tujuh: mulai terungkap

1.6K 370 7
                                    

Kondisi Julian terus mengalami perubahan. Walau kepribadian dia semakin mudah berganti - ganti. Namun, ia menjadi lebih terbuka pada Kai dokternya.  Sepertinya takdir tidak berpihak pada Julian Abimana. Hari ini Arini kembali datang padanya. Perempuan itu menangis tersedu dengan muka lebam.

"Julian, please tolong aku. Ga ada pengacara yang mau lindungin aku dari Bobby." Ujar Arini.

"Maaf Rin. Ga bisa, gua ga mau Nadya pergi."

"Aku lemah Jul. Aku butuh perlindungan. Kamu satu - satunya harapan aku. Tolong." Kata Arini memohon.

"Maaf gua ga bisa. Sebelum alter ego gua muncul lebih baik lo pergi." Kata Julian.

Nadya POV

Gua mengalami stress berat karena terlalu memikirkan Julian. Bobot tubuh gua merosot, untung Bian sudah tidak bergantung pada ASI. Nalar gua pun semakin tidak jalan karena terlalu banyak berspekulasi. Puncaknya hari ini, gua nekat memata - matai Julian. Keputusan ini terpaksa gua ambil karena sikap Julian dua hari lalu.

Dua hari yang lalu

Julian pulang dalam keadaan kacau, untuk pertama kalinya gua melihat suami gua mabuk. Iya Julian Abimana si anak alim itu mabuk. Sorot matanya penuh amarah. Bukan seorang Julian yang menenangkan yang gua kenal. Gua takut? Tidak. Justru gua merasa tertantang.

"Kamu ngapain mabuk? Kaya ga punya iman aja."

"Bacot lo."

"Bisa juga kamu ngomong kasar ya."

"Mulut - mulut gua. Lo harus tau semenjak ada lo, gua semakin susah." Katanya.

"Semakin susah? HAHAHA kamu siapa? Ini bukan suami aku." Timpal gua.

Dia mengeluarkan smirk nya. Gua masih ga gentar. Sampai dia menggenggam tangan gua kasar.

"Lo emang bego." Katanya kemudian mendorong gua sampai terduduk di lantai. Kemudian dia membanting beberapa barang di ruang tamu.

"Kamu siapa? Tolong pergi jangan buat Bian takut sama Ayahnya." Lirih gua.

Julian mendekat, dia menatap gua.

"Bian darah daging kamu. Jangan sampai dia liat kamu begini. Siapapun yang menguasai kamu." Kata gua.

Dia semakin mendekat. Gua terus menatap dia dengan memelas. Kemudian dia pinsan.

"Mbok, anggap aja ga pernah liat ini ya. Bantuin saya bawa Julian ke kamar." Kata gua.

Iya  asisten rumah tangga gua melihat semuanya.

~
Setelah malam itu, semua biasa saja. Julian bangun seolah tidak pernah terjadi apa - apa. Disitu gua merasa kalau Julian memang penderita DID. Lalu kenapa dia tidak jujur? Kenapa dia seolah menyembunyikannya dari gua?

Demi misi memata - matai Julian, gua sampai sewa mobil. Tujuannya agar dia tidak curiga. Gua pun berpakaian dengan style tidak biasanya. Tak lupa menggunakan wig. Semua misi penyamaran ini dibantu Olivia, sahabat gua sejak kecil. Kebetulan dia seorang manajer model. Mudah bagi dia mencari aksesoris penyamaran gua. Gua berdalih membutuhkannya untuk acara kantor, sehingga ia tidak penasaran.

Julian pergi ke kantornya seperti biasa. Mobilnya pun terparkir disana. Gua memantau dari cafe dekat kantor Julian. Selama dua jam disana tak ada tanda tanda aneh. Terlihat biasa saja. Gua pun memutuskan untuk menunggu di mobil. Berselang lima menit muncul mobil lexus dan Arini turun darisana. Oh ternyata dia masih mendekat ke suami gua. Berani - beraninya wanita itu mendakti suami orang. Kenapa juga Julian menyembunyikan semua ini? Lalu kenapa surat kaleng itu mengatakan dia bukan Arini? Dengan sabar gua menunggu, tak sampai sepuluh menit Arini keluar dengan dituntun satpam. Apa dia diusir? Arini sepertinya diusir, gua lihat Mbak Ital keluar dan berbicara dengan muka serius.

Seminyak Sendu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang