tentang dia

71 3 0
                                    


Holaaa... Jadi gini guys, sekarang author lagi nganggur kan yah, daripada keluyuran gk jelas mending nulis yakan. Meskipun masih jadi penulis amatiran. Ya gapapa lahh.

So jangan bosen baca yah, partnya makin sini bakal makin panjang gaess.

Steytunhh heheh..
.
.
.
.

Author POV.

Keesokan harinya,

Kinal terbangun dengan cahaya mentari yang menyelusup kedalam kamar nyamannya ini.

"Hoammmmm" Kinal mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya.

"Hari ini Oma mau pergi sama opa, ada urusan di rumah sodara jauh kita, kamu jangan nakal yah. Panggil bi sumi kalau kamu perlu sesuatu" ternyata sang nenek tengah berada di kamar Kinal.

"Ahh Oma, ngagetin" hanya itu respon kinal.

Sang Oma hanya tersenyum lalu keluar kamar Kinal. Kinal masih saja menyandarkan kepalanya dengan nyaman ke kepala ranjang king size miliknya.

Kinal POV.

Di kepalaku masih terekam dengan jelas sosok gadis itu, gadis yang tanpa sengaja mencuri sebagian hatiku mungkin.

Dan tiba tiba aku ingat sesuatu.

"Ya ampun aku lupa tidak menghubunginya tadi malam"

Aku segera meraih ponselku dan mencari nama Veranda disana.

Kinal:

Hai ve, ini aku Kinal hehe. Maaf baru ngchat, kmaren badan aku tba2 gak enak gitu. Jadi baru pegang hp deh.. 😔

Veranda:

Holla, Iyah gapapa ko kinayyy. Semalam juga aku ada acara mendadak, jadi gk pegang hp. padahal aku nungguin sih chat dari kamu. Hehe

Aku terlonjak dengan kalimat Veranda. Apa? Dia menungguku?

Aku senang dengan penuturannya dan terlintas di kepalaku untuk mengajaknya bertemu kembali. Jujur tiba tiba aku merindukannya.

Kinal:

Ve nanti siang sibuk gak?

Veranda:

Nggak nay, aku free kan masih belum tau apa apa disini.

Kinal:

Nanti aku ke rumah kamu yahh

Veranda:

Aku tunggu hehe

Waaaahhhhhhhhhhh aku senang sekali melihat respon baik darinya, sepertinya aku benar benar jatuh hati pada Veranda.

Aku bergegas mandi dan sarapan dengan hati yang riang, sesekali menyanyi dan menari. Haha aku sudah di buat gila sepagi ini.

Author POV.

Kinalpun berniat menemui veranda lebih awal, pasalnya ia tidak pintar menyimpan rindu.

Maka dari itu tepat pukul 10 pagi Kinal sudah rapi dengan kaos putih polos dan celana hitam selutut beradu dengan sneckers motif papan catur miliknya, Perfect.

"Pagi pagi mau kemana non" tanya bi sumi yang sedari tadi memperhatikan Kinal yang sedikit aneh.

"Ohh hai bi.. hehe mau ke rumah temen tuh di sebrang" jawab Kinal seadanya.

"Ohhh, yasudah non sarapan dulu sudah bibi siapkan" lalu sang bibi pun keluar kamar Kinal.

Kinal masih saja sibuk dengan cermin di depannya, merapihkan rambut yang sudah sangat rapih, mengelus lagi baju yang ia kenakan, membolak-balik badannya padahal sudah di lakukanya berulang kali.

senja di matamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang