Mulai hari ini, semua peserta didik baru sudah resmi menjadi murid di SMA HARAPAN 1 JAKARTA. Ketiga cewek ini tengah bersiap di rumah masing-masing.
Di tempat Ayndra
Ayndra baru selesai mandi dan bersiap. Ia turun untuk sarapan dengan keluarganya.
"Morning mah, pah, dek," Sapa Ayndra pada keluarganya. Lalu mencium pipi kedua orang tuanya.
"Morning sayang~" Sapa balik mamanya. Papanya hanya tersenyum. Sedangkan Elang, adiknya mencibir.
"Lo kenapa dek?" Tanya Ayndra yang ditanggapi oleh cibiran dari adiknya. Mengedikkan bahunya acuh dan mulai memakan sandwichnya.
"Hiihh... kakak tu kebiasaan banget," Gerutu Elang.
"Kenapa sih dek?" Tanya mama yang tak dijawab. Ayndra hanya cekikikan karena perilaku Elang.
"Heh, udah gak usah kek gitu. Sorry deh.. guwe anter sebagai permintaan maaf guwe gimana?" Usul Ayndra yang langsung diangguki secara antusias. Mengusap puncuk kepala adiknya dan melanjutkan makannya.
By the way, luka Ayn udah sembuh tapi belum boleh dilepas perbannya. Orang tuanya juga udah dikasih tau kalo ia jatuh pas di toilet. Bohong, yang dilakukan Ayndra.
"Cus.. berangkat?!" Ujar Ayndra yang langsung pamit pada orang tuanya dan tak lupa cium punggung tangan papa dan mamanya.
Di tempat Dhina
Dhina tengah sarapan bersama keluarganya. Dhina awalnya hanya diam fokus pada makanannya, tapi tak lagi setelah adiknya, Angkasa, mengganggunya.
"Heh! Bisa diem gak sih?" Tanya Dhina mulai terganggu. Orang tua mereka hanya geleng-geleng akan sikap adik kakak ini.
"Gak akan, sebelum kak Na mau anter adek," Ucapnya. Sudah dari semalam adeknya, Angkasa, terus merengek untuk minta diantar. Sekarang Dhina hanya bisa pasrah.
"Heh!! Haishh... Okay, guwe anter. Makanya cepet lulus lo dari SMP," Ujar Dhina.
"Yaelah kak. Baru juga jadi murid kelas tujuh, dah suruh lulus aja dah," Timpal mamanya yang dibalas tawa dari Dhina. Sedangkan Angkasa, langsung mem pout kan bibirnya.
"Udah yok, cus?!" Usul Dhina yang diangguki dengan antusias oleh adeknya.
By the way, Angkasa dan Elang itu satu angkatan. Sama sama kelas tujuh, dan berada di sekolah yang sama pula. Sama seperti apa yang dilakukan oleh Ayndra dan Elang, Dhina dan Angkasa juga melakukan hal yang sama yaitu berpamitan dan berangkat ke sekolah.
Di tempat Nola
"Mah, pah, Nola makan di jalan aja ya? Mah bisa siapin bekelnya gak?" Teriak Nola dari atas. Ia tengah bersiap, karena bangun kesiangan. Maka ia putuskan untuk makan di jalan seraya mengendarai mobil nanti.
"Iya, mama siapin," Ucap mamanya Novita menanggapi anak gadis satu satunya dengan gelengan kepala. Di kamar, Nola tengah bersiap. Ia bahkan masih sibuk dengan rambutnya. Buku pun belum ia siapkan.
Setelah siap, ia turun dan menyapa kedua orang tuanya. Mencium punggung tangan papa dan mamanya. Setelah itu, yang terdengar hanyalah deruman mobil meninggalkan garasi rumah elit tersebut.
Di jalan, ia membuka bekal dari mamanya dan memakannya sambil menyetir. Makan sambil berpikir untuk pembalasan berikutnya.
Menjentikkan jarinya saat ide itu terlintas di pikirannya. Tersenyum menyeringai dengan dipadukan senyum sinisnya.
"Lo harus ngerasain yang namanya pembalasan.. Hehehe... Tunggu aja.." Katanya sambil menyeringai.
Skip
Sampai di sekolah, bertemu dengan kedua sahabatnya dan memberi tahukan rencana selanjutnya. Mereka cekikikan sendiri saat apa yang akan mereka lakukan kalau hal itu terjadi.
"Nanti break lunch, basket yok?!" Ajakan Dhina seperti pertanyaan tapi nadanya seperti menjabarkan.
Nola gemas sendiri lalu memukul tengkuk Dhina membuat si empunya meringis sakit. Ayndra hanya menggeleng pelan. Saat keduanya akan melanjutkan perdebatan yang unfaedah itu, Ayndra mendecak malas.
"Udah deh, gak usah mulai. Let's go to class!" Ucap Ayndra sambil menggandeng kedua sahabatnya.
Mereka menempati kelas yang sama, kelas X IPA 1. Kelas dimana membuat siswa yang tak berada di kelas itu merasakan yang namanya minder. Tapi itu akan membuat trio bangsat merasakan tenang dan merilekskan pikiran mereka.
Skip
Istirahat untuk makan siang digunakan trio bangsat untuk bermain basket. Dimana Ayn sendiri, sedangkan Nola dan Dhina satu kelompok dan itu adalah ide dari Nola. Dia bilang kalau yang tinggi harus sendiri. Disetujui Dhina, tidak untuk Ayndra.
Awalnya ia menolak, tapi karena dipaksa akhirnya Ayndra pun pasrah. Berganti baju basket mereka, karena mereka ikut ekskul basket. Juga ekskul volley, ekstra yang bersangkutan dengan bola besar adalah favorite mereka.
Ayndra dengan nomor punggung tiga, Dhina bernomor punggung tujuh, dan Nola bernomor punggung sepuluh. Baju berwarna merah, tanpa lengan dan celana di atas lutut. Rambut yang mereka kuncir seperti ekor kuda dengan Ayu memakai bandana kain berwarna biru. Diah memakai jepit rambut dengan anak rambut di arahkan ke belakang. Sedangkan Novita juga memakai jepit rambut, tapi digunakan di samping.
02 Desember 2023
Dipublikasikan oleh:
Ar_Arka
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio Bad Girls (END) ||TAHAP REVISI
Dla nastolatkówWalaupun udah ending, mohon tetap vote. Tolong hargai karya-karya orang lain yaa Tiga cewek yang saling melengkapi kekurangan masing-masing, dan bersama mengatasi masalah-masalah yang semesta kirim untuk mereka. Berjalan bersama menatap ke depan, da...