pertemuan

95 6 0
                                    

Kinal pov.

Ini hari Minggu. Hari dimana aku biasa mengunjungi rumah nenekku, tempatnya tidak jauh dari rumahku. Daddyku yang sibuk dengan semua urusannya membuatku menjadi anak yang kesepian, di tambah kakakku Johan yang juga mengurusi bisnis barunya. Sibuk!

Jadilah aku sering mengunjungi rumah omaku, opaku slalu menyuruhku untuk datang setiap minggu. Katanya biar aku tak terlalu kesepian.

Kini aku berada di halaman hijau milik mereka, ada banyak tanaman disini, dan aku menyukainya,
Duduk di bangku sendirian dan di temani oleh kicau burung itu merupakan kenikmatan tersendiri bagiku. Bogor itu tempat yang indah bagiku.

Jika anak muda seusiaku memilih tempat yang ramai dan bising, aku lebih suka di tempat yang sunyi seperti ini. Mungkin kelihatannya aku seperti brandalan, aku tomboy dan slalu bersikap seperti laki laki. Namun sejujurnya aku adalah seseorang yang lembut.

"Permisi" ucap seseorang yang berhasil mengagetkanku.
"Mmm. Iyahh, ada apa?" Tanyaku sambil beranjak mendekat ke arahnya.
"Aku Veranda, aku baru saja pindah kemarin malam kesini. Aku belum tau dimana supermarket disini, apa kamu bisa menunjukannya?" Jelasnya padaku.
Senyumannya membuatku membeku, dia cantik sekali. Aku terus memandangi bibir indahnya.
"Maaf, heyy" dia melambaykan tangannya di depan wajahku.
"Ahh.. iya tentu. Mari saya antar" akupun memutuskan untuk mengantarnya saja, kasihan kalau dia harus pergi sendiri apalagi dia orng baru di sini.

"Mmmm. Namamu siapa?" Tanya Veranda yang sedikit melihat ke arahku. Malu malu

"Kinal jestandi John" jawabku mantap. Karna tempat yang kami tuju tidak jauh maka aku memutuskan untuk berjalan kaki saja. Entahlah tiba tiba aku menyukai berada di dekat gadis manis ini. Seperti ingin berlama lama bersamanya.

"Panggilan?" Dia sedikit menyenggol tanganku.
"Boleh Kinal, boleh Jessi, boleh kije" jawabku seramah mungkin.
"Kinay" jawabnya datar. aku menoleh heran, lalu tersenyum *dasar pauss*😂

Kami terus menyusuri jalanan untuk menuju supermarket yang katanya tidak jauh itu, sudah hampir 10 menit kami berjalan dan sampai di persimpangan jalan, terlihat tulisan minimall disana.

"Makasih ya kinay, sudah mengantarku" kata Veranda sambil tersenyum padaku. Oh senyumnya .... Aku suka.
"Everything for you" kata itu lolos begitu saja dari mulutku. Dan tentu membuatku sedikit malu. Dia hanya tersenyum, lalu masuk ke supermarket itu.

Author POV.

Bukannya pulang, Kinal malah duduk di depan supermarket itu sambil menikmati minuman bersoda yang tadi ia beli.
Sudah hampir setengah jam ia duduk disana, ya apa lagi kalau bukan menunggu orang yang baru tadi ia kenal.

"Ting" pintu otomatis itu terbuka.

"Kinal.. kamu belum pulang?" Tanya Veranda heran. Lalu berdiri tepat di depan Kinal.

"Ayoo.. aku tidak bisa meninggalkanmu, pergi bareng pulang juga harus bareng" katanya sambil menunjukan cengiran khasnya.

Veranda hanya tertawa mendengar perkataan Kinal.. *modus lu anjayy😂😂

******

Cerita ini juga butuh vote, dan komen, like apalagi 😁

Jangan nebak nebak cerita ini yaa.. soalnya di jamin gk bakal ketebak. 😝😝

Author mau makan dulu bentar..

senja di matamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang