Enam

154 11 1
                                    

Kini sudah hari ke lima semenjak aku membolos sekolah dan mengurung diri di dalam rumah. Rasanya sangat mustahil kembali ke sekolah dengan kondisi mentalku yang belum terkontrol. Ya, persis setelah aku menelan darah itu, aku merasa bahwa jiwaku sudah terganggu alias gila. Sekarang, perlahan aku sudah bisa mengontrolnya.

Aku tidak peduli jika memang aku harus dikeluarkan dari sekolah. Dan itu membuatku semakin lega, karena aku tidak akan berurusan lagi dengan sekolah itu. Toh aku juga sudah tidak punya harapan lagi dengan sekolah itu. Karena saat itu....

6 bulan yang lalu...

"Nia, masuk sekolah itu yuk bareng sama gue" ujar Jihan sambil menunjuk sebuah nama sekolah yang tertera di layar ponsel. SMA Garuda Cakrawala. "Emang lo udah tau gimana sekolahnya?" tanyaku belum yakin. "Hehe belum sih, kata temen ayah gue sih sekolah itu bagus dan besar. Ya walaupun horor juga sih" jelas Jihan meyakinkanku. Aku hanya diam. Dari awal aku memang tidak berniat untuk melanjutkan sekolahku. "Lo aja" jawabku singkat. "Lo masih gak mau juga? Plis gue mohon. Nia, lo itu hampir mati cuman gara gara orang tua lo meninggal dengan penuh misteri. Dan sekarang gue pengen lo itu berubah Nia, gue gak mau ngeliat lo terus menderita. Plis mau ya?" bujuk Jihan tak mau menyerah.

Ya, orang tua ku meninggal dengan keadaan yang begitu mengerikan. Mereka ditemukan mengapung di sungai dengan kondisi tubuh penuh luka, lebih tepatnya seperti luka pembunuhan. Saat itu aku sangat terpuruk selama hampir 1 tahun. Sampai saat ini aku masih penasaran dengan orang yang sudah membunuh mereka.

"Ya" setelah berhari hari, akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke sekolah itu, ya walaupun aku akan menjadi murid baru.

.............

Jadi, sebenarnya aku masuk ke sekolah itu karena ajakan Jihan. Itu pun aku ogah-ogahan. Dia yang telah menyemangatiku dari keterpurukan, dan sekarang dengan mudahnya aku membunuhnya walapun tidak secara langsung. Jihan juga ternyata anak indigo. Jadi, karena aku menelan darahnya, kini aku bisa melihat dan merasakan apa yang tidak kurasakan sebelumnya. Kini di sekolah itu sudah tak ada lagi dia, lalu siapa yang akan menyemangatiku? Tidak ada lagi yang bisa menyemangatiku selain dia. Kalian bisa menganggapku alay, tapi aku tidak peduli karena memang itu yang kurasakan.

...........

Tok... Tok....

Suara itu membuyarkan lamunanku. Spontan aku beranjak ke pintu dan mengintip siapa yang datang dari lubang yang ada di pintu. Herannya ketika aku melihatnya tidak ada siapa-siapa. Tapi itu tidak membuatku tertarik dan memutuskan untuk kembali ke ruang keluarga dan menonton televisi.

Dok! Dok! Dok!

Aku sangat terusik dengan suara itu. Kini aku sudah membulatkan tekad dan membuka pintu itu. Awas saja kalau ada yang mengerjaiku, batinku dengan kepalan tangan uang sudah siap.
Krieeettt....
"Hore! Akhirnya dibukain, wah udah lima hari ya gak ketemu aku?"
DEG!

------------

Haiiiii maaf ya baru update sekarang

Seperti biasa jangan lupa vote dan commentnya ya...

Kuharap kalian masih suka
Ikutin terus ya...

This Day [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang