4🎗

5.5K 708 67
                                    

Malam ini Lisa terlihat duduk di dekat meja makan dengan sebungkus makanan yang menemaninya. Gadis ini menghentikan aktivitas makannya saat mendengar decitan pintu rumahnya yang menandakan seseorang tengah masuk ke dalam rumahnya. Gadis Choi ini beranjak dari duduknya dengan sebungkus makanan masih ia pegang dan mulai berjalan kearah depan untuk memastikan seseorang yang masuk ke rumahnya.

Napasnya pun dihela pelan seraya mengusap dadanya saat mengetahui seorang namja pemilik marga Jeon lah yang masuk ke rumahnya.

"Kau selalu dapat terlihat seperti maling Jeon" ucapnya lalu mendudukkan dirinya di kursi tepat di depan Jungkook.

Jungkook menghela napas pelan dan mengacak wajahnya gusar.

"Lisa.. aku ingin cerita" ucapnya singkat yang membuat pandangan gadis yang tadinya fokus kepada makanan teralihkan dan menatap tepat di manik mata milik Jungkook.

"Cerita saja. Tidak biasanya kau bercerita seperti ini. Kau sedikit terlihat banci, Jeon" ucapnya lalu melanjutkan aktivitas makannya.

Jungkook hanya memutar mata malas kemudian merebut bungkus keripik itu dari tangan Lisa yang membuat gadis Choi ini mengeram marah.

"Kau memakan cemilan terlalu banyak bodoh, pantas saja pipimu terlihat semakin membesar hari demi hari"

"Kenapa kau jadi menyebalkan? Yasudah, aku malas berdebat denganmu. Cepat katakan apa yang mau kau ceritakan" ucapnya lalu kembali merebut bungkus makanan yang tadinya berada di tangan Jungkook.

"Coba kau pikirkan. Kenapa harus ada gadis yang menolak untuk kuantarkan pulang. Itu sebuah penghinaan bagiku. Biasanya tidak akan ada yang bisa menolakku. Kenapa dia menolak?" Lisa terdiam dan menghentikan aktivitas makannya saat kata gadis keluar dari mulut namja itu.

"Siapa gadis yang kau maksud?"

"Eunha.. dia menolak kuantarkan pulang" ucap Jungkook santai tanpa menyadari gadis di depannya sedang menatapnya datar.

Lisa berdecak pelan lalu segera melangkahkan kakinya menjauh dari namja yang saat ini menatapnya heran. Lisa berjalan kearah kamarnya dan segera menutup pintu agar namja bermarga Jeon itu tidak mengikutinya. Namun tetap saja, Jungkook bahkan masuk tanpa permisi ke dalam kamarnya.

"Kau kenapa?" Tanyanya lalu mendudukkan dirinya tepat di samping Lisa diatas kasur gadis itu.

"Aku hanya kembali sakit. Sebaiknya kau pulang" ucapnya lalu segera berbaring dengan memakai selimut dengan keadaan membelakangi Jungkook.

"Aku tidak akan pulang. Kau sakit dan aku akan menginap disini" ucap namja itu lalu ikut berbaring di kasur Lisa dengan tangannya yang terlipat di atas kepala dan dijadikan sebagai bantalnya. Matanya menerawang ke langit-langit kamar Lisa. Bergumam pelan seraya kemudian berucap.

"Aku tidak bisa mempercayakan namja lain untuk bisa melindungimu. Kuharap suatu hari nanti kau mendapatkan pendamping hidup yang baik. Jangan sering merajuk supaya suatu hari kekasihmu tidak bosan denganmu. Kau dengar aku?" Ucap Jungkook dengan pandangannya masih lurus pada langit-langit kamar Lisa. Tidak mendapatkan jawaban, namja itu hanya menghela napasnya pelan.

"Sepertinya kau sudah tertidur. Good night, aku menyayangimu" ucapnya pelan lalu memutar posisi tubuhnya membelakangi gadis Choi itu.

Tanpa disadarinya ada air mata yang saat ini berhasil lolos dari manik seseorang.

'Yang aku ingin hanya kau Jeon..'

🎗🎗🎗

Pagi ini Lisa dan Jungkook baru saja menginjakkan telapaknya di salah satu sekolah di kota ini. Banyak mata yang memandang mereka, mulai dari pandangan kagum, heran dan ada beberapa pandangan benci. Pasti banyak orang yang mengira mereka adalah sepasang kekasih karena mereka selalu terlihat bersama seperti ada perekat di antara keduanya. Namun nyatanya mereka tidak lebih dari kata sahabat.

Lisa berjalan menyusuri kelasnya begitupun juga Jungkook. Mereka memang berada di kelas yang berbeda. Tapi tetap saja setiap istirahat mereka akan selalu terlihat bersama. Bagai tak ingin dipisahkan.

Jungkook menghentikan langkahnya saat maniknya menangkap seseorang tengah menghampiri Lisa. Namja itu mempertajam penglihatannya untuk memastikan bahwa orang yang mendekati Lisa adalah orang baik.

"Ah.. si ketua OSIS yang sombong itu" Jungkook berdecak sebal saat menyadarinya. Diapun melangkah menghampiri Lisa dan langsung merangkul gadis itu.

"Hai.. apa aku mengganggu. Ah.. sepertinya tidak ya?" Ucapnya dengan nada mengejek dengan tangannya masih bertengger di pundak Lisa. Ini sifat Jungkook yang terlihat berbeda lagi, dia akan menjadi sedikit protektiv saat mengetahui Lisa didekati oleh seseorang yang tidak disukainya.

Contohnya ketua OSIS ini-Kim Mingyu. Jungkook tidak menyukainya, apalagi setelah mendengar rumor bahwa namja berkulit sedikit gelap ini menyimpan rasa kepada Lisa. Hatinya sangat menolak keras bila Lisa disandingkan dengan namja yang sudah di cap-nya sebagai manusia tersombong. Sedikit berlebihan memang, tapi itulah Jungkook. Dia akan menjauhkan Lisa dari segala sesuatu yang dia anggap tidak baik untuk gadis Choi ini.

"Baiklah Lisa.. aku hanya ingin memberitahu itu. Jika kau setuju kau bisa menghubungiku. Aku pergi" ucapnya beranjak pergi dan membuat sebuah smirk khas yang timbul pada bibir Jungkook.

"Memangnya dia memberitahumu apa?" Ucap Jungkook sedikit penasaran sesaat setelah Mingyu pergi dari hadapannya.

Lisa hanya menyunggingkan bibirnya.
"Bukannya aku tidak ingin memberitahumu. Aku hanya sedang sedikit menjaga privasiku. Tidak baik bila kau terlalu banyak mengetahuinya sementara kita tidak memiliki hubungan apa-apa" ucapnya lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas. Jungkook hanya memijat pelipisnya pelan menatap gadis Choi itu yang tiba-tiba berubah menjadi sedikit dingin.

"Aisshh.. dia mencontoh kata-kataku kemarin" ucapnya lalu kembali melangkahkan kaki menuju kelasnya.

Namun langkahnya terhenti saat mendengar teriakan seseorang lebih tepatnya seorang gadis memanggil namanya.

"Kau ingin ke kelas?" Jungkook hanya berdehem pelan saat pertanyaan itu terlontar dari mulut gadis yang tadi memanggilnya.

"Mari ke kelas bersama.."

"Baiklah.." balas Jungkook lalu berjalan beriringan menuju kelasnya bersama gadis dengan rambut pendek dan kacamata bulat yang menggantung di atas hidungnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Yuhuu.. author up lagi. Gak mau banyak bacot cuma pengen minta apresiasi aja. Votmen nya dong..
Makasih..

Simple Surprise || Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang