- The End A -

2K 239 140
                                    

Version A:

Singto memeluk lututnya didalam sel tahanan. Pandangan matanya kosong tak ada kehidupan. Oaujun datang dengan perasaan bersalah.

"Sing...," panggilnya.

Singto menoleh namun bungkam. Lalu memalingkan muka membuat Oaujun menghela nafasnya.

"Aku tau, ini bukan ulahmu, kan? Tapi..-"

"Jangan sebut namanya, aku sudah mengatakan itu padamu. Asal kau tau, dia bukan pelakunya. Dia juga korban, Oaujun."

"Oh, oke baiklah...jadi...apa yang sebenarnya terjadi pada saat malam itu?"

Singto tertawa seperti orang gila saat mengingat kejadian dimana ia dinyatakan menjadi tersangka.

.

Malam itu, Push masih setengah sadar saat Singto mencium Krist, dengan menahan luka, Push mencoba meraih pisau yang tergeletak. Memanfaatkan Singto dan Krist yang sedang lengah untuk membunuh Krist. Targetnya adalah Krist lalu Singto.

Sret...

Jleb...

Akh!

Namun naas, Push kalah cepat dengan Krist yang menyadari pergerakannya. Krist mengambil pisau dan menusukkannya pada tangan Push. Singto yang terkejut dengan teriakan Push pun melepas ciumannya.

Krist menatap tajam, mencabut pisaunya dan menancapkannya pada dada Push. Singto shock ketika Krist menusuk tubuh pria kekar itu berkali - kali.

"Arthit! Hentikan!" Singto memeluk Krist dari belakang, melepaskan pisau dari tangan Krist.

"Arthit, tenanglah...dia sudah mati. Kumohon pergilah...," setelah Singto mengucapkan hal itu, Krist limbung; pingsan.

Singto menangkapnya dengan sigap. Meletakkan tubuh Krist pada sisi lain, Ia dengan cepat membersihkan darah yang mengotori Krist. Lalu melumurkan seluruh darah Push pada tubuhnya, memegang pisau agar seolah - olah dia adalah tersangka. Hingga Oaujun datang, mengira dirinya yang membunuh Push.

.

Singto meredakan tawanya. Ia melirik Oaujun.

"Aku membunuhnya karena dia menyakiti Krist-ku," ucap Singto.

Oaujun menggeleng dan menatap miris. Singto masih saja menutupi kesalahan Krist.

"Sing...asal kau tau, semakin kau mengorbankan dirimu, Krist akan semakin tertekan. Apa kau tidak tau? Krist...dia kembali depresi."

Ucapan Oaujun membuatnya tertohok. Krist depresi? Singto menoleh pada Oaujun yang sudah berlalu. Air matanya mengalir tak menyangka akan menjadi seperti ini.

"Kit...," lirihnya.

===

Dihari persidangan, Singto menghadapi para hakim dengan keadaan yang tak biasa. Pandangan mata kosong, wajah lusuh, dan tubuh tak terawat.

Jaksa membacakan tuntutannya. Singto diam bahkan ia tertawa lirih saat sebuah hukuman 20 tahun penjara menjadi ancamannya. Ia memainkan jarinya, menatap telapak tangannya yang pernah berlumuran darah.

"Saudara Prachaya Ruangroj, saat malam terjadinya peristiwa naas itu, hanya ada anda dan korban yang berada dalam apartement. Seluruh bukti dan sidik jari mengarah kepada anda. Dari data diri anda kami menemukan bahwa anda pernah mengikuti pelatihan cyber crime. Anda juga ahli dalam meretas, menyadap, dan mengintai. Kami sangat menyesali sekali, kami sebelumnya sangat segan dengan anda. Anda adalah detektif panutan. Sayang sekali jika anda melakukan kesalahan fatal seperti ini. maka, keputusan kami adalah, kami akan mencabut jabatan anda dan anda akan dihukum 20 tahun penjara."

D.I.D Love: What I Did For Love? [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang