Aku berbisik-bisik kepada semilir angin malam.
Sesekali kutitipkan senyum kepada sang angin.
Tanganku melingkar memeluk erat tubuhku.
Mataku terlihat redup tetapi tatapku enggan tertutup.Kamu..
Ya, kamu..
Aku tak menyalahkanmu atas semua ini.Aku hanya terlalu ceroboh untuk terlalu mudah mengikuti langkahmu dengan sudut mataku.
Menguping kata-kata lembut yang mencelos dari katupan bibirmu.
Menyimak perlakuan sepelemu itu, seperti merangkai pernak pernik berupa debar di dada.
Tak lupa dengan rona-rona di pipi yang tak kunjung tiada.Kau lihat awan jingga itu?
Itu adalah karunia dari Dia untuk aku, kamu, dan umat manusia semua.
Lihatlah sekitar, tak perlu rasanya dijabarkan lagi.
Bahkan adik kecilmu mungkin juga tau, suguhan indah itu adalah lukisan semesta dari Dia untuk manusia.Hei, Dia maha besar bukan?
Dia yang menciptakan bumi dan semesta.
Dia pula yang menciptakan Tawa dan luka.
Sungguh, Tuhan menciptakan air mata karena ia tau ada luka yang tak bisa diungkapkan dengan kata.Pun denganku saat ini,
Masih melihatmu dengan tatapan rapi, merinci setiap kata yang terujar lirih darimu, dan telingaku tak pelak dari suara bariton khasmu.Salahkah aku?
Aku takut.
Takut. Tak bisa mengendalikan diriku lagi.
Takut untuk kembali patah hati.
Bukan patah hati yang biasa, patah hati karena Dia murka.
Murka karena belum waktunya.Melihat hamba-Nya yang masih menggelar tawa bersama.
Sementara ia menatap dengan kalut kepada mereka.
Aku takut untuk dipatahkan.
Aku tidak siap.Apakah ini bisa dimaafkan Tuhan?
Aku tergugu dengan mata yang mulai temaram.
Bantu aku ya Rabb, untuk meluruskannya.Tentang rasa, mimpi, dan harapan.
Rasa itu tetap sama, mimpi itu tetap sama, dan harapan itu akan tetap sama.
Bi idznillah, tidak akan berubah tiga perihal yang selalu kuselipkan di untaian pintaku.Aku percaya takdir.
Aku percaya yang sudah diguratkan di atas sana.
Perihal kamu, calon kekasih halalku. Siapapun kamu.
Bersabarlah, jika waktunya telah tiba. Kita kan bersama.Jangan tunjukkan sekarang perilaku manismu itu, aku takut, tak berpijak dengan benar dan malah menggandeng tangan musuh umat islam, Syaithan.
Simpanlah semua.Bersabarlah, saatnya kan tiba.
Payakumbuh, 31 Mei 2018
Ukhtii Aimee
Assalamu'alaikum manteman..
Alhamdulillah update lagi, afwan jiddan kalo jarang update..
Heuheu😩 maapkeun author yg lagi UAS yah..
Semoga makin suka sama untaian katanya..
Syukran katsiiran buat yang mau baca dan kasih Vomentnya 💕💕
Kalian the best! 😀😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka
PoetryYang kita butuhkan adalah bersama adalah bersabar Atas spasi dalam cerita kita Atas paragraf dalam dua tempat Atas lembaran yang kian bergerak Atas rindu yang belum terbayar Cover by: @ukhtiiry