6🎗

5.6K 701 36
                                    

Jungkook sekarang tengah berada di salah satu ruangan di rumah sakit tepat dimana Lisa tengah berbaring. Beberapa saat lalu dokter sudah menangani lukanya. Tidak terlalu parah, ia memang kehilangan lumayan banyak darah. Tapi dokter hanya menyarankan untuk jangan mencoba berjalan dulu. Lisa pun sudah diperbolehkan pulang besok.

Jungkook sangat terlihat lega ketika mendengar penuturan dokter kepadanya beberapa saat lalu. Gadis yang ia bilang merepotkan itu justru membuatnya sangat khawatir hanya karena keadaan kakinya yang terluka tadi.

Saat ini Jungkook hanya mengelus rambut Lisa pelan. Awalnya itu dilakukannya hanya untuk menenangkan Lisa sementara. Tapi hingga saat ini tangannya masih mengelus puncak kepala Lisa. Gadis itu bilang terasa sangat menenangkan saat tangan Jungkook menyentuh kepalanya. Mau bagaimana lagi Jungkook hanya dapat menurutinya. Dia sangat khawatir pada gadis ini.

"Jika tidak didekatku kau selalu saja terkena masalah. Lihat sekarang, aku bahkan harus rela membuat tanganku pegal hanya untuk mengelus kepalamu itu. Cepat sembuh, aku merindukanmu yang cerewet" Jungkook berucap dengan nada yang terdengar menjengkelkan. Sementara Lisa hanya terkekeh mendengar penuturan namja yang saat ini masih mengelus rambutnya pelan.

"Kau sangat manis saat mengatakannya. Ya.. walaupun dengan ekspresi datarmu itu. Tapi aku sukaa.." gadis itu berucap gemas lalu mencubit kedua pipi Jungkook yang berhasil membuat si empunya meringis pelan.

Jungkook kembali memandang Lisa datar.
'Dasar gadis menyebalkan' ucapnya membatin.

"Apa kau ingin makan?" Tanyanya kepada Lisa saat mengingat bahwa gadis itu belum makan dari tadi. Lisa hanya mengangguk pelan sebagai jawabannya. Lalu Jungkook segera mengambil mangkuk berisi bubur yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit. Namja itu kemudian menyuapi Lisa dengan telaten. Bahkan sangat berhati-hati. Membuat orang yang memandang mereka akan merasa iri dengan apa yang dilakukan si namja kepada gadisnya.

Setelah selesai makan, Jungkook menyuruh Lisa untuk segera tidur agar dapat beristirahat lebih panjang. Namun gadis itu menolakknya dan mengatakan bahwa ia akan tidur jika Jungkook menceritakan dongeng untuknya. Mau bagaimana lagi Jungkook hanya menurutinya lagi, Jungkook tidak bisa jika melihat Lisa sakit seperti ini.

Hingga tidak lama, napas Lisa terdengar teratur menandakan bahwa alam mimpi telah menghampirinya. Jungkook pun juga berniat untuk beristirahat di sofa yang juga berada di ruang itu. Jangan lupakan satu hal bahwa namja itu bahkan masih mengenakan pakaian sekolahnya. Mungkin besok dia berniat membolos untuk menjaga Lisa sampai gadis itu pulih.

🎗🎗🎗

Menggunakan hodie hitam dan juga masker hitam yang menutupi setengah wajahnya, namja itu memasuki sebuah cafe Thailand. Dia melirik sekeliling dan mendapati sekumpulan orang yang hendak dia cari.

Jungkook, namja itu menghampiri sekumpulan itu yang saat ini tengah melambai ke arahnya. Kemudian mereka berpelukan layaknya sahabat yang sudah lama berpisah. Nyatanya itu hanya cara mereka untuk melampiaskan kerinduan saat sehari tidak berjumpa. Tekankan sekali lagi, hanya sehari.

"Anak kecil ini sudah berani membolos ternyata. Kenapa kau tidak masuk sekolah tadi?" Tanya salah satu diantara mereka yang berperawakan paling tinggi dan memiliki lesung di pipinya. Kim Namjoon, itu namanya. Jungkook lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi kosong di dekat teman-temannya.

"Kurasa dia menemani ratunya yang sedang sakit" ucap namja yang diketahui bernama Taehyung dengan nada yang terlihat menyindir. Jungkook hanya memutar matanya malas saat mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu.

"Hei.. dia bukan ratuku. Kami hanya berteman dan mungkin aku lebih menganggapnya kearah adik. Dan tidak lebih dari itu" ucap Jungkook santai lalu meminum coklat panas yang sepertinya telah dipesankan oleh temannya sebelumnya.

"Itu menurutmu, kau tidak tau bagaimana perasaan Lisa padamu. Bukankah dia pernah jujur bahwa dia menyukaimu. Jangan membuatnya merasa digantung karena kau terus memberikan perhatian lebih padanya. Lihat kan? Kau bahkan rela membolos hanya untuk merawatnya. Aku hanya takut gadis itu nantinya kecewa terlalu besar padamu" ucap namja yang diketahui bernama Seokjin menasehati.

Jungkook berpikir sejenak. Dia hanya menganggap setiap pengakuan perasaan yang Lisa lontarkan itu hanya lelucon semata karena gadis itu memang terlihat jarang sekali dalam keadaan serius. Maka dari itu Jungkook hanya mengacuhkan tanpa mengubrisnya. Dan perhatian yang diberikan Jungkook selama ini hanya seperti bentuk sikap kasih sayang seorang kakak pada adiknya karena mengingat Lisa adalah anak tunggal. Dan juga dengan kejadian dulu yang terjadi di jembatan saat gadis itu berusaha bunuh diri, Jungkook merasa harus ekstra menjaganya.

Bukannya Jungkook berniat menggantung Lisa jika memang benar perasaan gadis itu padanya melebihi perasaan seorang adik kepada kakaknya, Jungkook hanya tak terlalu tertarik dengan hal yang berbau perasaan.

Apakah saat ini Jungkook seperti menggantung Lisa?

Jungkook tersadar dari lamunannya saat Taehyung menepuk bahunya pelan. Dia menatap teman-temannya yang saat ini menatapnya heran.

"Kau kenapa? Merasa bersalah? Kurasa wajar jika seperti itu. Tanya hatimu kau menyukainya atau tidak? Jangan membuat dia berakhir membencimu"

"Ah.. aku tidak tau. Aku hanya menganggap Lisa sebagai teman, mungkin adik. Tapi untuk perasaan aku tidak tau, aku hanya seperti ditugaskan untuk menjaganya saja. Tidak lebih. Lagipula mungkin aku sedang tertarik kepada seseorang saat ini" ucapnya yang membuat semua temannya beralih menatapnya serius, kecuali satu orang, Park Jimin.

"Siapa? Eunha?" Tanya Jimin santai yang berhasil membuat Jungkook sedikit terkejut. Bagaimana mungkin namja mochi ini bisa tau.

"Bagaimana kau bisa tau? Maksudku kenapa dengan mudah sekali kau menebaknya? Apa profesimu beralih menjadi cenayang sekarang" ucap Jungkook bingung.

"Jadi benar Eunha?! Aku hanya menebak saja. Karena saat Lisa lari kemarin dia menatap ke arahmu yang mungkin membuat pikirannya melayang. Akupun ikut melihat kearah pandangnya dan kulihat kau sedang bersama Eunha. Kurasa itu yang membuat pikiran Lisa teralihkan dan tidak fokus pada pertandingan yang akhirnya membuatnya terjatuh" ucap Jimin santai dan semua temannya menatap kearahnya kagum. Sungguh pemikiran yang sangat masuk akal. Sepertinya Jimin memang lebih cocok jadi cenayang daripada playboy yang menggombali banyak gadis di sekolah.

"Tunggu kau ikut melihat pertandingan. Jangan bilang kau tertarik pada Lisa?" Tanya Hoseok yang daritadi tampak diam.

"Hei.. aku tidak tertarik pada gadis itu. Lagi pula kurasa dia hanya menyukai Jungkook. Aku lebih tertarik kepada temannya yang memiliki suara lengking itu"

"Chaeyong?" Tebak Jungkook.

"Ya.. sepertinya dia"

"Kurasa pembicaraan ini tak akan ada ujungnya. Kapan kita akan pergi dari cafe ini? Kukira kita akan pergi bermain. Ternyata hanya bercerita saja. Membosankan" ucap namja bermata sipit yang baru membuka suaranya dari tadi.

"Yayaya.. baiklah" ucap Namjoon mereka semua beranjak dari duduknya berniat pergi dari cafe itu. Dengan canda tawa yang mengantar mereka keluar dari tempat ini. Namun tidak bagi Jungkook. Dia hanya terdiam mungkin memikirkan sesuatu. Dia mungkin merasa sangat bersalah saat ini setelah mendengar cerita Jimin tadi.

'Ahh.. sudahlah, terlalu pusing memikirkannya' batinnya dalam hati.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Lanjut gak nih?
Hehe..
Votemennya dong..

Simple Surprise || Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang