1.Elvareta Adara

455 137 169
                                    

♥♥♥


"Ampun mah, ampun" terdengar suara tangisan gadis kecil di dalam ruangan yang gelap.

"Diam kau gara-gara kau anak saya mati, semestinya kau saja yang mati" bentak seorang wanita yang memukuli gadis kecil yang ada di depannya menggunakan tali pinggang .

"Ampu mah, badan Elva sakit" gadis kecil itu masih nangis karena kesakitan.

"Ini akibatnya kalau kamu nggak menurut sama ku, sekarang kamu tidur disini selama 1 minggu" bentak nya lagi, lalu wanita tersebut pergi meninggalkan ruangan tanpa cahaya itu dan menguncinya.

"Mah jangan mah Elva takut, Elva takut gelap" Gadis itu menggedor-gedor pintu ruangan itu dengan keras, namun percuma saja mamahnya tidak akan pernah membukanya.

"Mah ampun mah,  ampun" tiba-tiba seorang gadis terbangun dari tidurnya.

Lagi-lagi dia mimpi buruk, entah kenapa dirinya selalu dihantui pada masa lalu.

"Sial! Mimpi itu lagi, sampai kapan aku seperti ini Tuhan" dengusnya.

Gadis itu menatap jam yang tertancap di dinding, dan sudah menunjukkan pukul 06.40. Kemudian ia berdiri menuju kamar mandi dengan mata yang masih mengantuk.

Selesai dari kamar mandi, dia langsung memakai seragam sekolahnya.

Elva tinggal di sebuah kos an. Dia tidak diperbolehkan tinggal bersama mamanya, iya mamanya yang kejam.  Sejak kecil, Elva selalu mendapatkan perlakuan buruk dari mamanya. Tidak ada yang dapat menolongnya, papanya sudah meninggal sejak lima tahun yang lalu, sungguh miris kehidupannya.

Elva tidak mengerti apa yang terjadi pada keluarganya. Ia bingung karena mamanya terus memukulinya dan mengatakan kalau Elva lah yang harus mati. Elva merasa bahwa mamanya bukan ibu kandungnya. Tapi Elva tak berdaya, dia tak tau apa-apa. Dulu waktu kecil, ia kurang kasih sayang dari orang tua, apalagi papanya yang dulu sibuk bekerja dan bahkan jarang pulang, dan itu membuat mamanya leluasa untuk memukulinya.

"Kenapa hidup gue begini" teriaknya seraya menatap dirimu di depan kaca.

Banyak yang harus di cari tahunya tentang keluarganya. Mulai dari kematian papanya dan tentang mamanya. Kematian papanya yang terjadi saat itu mengundang kejanggalan. Tapi mulai darimana ia harus cari tahu.

"Sekarang lo bukan anak kecil lagi El, lo harus bisa mengahadapi semuanya ini, lo harus bisa" teriaknya dengan gigi menggertak.

Elva langsung bergegas meninggalkan apartemennya, karena jam sudah menunjukkan 07.10. Mungkin hari ini dia terlambat lagi.

Elva tidak di fasilitasi oleh mamanya seperti mobil ataupun motor, bahkan uang jajannya saja Elva harus bekerjan untuk mencarinya. Bukan karna Elva miskin, papanya Elva merupakan perusahaan yang terbesar di kota tempat tinggalnya. Itu semua karna mamanya, dia sungguh benci dengan mamanya, sangat benci .

Tiap hari Elva kesekolah menaiki bus, kalau tidak naik angkot. Hari ini Elva menaiki taxi, entah kenapa dari tadi tidak ada bus ataupun angkot. Terpaksa ia harus mengeluarkan uang banyak karena harus naik taxi.

Tiba sampai di sekolah gerbang sudah di tutup.

"Pa tolong buka gerbangnya pa, plis" Elva memohon kepada pak penjaga sekolah.

"Akhir-akhir ini kamu terus terlambat Elva" kata pak satpam, menatap tajam Elva.

"Emm...itu pak, dijalan macet" ucapnya dengan gugup.

"Dari semalam itu saja alasan mu"

"Pak tapi kali ini saya janji pak, besok gak akan terlambat lagi" Elva memohon.

Elva Is Mine! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang