#06 FAKTA

3 2 0
                                    

Yosh...balik lagi dengan narator ter-aneh sepanjang masa yang sampai saat ini identitasnya belum diketahui karena "PENULIS" terlalu asik ama karakter Heroine kita...siapa lagi kalau tidak sang wanita cantik kita...Gita Ambarwati. Sang "PENULIS" betul-betul terobsesi ama Gita, sampai-sampai ia berusaha membuat Gita dalam versi 2D demi menjawab bagaimana sih wajah Gita yang sebenarnya.

Menurutku itu sih namanya suatu tindak pelecehan bagi Gita, benar gak kawan? Lebih di perparah lagi ama munculnya pesaing cinta. Dia lebih terobsesi lagi akan adinda yang kupuja. Bikin ilfil setengah mati, ampe aku dibuat gak bisa tidur karena rencana kencan yang dibuatnya.

Gita juga...kog segitu mudahnya sih kamu menerima ajakan si dia? Lihat aja tuh. Senyuman palsu yang dia gunakan untuk menyembunyikan rencana busuknya. Aaahhh...Kesal dah!

***

Tepat pukul 12:26 pm, saat matahari tepat diatas kepala. Panas dari teriknya matahari kala siang itu sungguh menyengat kulit. Di salah satu Cafe yang hanya berjarak 200 meter dari TKP, Gita dan Imam duduk berdua dan saling bertatap muka. Di depan mereka sudah tersedia minuman dingin serta makanan yang sudah merekapesan sebelumnya.

Dalam hati Gita, ia sebenarnya tidak ada waktu untuk beristirahat seperti ini, dia masih harus memecahkan kasus yag sedang dikerjakannya. Namun, ia juga harus membayar atas perlakuan kasarnya terhadap Imam sebelumnya. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk sementara waktu.

Imam memandang Gita yang tampak kurang menikmati akan waktu yang ia buat.

"Ehm...Gita ada apa? Kenapa makananmu gak kamu makan? Keburu dingin ga enak nanti..."

"E eh...oh iya maaf ya Mam! Hehehe" Gita tersadar.

"Ada apa Gita? Apa kau lagi sakit? Mau kuantar berobat?" tanya Imam.

"Ah...tidak usah Mam! Aku gak sakit kog!" jawab Gita menolak.

"Lalu...kenapa kamu hanya diam saja memandangi makananmu? Wajahmu juga tampak kurang menikmati waktu kita saat!"

"Sekali lagi aku minta maaf ya Imam! Maaf kalo acaramu gak sesuai yang kamu harapkan. Tapi, aku sama sekali tidak lapar. Maaf yah Mam aku harus segera kembali! Masih banyak tugas yang harus kuselesaikan" jelas Gita.

Gita langsung beranjak dari tempat duduknya. Ia pun berjalan meninggalkan Imam. Namun, langkahnya terhenti seketika genggaman kuat memenggang tangannya. Tangan Gita di genggam kuat oleh Imam saat ini, hal itu membuat Gita kembali membuang waktu kerjanya.

"Gita, Tunggu dulu...!" ucap Imam menghetikan kepergian Gita.

"Ada apa lagi Mam? Aku harus segera kembali sekarang!"

"Aku..." ucap Imam tertunduk.

"Imam lepaskan tanganmu sekarang juga! Aku mau kembali bertugas!" tegas Gita.

"AKU SUKA KAMU GITA...!" teriak Imam sehingga suasana dalam ruangan cafe seketika menjadi hening.

"Aku suka kamu Git...sebenarnya hari ini au ingin mengatakannya. Tapi, kamu sama sekali tidak menikmati waktu kita. Ditambah lagi kau mau meninggalkanku sendiri disini, sebelum aku mengungkapkan perasaanku padamu. Itu cukup menyakitkan Git...jadi terpaksa aku melakukan ini!"

Gita hanya terdiam dengan mata yang terbelalak karena terkejutnya akan pengunkapan perasaan secara blak-blakan oleh Imam pada dirinya.

"Aku suka kamu Gita...jadi, apa kamu mau menjadi pacarku!"

Gita hanya terdiam tanpa kata. Genggaman kuat yang erat dari tangan Imam sebelumnya langsung melemah. Imam dengan beraninya langsung mengambil posisi layaknya seseorang pria yang ingin melamar pacarnya untuk menikah. Tapi, ini adalah lamaran untuk menjadi seorang pacar.

PHYSCO.PATHWhere stories live. Discover now