Kinara melempar tas selempangnya ke kasur. Sejak kepulangan dari pameran galeri, gadis itu tidak berhenti mengomel. Alfaro yang menemaninya juga ikut pusing.
Dimulai dari tempat parkir lalu berlanjut ke perjalanan pulang, Kinara sengaja menutup pintu taxi dengan keras. Sontak Alfaro dan pengemudi terkejut, pasalnya Kinara melakukan itu secara mendadak.
"Berisik! "
Radin menyipitkan kedua matanya mencari letak kesalahannya yang baru datang tiba-tiba di marahi. Tidak mau ambil pusing gadis itu memasukkan sejumput keripik ke dalam mulutnya yang tadi ia beli di minimarket.
"Lagi datang bulan? " tanya Radin hati-hati.
"Gue kesel banget Din asli," jawab Kinara sedikit agak ngegas, gadis itu mengacak rambutnya sendiri.
"Mau gue ambilin samsak? " tawar Radin polos.
Kinara mengeryitkan dahinya, "Buat apa?"
Radin menarik paksa tangan Kinara. Gadis yang kerap di panggil baby kini akan membawa seorang Kinara pergi ke suatu tempat yang cocok untuknya.
"Apa sih, lo bikin gue tambah bete aja deh! " omel Kinara sambil menghempaskan tangannya sendiri.
Radin bersiap memakai backpack pororonya, disusul dengan bandana unicorn di kepalanya, "Kita ke tempat GYM aja Ra, Lo butuh sesuatu untuk ngelupin emosi jiwa dan raga lo, "
Kinara duduk di sofa sebelah baby ia mengusap wajahnya yang kacau. Sejak kapan temannya ini datang? Kedatangan nya membuat mood-nya semakin hancur saja.
"Tadi gue liat Benaya! Dia lagi hangout gitu sama cewek, " ucap Kinara sambil memanyunkan bibirnya.
"Cewek itu ngeliatin gue, dia ngerangkul Benaya," gerutunya.
"Terus? Terus? " tanya Radin tidak sabar mendengar kelanjutan cerita Kinara.
"Gue pelototin, "
"Dia melototin lo balik nggak? " tanya Radin, Kinara tampak berfikir.
"IYA! DIA MELOTOT JUGA KE ARAH GUE," jawab Kinara heboh.
"Tapi dia nggak marah kan? "
Kinara membelalakkan matanya, ia tidak percaya dengan pertanyaan baby, " Harusnya gue dong yang marah, mata gue di pelototin sama dia Radin, " dengusnya, Radin memilih diam dan mengunyah snack-nya lagi.
"Mungkin nggak sih kalo mereka pacaran? " tanya Kinara, sekarang gadis itu benar-benar sangat penasaran. Bukan berarti dia suka, katanya. Kinara hanya tidak terima jika dirinya di pelototi tanpa sebab.
"Kayaknya nggak mungkin, eh mungkin juga bisa deh,"
"Kalau mungkin gimana dong? " tanya Kinara.
Radin mengangkat tangannya, " Yaudahlah ya, hempas aja ke laut, "
"Eh sebentar, dia itu anak Trisakti bukan sih? Kira-kira wajahnya asing nggak? " tanya Radin.
"Kayaknya bukan, Gue nggak pernah lihat wajah dia sebelumnya," jawab Kinara.
Radin melepas peralatan yang menempel di sekujur tubuhnya. Ia merebahkan diri di sofabed yg tidak jauh dari tempatnya berdiri, "Yaudah yuk kita nonton kartun aja, " ajak Radin.

KAMU SEDANG MEMBACA
BENAYA [SELESAI]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Dia Benaya, dia keren, tampan, tinggi, pintar, jago menggambar, memanjat tebing dan photografi. Kurasa tidak ada yg bisa menandinginya. Tahu tidak? Dia sering menyiksaku, membentakku, memarahiku. Saat itu aku tidak tahu di...