Julian POV
Gua merasa bersalah saat pulang ke rumah. Kenapa gua begitu lemah melawan bisikan - bisikan setan itu. Senyuman Nadya menyambut gua, rasanya bagai pisau yang menikam ulu hati. Sakit. Gua semakin merasa bersalah dan tak tahu diri. Gua sudah mengkhianati dia. Walau itu semua terjadi di luar kesadaran gua.
"Kamu pulang juga akhirnya. Tau ga, Bian rewel semalaman." Kata Nadya.
"Maaf ya sayang, kasusnya butuh segera diatasi." Maaf Nad gua boong.
"Ga masalah yang penting hari ini kamu off." Katanya ceria.
Nad apa kamu bisa seceria ini kalau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Batin gua. Semua terasa menghitam lagi.
"Biaaan ada Yayah." Kata Nadya.
"Ga mau." Timpalnya.
"Kok ga mau sama Yayah?" Tanya gua. Sambil menghampiri dia.
"Ini kan Yayah... Bun." Jawabnya sambil menunjuk gua.
"Aku Yayah kamu. Masa lupa." Kata gua.
"Kan. Ni kan Yayah."
Anak Julian ini pinter. Dia bisa tahu gua bukan Julian. Perkenalkan gua Dipta. Jiwa yang sudah lama berbagi raga dengan Julian. Perlu kalian tahu, gua adalah sosok yang penyayang dan humoris. Bukan seperti Revan yang jahat. Gua penyayang wanita. Gua sayang Nadya, Shonia,dan Arini. Gua sayang semua.
"Sayang, kok dia ga mau aku gendong sih."
"Bi masa ga mau sama Yayah sih." Kata Nadya. Bian malah menangis.
"Iya iya ga akan nyamper sama Bunda aja deh. Nad aku ke ruang tengah ya daripada dia nangis lagi."
Jika gua muncul. Gua akan menjalani kehidupan Julian secara normal. Karena nyaman juga hidup bersama Nadya. Dia baik walau terlalu naif. Sudah sering gua muncul dalam kehidupan rumah tangga Julian - Nadya. Namun, semua dalam batas aman. Hanya Fabian yang peka terhadap kehadiran gua. Makanya kerap kali terjadi pertengkaran menggemaskan di mata Nadya antara Ayah dan anak. Padahal bukan, Bian memang takut gua.
Gua muncul sejak Julian kecil. Dulu Julian penyendiri karena melihat Ibu nya meninggal tertabrak. Gua lah yang membuat dia berteman dengan Januar, Mark, dan Zacky. Gua pulalah yang membuat dia berani menyatakan perasaan ke Jessa dulu. Gua adalah Julian si periang dan penyayang.
Seiring berjalannya waktu, memasuki dunia kuliah, Julian semakin dewasa. Dia mulai bermain ke club malam bersama teman - teman yang gua temukan. Ingat tanpa gua, Dipta. Julian hanya akan menjadi seorang Nerd. Disanalah gua belajar brengsek dan mengenal dunia malam. Kebrengsekan melekat, sampai gua mulai bermain hati dengan banyak perempuan. Jessa marah pasti. Tapi pada Julian bukan gua. Saat itulah gua senang mengerjai Julian dan membuat ia susah karena menghadapi amukan Jessa.
Sayangnya, keputusan gua itu membuat Jessa pergi. Karena dia tahu bukan hanya Julian dalam raga ini. Mulailah muncul Revan. Sosok penuh amarah dan dendam pada Jessa. Semua semakin rumit karena bukan hanya Nadya istri sah, Jessa mantan kekasih ada Shonia yang entah apa statusnya. Gua bingung. Dia satu - satunya perempuan yang bisa membedakan kami. Dia mengenal Julian saat orientasi kampus. Dia mengenal gua saat di organisasi yang sama. Malah gua jatuh cinta pada kebaikan dan kecantikannya. Malangnya dia juga mengenal Revan karena kebodohan dia.
Masih gua ingat hari itu, saat Jessa memutuskan Julian. Gua berusaha menguasai raganya. Namun, gagal. Muncullah sosok lain. Dia amat sangar marah. Mungkin jika tak ada Shonia. Jessa sedang dalam proses penguraian menjadi tanah. Malam itu Revan hendak membunuh Jessa. Namun, Shonia menahannya. Disitulah ia sadar ada sosok lain dalam diri Julian. Mulailah ia berkenalan dan Revan jatuh cinta. Terjadilah hal intim diantara mereka. Namun Revan tetaplah sadis.
Soal keputusan menikahi Nadya. Itu murni jiwa Julian. Semenjak mengenal Nadya, sulit bagi gua menguasai Julian. Apalagi Revan. Dia seolah terpenjara dalam dasar neraka. Setahun penuh gua tertidur. Pertama kali gua kembali muncul saat Julian panik Nasya melahirkan. Dari sanalah gua dengan mudah muncul hilang secara bergantian. Dan Julian tidak pernah sadar kehadiran gua karena gua tidak pernah bisa muncul lama. Namun hari ini sepertinya tidak.
"Yah, aku suka heran. Bian kadang selalu nempel ke kamu. Kadang kaya benci banget kenapa ya?" Tanya Nadya.
"Mungkin karena aku terlalu ganteng. Dia merasa tersaingi Nad." Jawab gua.
Nadya POV
Gua merasa ada yang aneh dengan Julian. Tanggapannya barusan apalagi. Kaya bukan Julian. Dia memang suka becanda tapi ga kaya gini. Omongan gua soal Bian barusan serius. Biasanya dia akan menanggapi dengan serius juga. Gua jadi kepirikan surat kemarin lusa soal alter ego.
"Nad kok ngelamun." Katanya.
"Ga apa. Kamu pasti capek, istirahat dulu sana."
"Kok sayangku jadi jutek sih." Ujarnya.
"Aku cuma lagi ga mood doang."
"Kamu PMS ya?" Tanyanya.
Gua semakin heran. Perasaan dia tahu kalau minggu kemarin gua baru aja halangan. Gua semakin yakin ada yang ga beres sengan suami gua.
"Kamu kayaknya capek banget ya sampai lupa aku baru aja dapet minggu lalu. Sana gih istirahat di kamar." Jawab gua.
"Iyaaa deh. Aku kecapean kali ya." Katanya sambil menggaruk kepala. Ini bukan gesture Julian.
Selama tiga tahun berumah tangga. Baru hari ini gua merasakan keanehan sifat Julian. Apa ini karena pengaruh surat kaleng itu? Atau memang pada kenyataannya Julian memiliki alter ego? Semua ini membuat gua pening. Namun, gua harus mencari tahu kebenarannya.
Julian POV
Gua terbangun di kamar. Gua bersyukur berada di tempat yang seharusnya. Tidak seperti tadi pagi. Gua yakin Dipta yang mengusai raga gua. Semoga Nadya tidak menyadari hal itu.
"Yayah bangun." Kata Bian yang sedang bermain di kasur sebelah.
"Sini main sama Ayah." Kata gua.
Dia berjalan menuju gua. Kemudian memeluk gua erat.
"Yayah jan gi. Bi ta kut ma om tu."
Gua mengerutkan kening. Sepertinya Bian menyadari kehadiran alter ego gua.
"Tenang Ayah akan selalu disini buat Bi."
"Ji?" Katanya.
"Janji." Timpal gua.
Dia kemudian mencium pipi gua.
"Bi ta yang Yah." Katanya.
Seandainya Ayah kamu normal Bi. Kamu ga perlu merasakan perbedaan itu. Maafin Ayah Bi.
Nadya POV
Gua mendengar percakapan Bian dan Julian. Gua merasakan ini baru sikap suami gua. Lalu tadi siapa?
Bel rumah berbunyi, segera gua ke depan dan pengirim paket. Kali ini melalui ekspedisi. Gua senang karena jika ini dari peneror gua bisa dengan mudah melacak pengirim paketnya. Sebelum gua buka terlebih dahuly gua mengecek nomor resi. Gua bisa tracking dari agen mana paket ini berasal.
Gua kaget melihat agen penerima paket ini berada di dekat rumah gua? Segera gua buka isinya. Sebuah baju putih namun, terdapat noda darah.
Ini perbuatan suami lo ke gua Nadya!
Entah sudah berapa banyak lecet di tubuh gua karena ulahnya.
Dia monster Nadya.
Hati - hati.Julian monster? Gila dia. Melihat cengcorang aja dia kabur. Gimana mau jadi sadism? Gua rasa teror ini semakin ga masuk akal. Gua memilih menyimpan paket tersebut. Namun, gua terdistraksi noda darah. Gua harus mengecek apa ini benar darah atau hanya teror kelas teri. Gua yakin semua hanya teror yang didasari ketidaksukaan. Bukan pertanda apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seminyak Sendu ✔️
ChickLitNadya tidak suka ke Bali karena rasa cemburunya terhadap masa lalu Julian. Jian adalah sosok suami yang mengerti akan hal itu. Namun, ia menyimpan sebuah rahasia yang mengacaukan kehidupan mereka.