"Shit!" Umpat Ayndra lagi. Sedangkan Dhina dan Nola baru sadar kala satu orang temannya yang paling datar tak ada di antara mereka pun berbalik untuk mencari dan malah menemukan Ayndra yang terduduk di lantai dengan memegang lengan kanannya.
"Ayndra!!!" Pekik Nola dan Dhina bersamaan. Berlari menghampiri sahabatnya yang meringis kesakitan. Menatap lelaki yang sama dengan seseorang yang menarik Ayndra di lapangan tadi, tangan Nola terkepal kuat menahan emosi. Dhina segera pergi membawa Ayndra ke UKS, sedangkan Nola masih setia berdiri di hadapan lelaki itu yang kini tak bergeming seinchi pun.
"Bangsat!! Brengsek!! Mau lo apaan sih?! Lo bahkan gak kenal sama kita! So you shouldn't make me angry with you by acting like a fool. You even presumptuously caused trouble with my friend, twice in fact. And before I explode, make this the last one. If not, say goodbye to your sobriety at school. Paham?!?!" Emosi Nola sehingga ia mencecarnya tanpa peduli jika ia adalah kakak tingkatnya. Hendak beranjak pergi sebelum suara bariton itu memberhentikannya. Emosinya kembali memuncak karena cowok itu bersuara seakan tak bersalah.
"Lo siapa ngatur-ngatur guwe? Dan apa peduli guwe siapa lo bertiga? Gak penting banget. Lagian luka kecil kayak gitu aja, gak usah marah-marah kali... Haha... Luka kecil gitu aja kok dimasalahin," Remehnya pada Nola. Kalimatnya yang seakan meremehkan itu membuatnya berbalik dan menatap nyalang pria di depannya, menarik kerahnya dan memberikan bogem mentah pada lelaki itu.
"Lo itu kakak kelas. Seharusnya kasih contoh yang baik, dasar anjingg!! Emang dasar cowok kayak lo itu pada bangsat! Brengsek! Damn it jerk! Shit! Ubah sikap lo, kasih contoh yang baik buat adek kelas lo. Because if not, I will never care if you are my senior. Ngerti?" Kata Nola dan akan berbalik namun diurungkannya kembali. Menatap kembali manik mata yang tengah menatapnya itu.
"Oh ya... Guwe baru tau kalo OSIS itu gak punya sikap tanggung jawab ya... Hahaha... OSIS disini ternyata gak beda dari sekolah-sekolah anak brandalan ternyata. Intropeksi diri lo dulu baru lo bisa komen sama apa yang perlu lo komen dari orang lain. Jangan asal komen orang kalo lo gak tau apa-apa. Lo sendiri kalo gak mau dikomen ya diem aja gak usah banyak bacot," Selanjutnya Nola pergi dengan senyum penuh kemenangan. Karena cowok tadi gak menjawab atau menanggapi perkataannya.
~~~
"Ay? Are you alright? Tangan lo luka dan harus diobatin dulu. Wait, sit on the bed so I can find the medicine first," Perhatian Dhina pada Ayndra membuatnya tersenyum penuh arti. Sahabatnya yang satu ini memang terlalu protective kalo menyangkut kedua sahabatnya, termasuk Ayndra walaupun sikapnya terlihat dingin dan acuh tak acuh. Hatinya takkan pernah beku dan dingin jika itu menyangkut para sahabatnya .
"Yah... I'm fine. So, let's go back to class," Ucap Ayndra seraya menggandeng Dhina. By the way, tangan Ayndra udah diperban sama Dhina.
-------
Di tengah koridor, penglihatan mereka berdua menajam saat retinanya menangkap sosok sahabatnya yang tertua tengah berdebat dengan senior yang menabrak Ayndra tadi.
Dhina geram sendiri karena senior itu malah meledek salah satu sahabatnya yang paling datar dianggap lemah. Ayndra sendiri yang mendengarnya sudah mengepalkan kedua tangannya.
"... Hahaha... Luka kecil gitu aja kok dimasalahin," Ucapan seniornya itu masih dapat didengar Ayndra dengan jelas. Menatap intens pemilik mata elang itu dan bersidekap memandang interaksi keduanya.
Tersenyum culas manakala mendengar sahabatnya membelanya dengan membuat sang senior itu diam seketika. Skak mat.
"Hihihi... Jelmaan iblis kok dilawan. Malu malu dah tu muka. Merah sekalian tuh muka, guwe gulung gulung juga dah tuh muka sekalian.... Hahaha.." Tawa Dhina yang dibalas cekikikan dari Ayndra. Keduanya mendekati Nola saat ia sudah beranjak pergi meninggalkan senior sialan itu.
"La..." Panggil Dhina sambil melambaikan tangannya dengan senyum yang tak hilang. Senyum yang dapat menghipnotis para senior senior laki-laki.
01 Desember 2023
Dipublikasikan oleh:
Ar_Arka
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio Bad Girls (END) ||TAHAP REVISI
Teen FictionWalaupun udah ending, mohon tetap vote. Tolong hargai karya-karya orang lain yaa Tiga cewek yang saling melengkapi kekurangan masing-masing, dan bersama mengatasi masalah-masalah yang semesta kirim untuk mereka. Berjalan bersama menatap ke depan, da...