Home

59 4 1
                                    

Senang rasanya bisa bertemu lagi dengan Lyra . Walau aku masih memiliki rasa dendam pada pencuri dan pembunuh yang tega membunuh kelurganya, aku sempat berpikir untuk mencari identitas pembunuhnya namun aku mengurungkan niatku karena minimnya informasi dan banyaknya kejanggalan yang kurasakan saat itu seperti ada yang sengaja yang menutupinya

§

"Bert.."
"Yah ada apa Pancake?"
"Menurutmu, bagaimana sifat ku?" tanyaku saat kami di taman sore itu.
"Hmmm, kau itu memiliki sifat yang menyebalkan, cerewet, tukang ngantur, risih dah pokoknya?" jawabnya dengan nada bercanda
"Aku serius" kesalku
"Oke oke oke maafkan aku, kamu itu orang yang paling sempurna. Kamu memiliki apa yang tak orang lain miliki"
"Bagaimana dengan rumah?"
"Rumah? Rumah mu diujung jalan?"
"Kau tak mengerti maksudku. Tak apa. Hehe" kataku sambil tersenyum.
"Aku tau kau ada masalah? Cerita saja, aku siap menjadi telingamu" tawarnya
Tidak, tidak ada dan tidak akan ada orang yang dapat membantuku.
"Pancake" tegur Robert setengah berteriak.
"Hei apa yang kau pikirkan?" lanjutnya kini kata-katanya terdengar lembut.
"Aku baik-baik saja, kau tak usah khawatir"
Kini tatapanku tertuju pada bunga Marigold, aneh rasanya melihat tanaman itu disini

Kini tatapanku menadah melihat ke atas memerhatikan kolong langit yang cerah ini tidak ada tanda-tanda hujan walau sudah memasuki musimnya, burung berkicauan dan aroma tanah dan tanaman yang khas membuat taman ini sangat sempurna untuk menyendiri dan merenung sambil memerhatikan pesepeda dan beberapa ada yang jalan santai 

"Pancake"
"Yeah?" jawabku tanpa melihatnya 
"Aku lapar"
Aku terkekeh lalu menegakkan badanku 
"C'on, let's go"
"Ayo" balasnya ceria 

Kedai cofe dengan tempat paling stragegis menurutku tidak hanya menyediakan kopi yang nikmat tapi juga menyajikan tempat yang nyaman bagi kaum introvert seperti ku, sebuah pancake lezat terhidang di depanku dan disebrangku ada secangkir kopi hangat milik Robert dan Robert yang kini menatapku dengan intens 
"Apa?"
"Tidak"
Aku menaikkan satu alisku melihat tatapan intensnya , tapi aku menghiraukannya dan fokus menikmati pancake manis dan lembut. Enak rasanya meleleh dilidah dengan sempurna 

"Apa kamu sudah dengar berita mengenai pembunuhan di sekolah?", seketika aktivitasku berhenti sesaat dan kini aku yang menatapnya secara intens berharap dia mau berbagai informasi
"Informasi apa yang aku lewatkan?"
"Terjadi pembunuhan tapi kabar ini masih ditutup rapat oleh banyak pihak terutama universitas karena dapat merusak reputasi sekolah kita"
"Lalu?"
"Dan lebih mengejutkannya lagi banyak rumor yang beredar bahwa kasus ini sama seperti kasus temanmu, Lyra"
"Mengapa menyangkut pautkan dengan Lyra? Kejadian Lyra sudah dinyatakan tutup oleh pihak kepolisian beberapa bulan tidak ada petunjuk atapun informasi mengenai pelaku? Bagaimana bisa?"
"Aku juga tidak mengerti tapi banyak kabar burung yang mengatakan bahwa kejadian yang menimpa Lyra dan pembunuhan di sekolah kita adalah satu pelaku yang sama, tapi aku masih tidak mengerti dengan kejadian Lyra seperti ada sesuatu yang disembunyikan" Kata Robert dengan wajah serius 
"Baiklah sherlock holmes, tell me everything"

Malam itu aku tidak bisa tidur memikirkan perkataan Robert di taman. Apakah mungkin itu merupakan orang yang sama? 
Kurasa tidak mungkin tapi semua penjelasannya terdengar masuk akal, tapi tidak semua ini masihlah buram  bagiku.

Bunuh semua orang maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau termasuk tempat yang kau inginkan

Bisikan itu jelas sekali berkumandang di telingaku.

Tempat. Aku sekali lagi menatap langit kamar dengan kekosongan tak berujung  
"Tempat" gumam ku pelan dan halus 

Kill ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang