Nadya POV
Setelah kiriman paket terakhir, gua semakin susah tidur. Mood gua selalu buruk dan gua gelisah. Baju noda darah itu tengah gua analisis di salah satu lembaga terpercaya. Gua hanya ingin membuktikan teror ini sungguh - sungguh atau hanya candaan. Hari ini, hasil analisis tersebut keluar. Gua berharap itu hanya cat; bukan darah sungguhan. Karena itu gua berangkat lebih pagi dari rumah.
"Kamu pagi - pagi banget perginya?" Tanya Julian.
"Aku kan sempet cuti sehari bulan ini. Makanya masuk lebih pagi hari ini." Jawab gua.
"Nad." Katanya.
"Kenapa?" Tanya gua.
"Ga apa, aku sayang kamu Nadya." Jawabnya.
Gua menatap mata Julian intens. Gua bingung mengartikan tatapannya saat mengatakan itu.
"Aku juga. Titip Bian ya. Aku pamit." Ujar gua.
Gua menjadi lebih dingin sekarang. Mungkin karena terlalu banyak gelisah dan pikiran gua kacau. Sampai di Lab gua langsung membawa hasil analisis dan membukanya di mobil. Hasilnya membuat gua tambah gelisah. Teridentifikasi noda darah di baju itu. Apa mungkin benar ada sisi lain Julian?
Sampai di kantor gua memutuskan segera menyelesaikan pekerjaan gua. Gua harus mencari fakta soal teror ini . Padahal squad gua mengajak berkumpul untuk persiapan kita sebagai bridesmaid nikahan Mbak Egi, Januari nanti. Gua juga belum bisa cerita ke mereka karena ini berhubungan dengan aib suami gua jika apa yang tertulis di surat kaleng itu benar adanya.
"Lo kok kaya suntuk terus kak." Kata Joya menghampiri ke ruangan gua.
"Perasaan lo aja kali." Timpal gua.
"Nanti ikut kan kumpul?" Tanya Joya.
"Maap gua ga bisa Joy. Ini aja izin setengah hari karena mau urusin Bian." Jawab gua mencari alasan yang logis.
"Bian apa Ayahnya Kak. Yaudah kalau gitu ga apa kak." Ujar Joya.
Tak lama kemudian dia meninggalkan ruangan gua. Sebenarnya bisa saja gua mencari tahu soal Julian melalui Joya karena mereka sepupu jauh. Namun, kembali gua tak ingin orang lain tahu jika itu memang nyata.
Julian POV
Nadya tidak semanis biasanya. Kali ini ia lebih banyak melamun. Apa dia mulai menyadari kekurangan gua? Sepertinya iya. Gua semakin takut jika Nadya tidak bisa menerima dan pergi meninggalkan gua.
Tenang Julian lo jangan berpikir negatif. Itu bisa memudahkan mereka mengusai tubuh lo.
"Woy Jul jangan kambuh lo." Ujar Cristal.
"Ngga kok. Gua lagi kepikiran sikap Nadya yang lebih dingin. Apa dia tahu soal gua?"
"Gua ga tau Jul. Selama ini gua sama Kai selalu nutupin semuanya. Lo udah jarang kambuh kan? Kenapa kambuh lagi?" Tanya Cristal.
"Semua ga bisa gua kendaliin Tal. Mereka tiba - tiba aktif lagi semenjak Jessa kesini."
"Oh Hanggarini. Jul saran gua pikirin soal Bian setiap kali mereka muncul." Kata Crisstal.
Gua ga bisa mendebat dia. Selama ini gua memang belum mencoba metode itu. Soal Bian gua jadi inget satu hal.
"Tal, ada orang lain yang bisa bedain kepribadian gua selain Rissa."
"Siapa?" Tanya Cristal kaget.
"Anak gua, Fabian."
"Sudah gua predisi, soalnya anak lo beberapa kali keliatan takut sama lo." Ujar Cristal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seminyak Sendu ✔️
ChickLitNadya tidak suka ke Bali karena rasa cemburunya terhadap masa lalu Julian. Jian adalah sosok suami yang mengerti akan hal itu. Namun, ia menyimpan sebuah rahasia yang mengacaukan kehidupan mereka.