Murid Baru😎

9.1K 243 41
                                    

Jangan lupa memasukkan cerita ini ke Library. Vote dan juga Comment jangan lupa ya.

Selamat Membaca 😘

"Hey Miya apa kabar?" Panggil Freya.

"Hm... Baik." Jawab Miya.

"Miy lo tau gak kita bakal kedatangan murid baru?" Kata Freya.

"Hm... tidak. Memangnya kenapa?" Tanya Miya yang tidak terlalu tertarik dengan berita tersebut.

"Lo tau gak Miy, murid barunya itu ganteng banget loh!" Goda Oddete.

"Hei Odet, sejak kapan lo jadi begitu? Inget Lancel, Det!" Tegas Miya.

"Aelahh... cuma kasih tahu doang siapa tahu ada yang lo naksir."

"ODDETE!" Teriak Miya yang tidak peduli sekitarnya.

•///•

Bel telah berbunyi menandakan kegiatan upacara akan dimulai. Semuanya menuju ke lapangan. Lorong-lorong sekolah menjadi sepi. Guru guru memasuki tidak memasuki kelas yang dituju. Semuanya berada di lapangan dan upacara pun dimulai.
Akhirnya sesi pemberitahuan pun dimulai.

"Pagi mahasiswa dan mahasiswi, hari ini kita kedatangan 3 murid baru dari Academic School." Jelas Bu Hilda
Bu Hilda pun memberikan mic yang ia pegang ke salah satu murid baru yang ada di sebelahnya. Yang pertama dimulai dari Ruby.

"Hi.. Semua nama gw Ruby, semoga kalian mau berteman dengan gw."

"Nama gw, Alucard." dengan nada dingin.

"Hai.. Nama gw, Zilong." Kata Zilong yang ikut-ikutan dingin.

Ketiga-tiganya akhirnya selesai memperkenalkan diri, para mahasiswa dan mahasiswi disana ingin berkomentar, tetapi tidak bisa. Karena yang jadi guru disana adalah Bu Hilda, guru killer yang terlihat menyeramkan. Makanya tidak ada yang berkomentar, tapi mengomentari dalam hati sangatlah banyak.

•///•

"Miya! Miya! Lihat deh yang ditengah kayaknya cocok deh sama elu, siapa tuh namanya? Ehm... A... A..." Kata Oddete bingung.

"Alucard?" Tanya Miya.

"Nah iya itu A.. Alu.. Alucard. Ribet banget sih namanya" Kata Oddete kesal.

"Balik kelas lah! Capek." Ajak Miya.
"Kuy!" Lanjut Freya.

Ya, mereka bertiga adalah sahabat yang sangatlah cocok. Ketiganya sangatlah serasi. Dari ketiganya cuma Oddete lah yang punya pacar, sedangkan Freya dan Miya masih jomblo.

"Sampai juga dikelas." Bahagianya Freya.

"Ke kantin yuk mumpung istirahat." ajak Miya.

"Kuy!" Lanjut Oddete dengan bersemangat.

"Yaampun mau pergi lagi?" Tanya Freya kesal.

"Lu mau pesan apa?" Tanya Miya

"Gw mau pesan Bakso dan Teh Obeng." Jawab Oddete yang sudah diprediksi dari rumah.

"Gw juga." Lanjut Freya.

"Hm.. oke."

•///•

"Hm.. akhirnya tinggal makanan aja!" Kata Miya dengan semangat.

"A... Aduhh!!"

"Makanya kalau jalan liat liat dong!" Bentak Alucard.

"Sorry? Tapi gw belum jalan." Kata Miya sambil menundukkan kepalanya.

"Gara gara lo baju gw basah, KAN?" Bentak Alucard lagi.

"Ya, Sorry gw minta maaf." Miya benar-benar merasa malu.

"Gw gak mau tahu lo harus tanggung jawab!" Paksa Alucard.

"Tapi..."

"Gak ada tapi tapian!" Kekeuh Alucard.

"Iya, gw bakal tanggung jawab" jawab Miya pelan dan tidak berani melawan.

Alucard langsung membuka baju seragamnya yang basah itu dan dilemparkan ke lantai.

"Tuh bajunya! Inget dibersihin, nanti di antar ke kelas gw. Oh ya, nama gw Alucard. Kelas gw, noh! Ada dipaling ujung dekat ruang guru." Suruh Alucard dengan bangga.

"Iya iya gw bakal beresin." Ucap Miya yang menahan tangisannya.
Miya benar-benar merasa malu. Pertama kalinya, ia dipermalukan dengan cara seperti itu. Freya dan Oddete masih menunggu makanan, sedangkan ia? Ia harus mengganti rugi sebanyak itu. Tidak lama setelah membereskan minuman dan makanan yang tumpah, Freya dan Oddete tak sengaja menemukannya.

"Lo kenapa Miy?" Tanya Oddete yang langsung menghampirinya.

"Hm.. Gak apa-apa kok." Jawab Miya lirih.

"Kita bantu Yah," kata Freya.

"Gak usah Frey, biar gw aja, gw yang salah kok, lu ambil baksonya aja dari Mbak Tuti. Habis itu kalian makan." Suruh Miya.

"Tapi kan Miya, eh bentar. Itu baju siapa?" Tanya Freya kaget.

"Itu baju Alucard." Jawab Miya pelan.

"Alucard? Dia ngapain lo Miya?" Tanya Oddete.

"Gak ada, gw yang gak sengaja nabrak dia." Jawab Miya.

"Ini gak bisa dibiarin!" Kesal Freya.

"Udah Frey, biarin aja."

"Yaudah, tanpa penolakan! Kita bantu lo beres beres." Paksa Freya.

"Hm." Miya berdehem.

Setelah selesai membereskan, Miya tidak sempat makan karena cukup lama ia membereskan tumpahan air. Lalu Miya menaruh baju Alucard di Filing Cabinet. Rencananya pas pulang Miya baru ambil, kan gak mungkin kalau taruh dalam tasnya? Bisa-bisa tasnya basah lagi.

Sampainya Miya dikelas, bersyukurlah saat di kelas ternyata guru yang ngajar belum sampai. Hal yang mengagetkan, ternyata Miya sekelas dengan Alucard.

'What! Sekelas sama tuh anak?' Dalam batin Miya hingga kakinya melemas seketika.

Apalagi tatapan tajam Alucard, menatap ke dirinya. Belum apa-apa Miya sudah merinding melihat tatapan maut tersebut dan hal yang tak disangka-sangka, ternyata Alucard duduk sebangku dengannya. Membuat Miya benar-benar tidak kuat. Nafas dan detak jantungnya menjadi lebih cepat dari biasanya. Baru Miya ingin pindah, tapi gagal. Gurunya keburu datang, siapa lagi kalau bukan Bu Hilda. Guru killer yang tadi memimpin upacara di lapangan tadi.

Nasib, Nasib! Miya kali ini benar-benar sial. Tapi Miya harus tetap bersabar karena pelajaran hari ini sudah mau kelar. Pikiran Miya masih sangatlah kacau. Ia masih harus mengerjakan tugas dari guru dan ia juga harus bersihkan baju Alucard. Baginya tidak masalah mencuci baju Alucard. Tapi ia tidak suka dengan sikap Alucard yang terlalu sombong dan berlebihan baginya.

Ps.
1. Filling Cabinet : Brankas, tempat menaruh benda-benda.

Love,
Cendra.

MATCHMAKING [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang