Dhina terjatuh hingga lututnya kini memerah dan lecet. Laki-laki tadi berniat menolong, namun dengan cepat Nola membantu Dhina berdiri dan melayangkan tatapan nyalang pada pria di depan mereka saat ini.
"Are your feet okay? ? Kayaknya ga papa, I'm sorry and bye," Katanya lalu berlari pergi meninggalkan ketiga cewek yang cengo menatap punggung si laki-laki itu.
"Dasar cowok. Gak tau diri banget," Gerutu Nola. Ayndra kini berwajah datar sedatar datarnya hingga membuat orang yang menatapnya langsung menunduk, tak berani menatap manik cokelat kemerahan itu.
"Back to class, girls," Katanya dingin. Ia dan Nola langsung membantu Dhina berjalan. Sebelum ke kelas, mereka menyempatkan diri ke UKS.
"Bisa jalan sendiri?" Tanya Ayndra yang langsung diangguki oleh Dhina meskipun rasa nyeri pada lututnya jelas masih ada. Mengeluarkan headset dari saku rok di atas lutut itu, lalu memasangnya. Rambut mereka kuncir seperti ekor kuda dan mengabaikan beberapa anak rambut yang tak ikut terikat.
Berjalan dengan santai dan wajah datar. Walaupun Nola anak yang periang, tetapi kalau sudah unmood dia akan sama dengan kedua sahabatnya. Berwajah datar dan sikap sedingin es di antartika.
Untuk peserta didik baru diharapkan menuju ke lapangan, terima kasih.
Ayndra, Dhina dan Nola memutar badan menuju ke lapangan. Sesampainya di lapangan, sudah banyak murid yang berbaris. Mereka bertiga berjalan menuju kelompok mereka. Di kelompok A, yang terletak di bagian selatan dan berbaris di barisan paling belakang.
Ayndra dikejutkan dengan tarikan seseorang yang menarik tangannya paksa untuk berdiri di barisan depan, dan itu adalah seorang laki-laki yang berjas OSIS. Menariknya menuju ke depan yang diikuti Dhina dan Nola.
"Lo itu tinggi, jadi harus di depan," Ucapnya dengan santai. Ayndra menatapnya datar, selanjutnya berdecak dan memutar bola mata malas.
"Gak perlu nyeret juga kali. Biasa aja bisa? Kuku lo juga ga perlu neken tangan guwe. You know that your nails hurt my arm?" Kata Ayndra dengan nada datar dan dingin.
"You're fine, Ay? Oh my god! Tangan lo...." Nola histeris melihat tangan sahabatnya memerah. Beralih menatap pada laki-laki berjas OSIS dan langsung mencengkeram kerah laki-laki tersebut. Jika saja Dhina tak melerainya, mungkin mereka akan kena masalah.
"Stop La! You've caused problems with me and my friends. So, lo bakal tau akibatnya. And now, get out of here. Now !!!" Bentak Dhina tertahan. Ayndra yang menyadari jika kedua sahabatnya tak lagi bisa mengendalikan emosinya, langsung menarik keduanya ke barisannya. Karena mereka sudah menjadi pusat perhatian dari para peserta didik baru.
"Please, listen to me. Don't cause trouble with them yet, okay" Kata Ayndra yang hanya diangguki oleh kedua sahabatnya. Mereka berdua memang sangat menuruti perkataan Ayndra, jika memang keduanya tengah diliputi oleh emosi. Namun, kalau menurutnya itu perlu ditentang maka mereka tak akan peduli dengan ucapan sahabat paling datarnya itu.
"Yeah, okay. But if they cause problems with me or you, I won't be patient anymore. And don't hold back my emotions. Okay?" Tutur Dhina yang diangguki oleh Ayndra dan Nola serempak.
"Okay, this time I agree with you!" Final Nola. Mereka kembali fokus pada pria paruh baya yang sedang berpidato di tengah lapangan tersebut.
*****
Mereka bertiga berjalan menuju kelas kelompok mereka. Berjalan santai sambil mendengarkan lagu yang mengalir lewat headset mereka. Tanpa ada perbincangan apapun.
Bruk
"Akkhhhh.... This hurts so much, damn it!!" Umpat Ayndra saat menyadari tangannya yang terluka akibat tertabrak orang dan mengenai dinding. Ternyata laki-laki berjas yang menabrak Ayndra adalah orang yang sama dengan yang menyeretnya di lapangan tadi. Sepertinya hari ini adalah hari sialnya, dan kini kesialannya bertambah. Di dinding itu ada paku, karena kelas mereka melewati gedung yang akan diperbaiki. Ayndra mendengus sebal.
01 Desember 2023
Dipublikasikan oleh:
Ar_Arka
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio Bad Girls (END) ||TAHAP REVISI
Fiksi RemajaWalaupun udah ending, mohon tetap vote. Tolong hargai karya-karya orang lain yaa Tiga cewek yang saling melengkapi kekurangan masing-masing, dan bersama mengatasi masalah-masalah yang semesta kirim untuk mereka. Berjalan bersama menatap ke depan, da...