6th

27 10 0
                                    

Seperti biasa, Alavard yang notabene nya Ketua Kelas itu berjalan ke meja piket untuk mengantarkan absensi. Dia sengaja melambatkan jalan nya sambil menghirup udara pagi.

Sampai di meja piket, tangannya dengan sigap memberikan map absensi tersebut tanpa menyebutkan apapun. Dia berbalik berjalan ke arah--kantin. Tak jauh dari Kantin dia dicegat seorang guru, yang dia kenal sebagai Bu Nita, Guru B.indo.

"Kamu yang ibu suruh semalam ya?" Alisnya terangkat sebelah. Bingung maksud guru ini, pasalnya banyak guru yang menyuruhnya semalam.

"Bukan kamu ya yang ibuk suruh ngantar Chrissy?" lanjut guru itu lagi.

"Chrissy?" heran nya lagi.

"Berarti bukan kamu yang ibuk suruh nganter dia pas hujan semalam" jelas ibu itu. Alavard baru sadar kalau maksud guru itu tentang kakak kelas yang diantaranya pulang saat hujan semalam.

"Iya itu saya buk." jawabnya datar.

'Chrissy ya..' benaknya.

"Berarti ibuk ga salah dong" guru itu menepuk pundak Alavard. "Kamu temui saya saat jam pulang nanti ya--kalo nggak pas Istirahat gapapa. Pas kapan kamu Luang aja" Alavard hanya mengangguk pelan.

"Kamu mau kemana?" Tanya Buk Nita lagi.
"Saya mau ke kantin bentar buk" jawabnya jujur.

Sebuah tepukan pelan mendarat di punggung cowok itu.

"Memang! Yaudah cepet!! Jangan lama-lama"

***

Bel jam keempat baru saja berbunyi. Alavard tak memperhatikan apapun yang dikatakan guru itu. Bahkan, saat berkelompok pun, dia hanya diam saja.
Banyak hal yang berlalu lalang dipikiran nya.

"Eh beb lu kenapa?" sahut Alex duduk di samping Alavard yang sedang termenung.

"Balik" sahutnya tegas. "Guru" lanjutnya.

"Yaelah, lo nyuruh-nyuruh orang fokus sama guru, ga nyadar dia sendiri ga tau ga ada guru lagi didepan!" omel Alex

"Lah, kok?" Alavard mengerjapkan matanya. Seakan baru kembali dari dunia imajinasi nya.

"Makanya! Dengerin kalo guru ngomong!" Alex menjitak kepala di dingin itu. Tak tau kalo dia sedang di tatap tajam oleh mata elang Alavard.

"Bu Yuli ijin gak ngajar jam ini. Izin kemana gituh katanya" Mulut Alavard hanya membentuk 'O' tanpa mengeluarkan suara.

"Lo ngapain bengong daritadi? Mikiran kakak kelas itu yee" tebakan Alex hanya diabaikan cowok itu.

"Kakak kelas itu, yang pernah lo rasa ngikutin lo itu kan? Kepedean lo kadang, Vard. Gue yang seganteng Mario Maurer aja gak ada segeer lo" jawabnya sambil mengangkat dagunya sombong.

Alavard masih tak menggubris perkataan Alex.

"Kacang kalo kena hati jadi Patang Hati Vard!!" ambek Alex.

"Patang hati paan,Lex? Patah hati maksud lo?" sahut cowok di belakang Alex.

"Tuh tau lo, Rez!! Tau nih, Alavard ngacangin mulu"

Rezky menoyor kepala Alex, "bicara lo dibenerin dulu makanya. Kasian gue liat si Avard temennya banci kalengan jablay" Alex terdiam.

"Vard, ikut ntar pulang sekolah?" Tanya Rezky (fyi: anak pembuat masalah di sekolah)

"Gak" Jawabnya singkat.

Rezky mengangkat alisnya sebelah, "kenapa? Udah jadi pengecut lo?"

"Gue ada urusan" sembari dia berjalan keluar kelas setelah mendengar jam istirahat berbunyi.

ALAVARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang