapnya lalu beranjak sedikit menjauh dari Lisa. Lisa hanya memperhatikan Jungkook heran, baru kali ini Jungkook mengangkat telepon seseorang dengan sedikit menjauh dari Lisa. Biasanya dia akan mengangkat telepon tanpa mempedulikan sekitar dan tentunya hanya dibalas dengan nada dingin kepada si penelepon. Namun kali ini, Jungkook bagaikan tidak ingin percakapannya dengan si penelepon diketahui siapapun.
Hingga sekitar kurang dari lima menit Jungkook kembali lagi menghampiri Lisa dan melanjutkan kegiatan menyuapi gadis Choi itu.
"Siapa yang menghubungimu?" Tanya Lisa di sela kegiatan makannya.
"Eunha.." ucap Jungkook singkat dan melanjutkan kegiatan menyuapi Lisa.
"Apakah itu sangat rahasia sehingga aku bahkan tidak boleh mendengar pembicaraan kalian?"
"Tidak juga, tapi aku hanya sedang berusaha sedikit menjaga privasiku. Tidak baik juga bila kau mengetahui semuanya sedangkan kau bukan siapa-siapa bagiku" ucap Jungkook di sela suapan terakhir untuk Lisa. Lisa tak bergeming mendengar ucapan terakhir Jungkook. Itu terlalu menyakitkan. Bukan siapa-siapa? Kenapa Jungkook selalu menyakitinya dengan sangat mudah? Sementara Lisa dengan susah payah menjaga perasaannya untuk Jungkook.
"Makananmu sudah habis. Istirahatlah supaya kondisimu cepat membaik" ucap Jungkook seraya mengusap kepala Lisa pelan. Namja itu lalu beranjak ke dapur untuk meletakkan mangkuk bekas bubur tadi. Lalu segera kembali ke ruang tengah tempat Lisa berada.
"Ternyata kau belum masuk ke kamar? Dasar gadis manja" ucap Jungkook dengan nada dibuat kesal dan segera menggendong Lisa ala bridal style menuju kamar gadis itu. Bahkan Jungkook terlalu perhatian hanya untuk menyuruh gadis Choi ini beristirahat.
Setelah membaringkan Lisa di kamarnya Jungkook segera keluar tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Jeon kau mau kemana?"
Jungkook menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan Lisa.
"Menemui Eunha..." ucapnya tanpa menoleh ke Lisa lalu segera menutup pintu kamar Lisa.
🎗🎗🎗
Seorang namja terlihat memasuki sebuah cafe di kawasan dekat lampu merah setelah memakirkan motornya. Dengan setelan baju kaus putih dan juga jaket hitam yang ia kenakan karena cuaca memang terasa sedikit dingin. Lonceng di pintu cafe terdengar kala namja itu mendorong pintu masuk.
Ia pun melihat sekeliling mencari orang yang hendak dia temui. Hingga maniknya menangkap seseoramg tengah melambaikan tangannya di dekat meja di sudut cafe. Pilihan tempat yang tepat untuk membicarakan sesuatu yang mungkin sedikit penting.
"Sudah lama menunggu?" Tanyanya kepada lawan bicaranya setelah mendudukkan dirinya tepat di kursi didepan gadis tersebut. Ya.. orang yang ditemuinya adalah seorang gadis dengan kacamata bulat dan rambut pendek berwarna dark brown.
"Tidak juga. Aku hanya ingin menyerahkan buku yang beberapa waktu lalu kupinjam. Buku yang menarik. Semoga kita dapat bertukar buku lagi bila ada kesempatan" ucap gadis itu lalu menyerahkan sebuah buku dengan tebal sekitar tiga ratus halaman kepada namja di depannya.
"Tentu saja.. kita bahkan bisa bertukar buku setiap hari. Mungkin kau lupa kalau kita berada di kelas yang sama, Jung Eunha" ucap namja itu dengan memamerkan gigi kelincinya. Gadis di depannya hanya terkekeh pelan saat melihatnya.
"Kupikir kau namja yang dingin dengan hati sekeras batu, Jeon" ucapnya lalu kembali terkekeh. Ya.. Namja itu adalah Jeon Jungkook. Namja yang terlihat dingin namun memiliki hati yang hangat dan senyum khas dengan gigi kelincinya.
"Hei.. ucapanmu terlalu menjauhi fakta. Aku memang sedikit dingin tapi hatiku tidak sekeras batu seperti yang kau katakan" ucap Jungkook sedikit kesal. Namun hal itu hanya untuk mencairkan suasana.
"Baiklah. Kurasa kau sebaiknya pulang. Aku takut bila pacarmu mengetahui bahwa kekasihnya sedang duduk berduaan di cafe dengan seorang gadis" ucap gadis itu yang membuat Jungkook menaikkan alisnya heran.
"Kekasih..?"
"Iya.. Choi Lisa. Kau berpacaran dengannya kan?! Aku sering melihatmu berduaan dengannya. Dan banyak juga yang mengatakan bahwa gadis yang kau dekati hanya dia" ucap gadis bermarga Jung ini seraya menyeruput coklat panas yang sudah dia pesan sebelumnya.
"Nampaknya kau salah paham nona. Kami hanya berteman. Tidak lebih.." ucap Jungkook lalu dibalas dengan kekehan oleh Eunha karena panggilan yang diberikan Jungkook terhadapnya.
Eunha lalu mengangguk paham mendengarkan penjelasan Jungkook.
"Sepertinya aku harus pulang. Hari sudah hampir gelap" ucap gadis itu saat netranya melirik jam di pergelangan tangannya.
"Mau kuantarkan?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tbc
Annyeong.. author back nih. Semoga gak kecewa sama part ini. Oke sekian..
Votmen nya please..
Biar author cepat update
Makasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Surprise || Lizkook ✓
Novela Juvenil[END] Kejutan sederhana yang dibuat si namja tanpa sadar, membuat gadis itu menuntut untuk segera mengkonfirmasi hubungan mereka.. Namun yang terjadi, seseorang yang selalu ada buatmu hanya menyayangimu tetapi tidak mencintaimu.. Jangan lupa follow...