Menghindar

20 1 3
                                    

"Menghindar merupakan masa dimana aku memperbaiki diri dan memberi perubahan. Perubahan yang semoga berdampak positif untuk hubungan kita."

📖

My Girl
Hari ini aku lagi pengen sendiri, jangan dulu jemput atau antar aku sekolah.
Read.

Me
Ok, tuan putri.
Send message.

Gleet menarik kasar nafasnya. Clair mengirim pesan singkat kepadanya, tertulis bahwa Clair sedang ingin sendiri. Mungkin karena kejadian semalam. Gleet mencoba mengerti situasi saat ini, ia tidak bisa memaksa Clair untuk berlaku seperti biasa sekalipun ia menginginkan itu. Gleet berangkat sekolah tanpa Clair.

Kemeja putih yang dibiarkan keluar di padu dengan jaket bomber berwarna navy. Ia melangkahkan kakinya di koridor kelas. Tatapannya lurus tanpa peduli keadaan sekitar. Gleet bergegas menuju kelasnya. Tanpa sengaja ia berpapasan wajah dengan Clair, langkahnya terhenti. Namun, Clair tidak. Wanita itu cuek dan terus melanjutkan langkah kakinya melewati tubuh Gleet yang terpampang di depannya. Gleet tersenyum hambar.

"What's up!" sapa Dani kepada Gleet yang baru melangkahi pintu kelas.

Gleet hanya diam dan duduk di kursinya, lalu menyiapkan tangannya di atas meja untuk menyanggah kepalanya. Ia menenggelamkan wajahnya ke dalam tangannya.

"Biasa," Fatah memberi kode kepada Dani.

Dani mengangguk mengerti.

"Kemarin gimana sama Rafaela?" tanya Fatah menasaran.

Wajah Dani berubah menjadi masam.

Flashback On

"Jadikan temenin aku malam ini?" tanya Rafaela sambil melirik Dani.

"Jadi dong, ayang!" Kata Dani semangat.

Mereka akhirnya sampai di apartemen Rafaela. Rafaela hidup mandiri sejak semasih SMA, orang tua sibuk bekerja di luar kota. Rafaela menjadi gadis mandiri serba apa-apa sendiri, baginya tidak jadi masalah jika harus hidup mandiri tanpa orang tua.

"Ayo duduk, Dani!" perintah Rafaela sambil menuntun Dani duduk di sofa.

Rafaela meninggalkan Dani di sofa coklat dekat ranjangnya. Ia memilih untuk mandi untuk membersihkan badannya dan mengganti pakaiannya.

Dani memerhatikan sekitar, apartemen Rafaela begitu tertata rapi dan wangi. Dani menggelengkan kepala, ia memberikan point plus untuk wanita yang ia puja-puja sejak satu SMA.

"Gak salah pilih cewek," dalam hati Dani.

Rafaela datang dari kamar mandi dan ikut duduk di sebelah Dani. Mereka sekilas bertatapan mata. Rafaela langsung beranjak merapikan ranjangnya.

"Ayok!" ajak Rafaela ke atas kasur empuknya.

Bola mata Dani membesar, pikirannya sudah berkelana ke tempat yang ia tuju. Imajinasi mulai berkutik kesana dan kemari, imajinasi di luar batas. Ia memikirkan hal yang bukan-bukan. Dani terbawa suasana.

Rafaela menatap heran Dani yang bertingkah aneh di atas kasurnya. Dani melepaskan jaketnya dan tergeletak manja di atas kasur membuat Rafaela bertanya-tanya, ia sangat kebingungan. Rafaela beranjak mencari laptopnya di laci almari.

ClaetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang