ada apa denganku?

85 5 0
                                    

Oke epribadehh.. jadi sekarang author lagi insom 😑 jadi daripada ngabisin makanan kucing mending nulis kan..

Oiyah kritik dan sarannya masih di tunggu yeh.

Langsung aja dahhh...
.
.
.
.
Cekicotttt..

Veranda pov.

Setelah dari supermarket tadi aku jadi makin penasaran dengan Kinal. entahlah aku seperti ingin berlama lama bersamanya. Aku suka wangi tubuhnya, vanila. Itulah yang sedari tadi hinggap di penciumanku.

Sebenarnya aku sudah memperhatikannya dari pagi, saat dia datang ke rumah di sebrang rumahku. Aku melihatnya. Dia sangat keren, memakai kaos putih bercorak biru di tangannya, jeans belel yang d gulung sampai mata kaki dan sepatu Nike hitam. Terlihat sangat cocok beradu dengan kulit putihnya.

Lama aku memandanginya, hasratku semakin tinggi untuk berkenalan dengannya.

Kebetulan saat itu ia sedang duduk di taman kecil depan rumah itu. Akupun memberanikan diri untuk menyapanya. Dia sangat ramah. Dan aku suka tatapannya..
*Yaelah mbakkk, jangan gitu Napa ntar si paus terbang noh😂

Author POV.

Sejak perkenalannya dengan Veranda tadi, Kinal tidak henti tersenyum. Bahkan sampai di rumah sang nenek pun dia masih asik memikirkan gadis yang baru saja ia kenal itu.

"Sayang, kamu kenapa" tanya sang nenek heran.
"Gapapa Oma, aku nginep yah di sini. Besok aku izin sekolah saja. Muahhhh" katanya enteng sambil mencium pipi sang Oma dan berlalu ke kamarnya di lantai dua. Sang Oma yang melihat kelakuan sang cucupun hanya tersenyum.

Yaa, meskipun ini bukan rumahnya, tapi Kinal mendapat tempat khusus di rumah sang Oma, kamar yang luas dan satu ruangan pribadi tempatnya menghabiskan waktu jika datang kesini..
Maklumlah, dia satu satunya cucu perempuan dari keluarga John.

Di dalam kamar dia segera mengambil ponselnya, karna sebelum berpisah tadi Kinal meminta nomor Veranda, tentu saja Veranda memberinya dengan senang hati.

Flashback on.

Mereka masih menikmati perjalanan dari supermarket dengan berbincang ringan. Sampai Kinal menyadari sesuatu. Ya belanjaan Veranda terlalu berat di bawa sendiri.

"Ehh sorry sini aku bantu" Kinal langsung mengambil satu kantong besar belanjaan ve.

"Gak usah, nanti kamu berat" cegah Veranda.

"Aku kuat ko ve" Kinal tersenyum bodoh lagi. *Dasarr gak peka 😑

Jadilah sekarang Kinal yang membawa sebagian besar belanjaan ve. Kini keduanya masih larut dalam obrolan mereka. Apapun yang mereka bahas, meskipun itu tidak penting akan terasa menyenangkan bagi keduanya. Apalagi Kinal yang sangat bisa mencairkan suasana. Ve pun tak henti tertawa karnanya.

"Udah sampe nih, mau mampir dulu gak?" Tanya Veranda di ambang pintu gerbang rumahnya.

"Lain kali yah, aku masih ada kerjaan" Kinal menyerahkan belanjaan Veranda.

Namun saat Veranda hendak berlalu, Kinal menahan tangan Veranda. Sontak Veranda membalikan tubuhnya menghadap kinal

"Mmm ve, boleh minta nomor hp kamu?" Tanya Kinal dengan sangat hati hati. Veranda hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu memberikan nomornya kepada Kinal. *Belom apa apa udah modus ni orca.

Flashback off.

"Chat jangan ya" gumam Kinal. "Ahhh nanti malem aja deh" kinalpun memejamkan matanya dan terbawa ke alam mimpi.. karna ini baru jam 3 sore maka ia memutuskan untuk tidur saja.

Sementara di sebrang sana ada yang sedang menunggu pesan singkat dari gadis tomboy yang baru saja mencuri sebagian ingatannya.

Veranda nampak gelisah seraya memegangi ponselnya. Berharap Kinal segera menghubunginya, namun apalah daya tak ada satupun notifikasi dari Kinal.

Ve mendengus kesal dan kembali menaruh ponselnya di nakas.

"Twingsss" nada pesan masuk di ponsel Veranda. Veranda dengan cepat meraih kembali ponselnya dan duduk di tepi ranjang king size miliknya.

Gabriela chat:

"Sayang, nanti malam aku jemput ya aku kangen"

Veranda menghela nafas kasar karena ia fikir Kinal lah yang menghubunginya. Ternyata ini kekasihnya Leava Gabriela. Veranda pun membalasnya.

"Aku tunggu sayang"

*****

Yahhhh si pausnya molor sii.. 😑

Sabar yaaa para readers. Ini baru pemanasan. 😁

senja di matamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang