- 16 -

1.8K 229 170
                                    

🎵 VIXX - Beautiful Killer
.
Ini ff terpusing yang pernah ku buat jadi kalau kalian pusing, yhaa kita sama. Sama sama pusing :)
.
.

Singto menemui tim forensik untuk melihat keadaan mayat, sekalian untuk memindai sidik jari dari korban. Ditemani Oaujun dan beberapa orang dari tim forensik, kini mereka tengah didepan mayat yang menghitam dengan wajah yang sudah hancur. Mungkin jika mayat itu ditemukan dijalan, tidak akan ada yang mengenalinya.

Oaujun mengernyit ngeri melihat wajah hancur dari korban. Bahkan mungkin kini ia sudah agak mual melihat darah mengering dari area kepala.

Singto membuka alat mirip dengan sebuah koper, namun ketika dibuka itu bukan sekedar koper. Lebih mirip laptop, ada layarnya. Hanya saja ini alat untuk mendeteksi sidik jari, terlihat seperti sebuah sensor finger tampak disana.

Singto dengan sarung tangan karet yang membungkus tangannya, mengambil jari korban dan menempelkannya pada sensor finger. Dengan was – was mereka menunggu hasilnya. Tak lama kemudian mereka membelalak ketika layar menunjukkan kata 'MATCH'.

"Sing, apa ini artinya—"

"Ya, sidik jari korban match dengan sidik jari yang kita dapat di lencana itu" Singto menatap Oaujun yang kini mengerutkan dahinya, "Korban sebelumnya juga seperti ini kan?" lanjut Singto dengan sebuah pertanyaan yang diangguki Oaujun.

"Pelaku memakai sarung tangan?" tebak Oaujun. Singto mengangguk namun kemudian menggeleng.

"Tidak juga, bedak, hand gel, lotion, benda – benda seperti itu yang biasanya menghalangi sidik jari" Oaujun menganggukkan kepalanya mengerti.

.

.

Kini Singto dan Oaujun kembali ke kantor kepolisian. Singto kembali berkutat dengan PC didepannya. Oaujun sedikit banyak mengerti apa yang dilakukan oleh Singto. pria itu sedari tadi mengamati Singto hingga ia bosan dan menghela nafasnya berkali – kali. Tidak ada titik terang dari kasus – kasus pembunuhan ini.

"Virus phantom"

Oaujun menatap Singto meminta penjelasan. Singto menoleh pada Oaujun sejenak kemudian kembali berkutat dengan komputernya.

"Kelumpuhan kota kemarin itu disebabkan seseorang meretas dan menyebarkan virus ini. Phantom hanya bekerja selama satu jam. Memang tidak lama tapi efeknya sangat besar. kau bisa melihatnya kan, dengan sebuah virus saja bisa melumpuhkan satu kota." Ujar Singto yang diangguki oleh Oaujun.

"Lalu...siapa pencipta virus itu?" tanya Oaujun penasaran.

"Itu dia masalahnya, biasanya virus ini akan menunjukkan sebuah tanda huruf P pada layar jika itu terjadi pada sebuah alat electronik. Tetapi kejadian semalam itu, virus ini bekerja dengan sangat sempurna hingga tak ada yang menyadari jika itu virus Phantom. Kurasa seseorang memperbaruinya. Tak ada logo apapun yang didapat. Hanya blank hitam yang di tunjukkan"

"Sing, apa biner yang kau sebutkan kemarin itu identitas dari virus Phantom?"

Singto menganggukkan kepalanya.

"01010000 01001000 01000001 01001110 01010100 01001111 01001101. Jika kita bisa mendapatkan filenya, maka ini akan mudah. Aku tidak tau file ini berbentuk apa yang jelas ada sesuatu di dalam kode biner itu"

Oaujun menggeleng tak mengerti. Singto menghela nafasnya.

"Terkadang aku heran, kenapa kau bisa lolos jadi detektif" gumam Singto menyindir Oaujun yang dihadiahi oleh satu pukulan di lengan Singto.

"Ilmuku mengenai cyber world cukup tertinggal dibanding denganmu" balas Oaujun sengit.

Singto terkekeh mendengar ucapan sahabatnya ini. kemudian ia teringat akan rekaman CCTV yang selalu hilang saat terjadinya pembunuhan.

D.I.D Love: What I Did For Love? [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang