Bisikan

67 6 2
                                    

Ingin rasanya membunuh mereka satu persatu dengan tangan ini tapi apa daya ku, aku tak berani melakukan hal itu, satu hal yang ku tau AKU SANGAT SANGAT BENCI. Yah aku tau aku membenci mereka tapi tak mengapa aku tak dapat membunuh mereka.

"Jika kau ingin membunuh, bunuh saja mereka lawan rasa takut mu" tiba-tiba sebuah bisikan terdengar di telingaku
"siapa itu?!"
Hening. Tak ada jawaban, hanya ada suara nafasku.
Mungkin itu hanya imajinasiku saja

§

"DASAR ANAK TAK BERGUNA. Mau jadi apa kau ini?!!" bentak .
Kebas dan kebal sudah telinga dan hatiku, hampir setiap saat Moeder mengeluarkan kata kasar kepadaku. Sakit hati ini menerimanya, tapi apa boleh buat kabur tak akan menyelesaikan masalah justru memperburuk keadaan. Ingin rasanya merasakan kebebasan, menghirup udara bebas, berjalan tanpa adanya rasa khawatir tapi jeruji besi tak kasat mata lah yang telah mengurungku. Aku ingin bebas. Aku mau bebas 

§

Balaskan dendammu. Balaskan rasa sakitmu. Biarkan mereka merasakan apa yang kau rasakan. Balaskan itu. Balaskan.

Aku mulai mencari asal suara yang berkata demikian namun hasilnya tidak ada, hampir dibuat paranoid aku dibuatnya, apakah aku sudah mulai mengalami gejala halusinasi dan hampir gila?

"Bert, apa menurutmu aku sudah mulai gila?" tanya ku pada Robert di rumah pohonnya
"Mungkin, hehe" candanya
"Ihhh aku serius Robert"
"Oke oke oke. Memang apa masalahmu, Pancake?"
"Aku sudah sering mendengar bisikan entah itu kampus, di rumah ataupun dimanapun aku berada"
"Hmmm mem..." Drrt...Drrt Drrt... Tiba-tiba sebuah pesan masuk membuat Robert harus menggantung kalimatnya.

Dear: Yumi
From: Ibu
YUMI... Kamu dimana cepat pulang sudah jam segini kau belum pulang mau jadi apa kau ini?!!

"Ada apa, Pancake? Apa ibumu menyuruhmu pulang?"
"Yah sepertinya. Kalau begitu aku pulang dulu yah."

Balaskan dendammu
Jangan beri mereka kesempatan. Ini waktunya bersenang-senang.

"Yah... Sudahlah mungkin ilusiku saja"
Kataku sambil melanjutkan perjalanan ke rumah. 

Suara itu terus saja menggagung ku entalah mungkin ada pesan yang disampaikan oleh bisikan itu namun yang membuatku terganggu adalah bisikan itu terus saja menyuruhku untuk menghabisi semua kelurga ku like c'on aku tau aku benci mereka tapi membunuh kelurgaku juga butuh stategi aku tidak ingin tertangkap, itu saja.

§

Moeder sudah menyambutku di pintu depan lengkap dengan senjata pamungkasnya untuk kali ini senjata yang dia gunakan berupa gesper kulit

"DARI MANA SAJA KAU?"
"Dari rumah Robert" jawab ku singkat 
"KAU BUKANNYA DIRUMAH BANTUIN MOEDER MALAH KELUYURAN MAIN TERUS DENGA  DIA APA KAMU LUPA KAMU MASIH ADA TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MENGURUS RUMAH INI HAA!!!" kata Moeder dengan nada tinggi diselingi dengan bunyi gesper kulit yang menggenai kulit ku. Sakit tentu saja
Setelah puas menyakitiku Moeder menyuruhku pergi ke kamarku dan aku pun menurut aku tidak mau medengarkan omong kosongnya, ya bagiku ocehan nya itu tidak ada guna nya hanya omong kosong yang menyakiti hati ku. Aku tidak percaya mengapa aku dilahirkan di kelurga jahat seperti ini. Aku tidak mau hidup ku terkurung dalam kesakitan dan penderitaan ini

Aku tidak bisa pergi, aku terperangkap, aku terjebak, tolong aku siapa pun tolong aku. Hampir setiap malam aku memikirkan mengapa penderitaan ini tidak pernah berakhir

"Bunuh mereka maka hidupmu akan tenang. Jadilah pemangsa tunjukkan pada mereka bahwa kau tidak pantas hidup dalam keterpurukan"

 Aku mencari suara itu tapi tidak ada kosong hanya aku sendirian di kamar yang menjadi benteng perlindunganku. Aku sudah cukup lelah dengan semua ini dan tanpa sadar aku pun terlelap dalam tidurku. 

Kill ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang