Enjoy
Kinal pov.
Hari ini sungguh melelahkan. Sungguh sakit saat aku harus melihat orang yang ku sayang bermesraan dengan orang lain. Aku tau tadi Gabriel menelpon Veranda. Entahlah apa yang mereka bicarakan.
Aku mulai berfikir untuk tetap memperjuangkan cintaku untuk Veranda. Tetap bersabar sesakit apapun itu. Karna aku akan lebih tersakiti jika aku kehilangan sosoknya di hidupku.
Selesai menerima telpon ia berpamitan untuk pulang. Katanya Gabriel ada di rumahnya.
Aku memutuskan untuk mengantarnya. Aku tau meskipun aku mengalah pada keadaan tetap saja aku ingin mencuri waktu darinya meskipun tak banyak.
Setelah memastikan ia sampai dengan selamat, akupun masuk ke rumah Oma. Ku putuskan untuk menginap disini. Kebetulan juga besok tanggal merah.
Huffttt
Aku mendengus kesal saat mendapati tidak ada siapapun disini. Kecuali para pekerja.
Ku hampiri bi Sumi yang sedang memasak di dapur.
"Oma mana bi?" Tanyaku seraya mengambil minuman kaleng di kulkas.
"Eh non Kinal, ibu sedang menemani bapa ke kantor den johan." Katanya tersenyum ramah padaku.
"Kantor ka Johan? Tumben." Kataku meneguk habis minuman itu.
"Non mau makan apa? Biar bibi siapin" aku hanya menggeleng dan berlalu. Entahlah selera makanku tiba tiba saja memburuk.
Apa yang sedang di lakukan ve sekarang, apa dia sedang bermesraan. Arghhhhh apa yang sedang ku pikirkan. Mereka berpacaran. Itu wajar.
Aku beranjak ke ruangan khusus di rumah Oma. Tempatku menghabiskan waktu jika berkunjung.
Ku buka tirai yang menutupi kaca besar di ruangan ini. Cahaya perlahan masuk.
Ku buka jaket yang ku kenakan dan melemparnya begitu saja. Aku berjalan menuju pintu mengarah ke balkon. Dan seketika rahangku mengeras. Balkon ini berhadapan tepat dengan rumah ve. Dan yang sekarang kulihat adalah, mereka tengah bercumbu di balkon utama yang menghadap ke arahku.
Aku memejamkan mata, menepuk dadaku yang terasa sesak. Veranda terlihat menikmati cumbuan dari kekasihnya.
Omong kosong. Katanya Veranda ingin lepas dari Gabriel. Tapi yang kulihat sekarang? Hahhh entahlah. Pikiranku mulai kacau. Kuputuskan untuk masuk kembali.
Ku raih ponselku di kantong celana. Dan mulai mencari kontak Jeje.
Tuuttt.. tuut..
Nada sambung mulai terdengar.
"Hallo nal, Napa dah? Kangen? Baru juga gue sampe rumah ini" sungut Jeje.
"Apaan sii.. cocot lu Nyamber aja. Gue mau ke rumah lu yah, patah je hati gue huaaaaa" kataku seolah menggambarkan perasaanku saat ini.
"Busettt, ngapa lu. Patah kenapa? Gara gara siapa?" Jeje jadi heran. Karna aku belum menceritakan perasaanku pada siapapun.
"Nanti gue ceritain. gue otw" kataku seraya berjalan dan menggambil kembali jaket yang tadi kulempar.
Aku menuruni tangga dengan gontai. Kulitku bi Sumi yang masih sibuk dengan tugasnya.
Jam 5 sore. Aku sedang di rumah Jeje dan menceritakan semuanya padanya. Alhasil dia hampir kena serangan jantung karna mendengar ceritaku.
"Terus lu mau gimana sekarang? Bertahan ? Sakit coyyy!" Untunglah dia sahabat yang selalu faham dengan yang kurasakan. Dia bisa menerima perasaan terlarang ku dengan Veranda.
KAMU SEDANG MEMBACA
senja di matamu
RomanceEntahlah, ada kau di hatiku saat kudimiliki dia. Namun, aku tak sedikitpun ingin meninggalkanmu.