Lantunan do'a mengalir dari bibirku, tak elak menahan rindu yang menggebu.
Hanya saja aku tak tau, siapa yang tengah menari-nari di pikiranku.
Ahh, biarkan saja jarum kurus yang mengitari deretan angka itu terus berputar, kan ku tunggu, seseorang yang kini entah di belahan bumi mana, barat, timur, selatan atau mungkin utara.Sedang apa engkau wahai calon kekasih halalku?
Hmm, ya, aku lebih suka menyapamu dengan sebutan kekasih halal.
Entahlah, kata itu terdengar spesial bagiku.
Apakah kau juga sering melantunkan do'a untukku? Apakah kata itu mengalir berilir di setiap sujudmu?
Jikalau iya, walau aku tau, bukan namaku yang kau sebut di dalam sujudmu. Mungkin tepatnya kau sebut 'masa depanku'—karena, yaa mungkin kita belum saling mengenal, mungkin.
Atau prasangka dan paradigma ku yang salah tentangmu?
Mungkin hidayah belum menyapamu. Siapa tau, sekarang kau malah sibuk dengan urusan duniamu.
Bagaimanapun keadaanmu, ketahuilah, disini, aku menunggumu dalam taatku, hingga waktu perlahan merangkak menggapai satu hal, akad.
Hingga kata 'sah' itu menjadi kata yang menjalin seutas demi seutas cerita yang akan dimulai bersama.
Aku mendo'akanmu selalu, semoga engkau berada dalam lindungan dan jalan yang di Ridhai Sang Rabb.
Maukah engkau mencintai Allah bersamaku? Menua seiring cerita, hingga akhirnya bersama menapak Surga.
Dari aku, calon kekasih halalmu..Payakumbuh, 15-12-17
Ukhtii AimeeAssalamu'alaikum..
Gimana? ngena ga? 😁😁
Jangan lupa vote and comment yaa:) ➡ Follow juga
Syukran Katsiiran ukhtii wa akhii..
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka
PoesiaYang kita butuhkan adalah bersama adalah bersabar Atas spasi dalam cerita kita Atas paragraf dalam dua tempat Atas lembaran yang kian bergerak Atas rindu yang belum terbayar Cover by: @ukhtiiry