7;

5.4K 491 4
                                    

Sehari sebelum kelulusan, jungkook telah berjanji akan mengajak jimin ke seoul. Katanya sih, supaya nanti saat Jimin kuliah di sana. Tidak akan tersesat. Juga sudah tahu letak kampus yang akan dia pilih.

Semua berjalan lancar seperti yang jimin harapkan. Seoul begitu indah pikirnya. Tapi, semua keindahan itu hanya sesaat. Jimin mati matian menahan nafas ketika jungkook mengutarakan perasaan nya.

Sebenarnya, tujuan jungkook mengajak jimin ke seoul semata mata tidak hanya untuk berlibur. Melainkan jungkook punya niat terselubung.

"Aku tak peduli hyung mau menganggap ku apa, tapi aku sungguh sungguh hyung."

Jimin hanya diam membisu. Heol, mana mungkin itu terjadi. Sedangkan hubungan sedarah itu sangatlah tidak wajar. Jimin mematung dengan menatap mata Jungkook yang meminta harapan dari hyung nya. Tentu jimin syok berat saat ini. Dia membalikan tubuhnya, berjalan menjauh dari Jungkook dengan tatapan kosong.

'Tidak, ini gila. Ini sungguh gila. B-bagaimana mungkin. A-aku dan Jungkook?' batin jimin.

"Hyung. Aku mohon beri aku kesempatan hyung." Mohon jungkook.

"Aku mohon hyung." Lagi mohon jungkook. Tapi tetal kebisuan yang Jungkook dapatkan.

Hingga.

"JIKA KAU TAK MAU MENJAWAB IYA. MAKA AKU AKAN LOMPAT DARI ATAS SINI. BIARKAN SAJA PERASAAN INI IKUT TERKUBUR DENGAN JASADKU NANTI HYUNG!" 

Jimin sontak membalik tubuhnya dan menatap ke arah jungkook. Mata itu membola ketika mengetahui jungkook sudah berada di pinggiran tebing. Ya, mereka saat ini berada di tebing karena dari sana bisa melihat seluruh kota seoul.

"YAK! JEON JUNGKOOK!" teriak jimin.

Jungkook memutar kepala dan menatap sendu jimin.

"Hentikan!"

"Tidak hyung, sebelum hyung mejawab ku!"

"AKU BILANG HENTIKAN SEKARANG JUNGKOOK!"

Jungkook dapat melihat linangan air mata yang tengah membasahi pipi jimin. Jungkook lantas berlari ke arah jimin dan memeluknya. Jujur jungkook juga tak kuasa melihat air mata jimin. Sekuat apa pun ke ingunan jungkook. Hanya 1 yang dia ingin kan. Melihat jimin bahagia.

"Uljima hyung, jebal." Ucapnya sembari mengelus surai jimin.

"Wae kookie hiks?"

"Kenapa kau melakukan ini jungkook? WAE!" frustasi jimin.

"Karena aku tak kuasa melihat mu dengan pria lain hyung. Ingat saat dulu aku ingin menikahimu. Suatu saat aku akan melakukannya hyung."

Jimin hanya menangis pilu di pelukan jungkook.

"Aku benci melihat mu yang selalu menangis karena ulah mereka yang sering membully mu. Aku benci melihat mu yang pura pura tersenyum di hadapan ku. Aku tahu. Senyum mu itu palsu hyung." Jungkook sungguh tak dapat lagi menahan perasaannya yang selama ini ua pendam. "Aku sakit hyung, aku menderita. Setiap malam aku mendengar suara tangis mj di kamar. Ketika kau pulang dari acara teman teman mu itu. Asal kau tahu hyung, selama ini aku mengikuti mu kemanapun kau pergi." Jungkook mulai melepas pelukannya dan menangkup pipi jimin. "karena aku takut kau terluka lagi. Aku takut kau kenapa kenapa. Bahkan aku takut jika kau menemui pria di luar sana." Jimin menatap mata Jungkook mencari kebohongan dari sana. Namun nihil. Jimin tak menemukannya. "Aku tahu ini semua aneh, ini gila. Tapi aku lebih gila jika terus menerus melihat mu meneteskan air mata hyung." Lagi emosi jungkook tak dapat di bendung. "Jebalyo. Biarkan hati ini berjalan seperti keinginnya. Biarkan aku membuat mu bahagia hyung." Mohon jungkook. Jimin masih dengan sesenggukannya lantas bertanya. "Lalu bagaimana dengan eomm kookie?" "Kita sembunyikan ini. Jangan sampai eomma tahu. Sebelum waktunya tiba. Dan aku sendiri yang akan menjelaskannya ke eomm hyung."

Hening sesaat.

"Jadi, apa hyung mau menerima perasaan kookie?" Tanya nya lagi.

Jimin masih terdiam, memikirkan apa yang harus dia jawab. Tapi dia juga tak bisa berbohong jika dia nyaman bersama adiknya. Namun nyaman dalam artian lain. Apakah jimin harus mencobanya? Tapi, eomma. Dia tak ingin menyakiti eomma. Tapi apa salahnya jika di coba dulu. Hingga akhirnya jimin mengangguk ragu. Jungkook yang mendapatkan anggukan jimin lantas tersenyum senang dan memeluk tubuh Jimin kembali.

"Gomawo hyung."

Cup!

Jimin terperanjat ketika jungkook tiba tiba mengecup bibirnya.

"Waeyo hyung? Jangan terkejut seperti itu. Ini bukan first kiss mu ngomong ngomong. Karena aku sering melakukannya ketika kau tertidur. Mianhae."

Jimin yang tak percaya akan kelakuan jungkook hanya memukul dada jungkook dengan sesekali berucap. "saialan!"





Hari dimana semua menjadi berbeda saat perasaan itu terbalaskan. Menjadi saksinya kota seoul dan tebing juga pepohonan disana. Siap yang tau kedepannya kan? Jimin akan mencoba mengikuti alur saja. Seperti air mengalir. Akan membawanya sampai kemana. Selama itu bisa membuat nya bahagia. Dan Jungkook tak mengancam yang aneh aneh lagi. Semoga saja, eomma tidak menyadari hubungan terlarang ini.














Tbc.

Voment jusseyeo.

Mianhae pendek banget juga lama update. Chim lagi atit wankawan. Chim lemah tak berdaya. Doa kan chim semoga cepet sembuh ya. Biar bisa update terus. Maaf jika banyak typo. Sekali lagi maaf.

1juni18
Cynpark_chim

YOUNGER BROTHER OVER SEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang