Hm...? Kawan menurut kalian ini judul udah pas untuk melanjutkan cerita yang sebelumnya gak? Bagaimana? Pas atau tidak? Kurasa tidak! Sebabnya ini bukanlah penemuan melainkan temuan. Benar gak? Ya benarlah!.
Gimana tidak...penemuan itu biasanya di berikan pada sesuatu yang dibuat sendiri. Seperti ini contohnya : Gita dan Rio terkejut akan penemuan mereka...
What?! Gita dan Rio terkejut akan penemuan mereka? Are you kidding me...bagaimana bisa mereka terkejut akan apa yang mereka buat? itu tuh lucu banget. Pengen dah aku tertawa karena nih judul aja udah salah.
Ok,next. Mari kita coba dengan contoh berikut : Gita dan Rio terkejut akan temuan mereka...
Hm...tampaknya ini adalah kata-kata yang tepat. Bagaimana menurut kalian? Benar gak yang kujelaskan? Jawab dong...jangan hanya dibaca trus pada akhirnya di biarkan begitu saja...! Kasihanilah aku yang belum bisa muncul didalam cerita ini. kasihanlah pada narator yang hanya dibayar dengan sesuap nasi ini...huhuhu...
Oke mari kita kembali lagi ke topik yang sebelumnya. Tidak perlu mengingat lagi soal seberapa ngenes diriku. Hal itu tak ada sangkut paunya dengan jalan cerita ini.
Jadi kali ini kita akan membahas akan temuan Gita dan juga Rio didalam kediaman salah satu guru Rio. Mereka berdua pada hari itu menemukan jasad Bu Susan yang tergantung tepat disalah satu ruangan yang bisa dibilang mungkin adalah ruang tidur milik Bu Susan itu sendiri.
Temuan itu menjawab akan keraguan Gita selama ini, dan juga memperlambat kasus kematian dari Pak Hassan. Sebab sosok yang mungkin bisa menjadi sumber informasi penting akan kasus kematian Pak Hassan sudah tidak ada lagi.
***
"Ti tidak mungkin...tidak mungkin...ini tidak mungkin terjadi?!" ucap Gita.
"He hu he hu..." tampak napas Rio tiba-tiba saja berat dan tak teratur.
Gita yang melihat adiknya yang mengalami syok, mencoba untuk bisa menenangkannya.
"Rio...dengarkan kakak. Kamu harus tenang sekarang, ambil napas dengan tenang. Jangan melihat kesana lihat ke kakak sekarang! Ambil napas dengan pelahan!" tegas Gita sambil mencoba mengembalikan ketenangan Rio.
Setelah beberapa menit mencoba menenangkan adiknya. Gita langsung memanggil bantuan serta melaporkan hal ini pada pihak kepolisian.
Setelah setengah jam menunggu, bala bantuan pun muncul ke lokasi yang diminta. Beberapa warga pun yang penasaran memenuhi area TKP. Pihak kepolisian dengan cepat memberikan garis kuning sebelum warga mulai mendekati lebih dekat lagi ke area TKP. Gita yang menjadi saksi akan temuannya tersebut pada akhirnya memberikan laporan kepada salah satu anggota yang bertugas.
Rio diminta oleh Gita untuk pulang demi mengembalikan kondisi mentalnya serta untuk sejenak beristirahat, dengan diantar oleh salah satu teman Gita, Rio pun meninggalkan lokasi tersebut. Gita memasang wajah khawatir pada kepergian adiknya. Ia tidak tenang melihat adiknya yang sebelumnya sempat syok. Ia merasa bersalah karena sudah mengajaknya.
"Bagaimana bisa ini terjadi Gita? Tolong jelasakan?" ucap sosok pria yang muncul dibelakang Gita dengan pakaian biasa.
"Ah, baik Pak? Maafkan saya yang kurang fokus ini" Gita terkejut dan memberi hormat.
"Healah...gak perlu seformal itu! lagipula kita tidak dikantor dan juga ini bukan jam kerjamu jadi biasa aja...hihihi" ucap pria itu sambil mengambil sebatang rokok dari sakunya yang kemudian ia nyalakan dan menghisapnya dengan santai.
"Maaf pak saya tidak bisa bersikap sesuai yang anda inginkan...karena tidak mungkin saya sebagai bawahan anda bersikap seperti biasa saja didepan atasannya sendiri"
YOU ARE READING
PHYSCO.PATH
Mystery / ThrillerBagaimana jadinya bila seorang pembunuh memiliki kekuatan psikis atau telekinesis? Apakah itu dapat menghentikan kegilaan didunia ini? Kurasa tidak...