⚪⚪⚪
Kelas Elva tidak dimasuki guru sekarang, mungkin karena ada urusan. Tapi bukan seperti kelas lain yang pelajarannya kosong, semua siswanya seperti merasakan kemerdekaan. Di kelas Elva melakukan aktivitasnya masing-masing tanpa mengeluarkan suara. Sedangkan Elva dia hanya memikirkan apa yang semalam terjadi. Dia masih memikirkan kata-kata yang diucapkan Brien.
Apalagi tadi Brien menjemputnya untuk pergi bareng, entah menagapa Elva sangat janggung. Sedangkan Brien? Jangan tanyakan lagi, dia selalu menggoda Elva di saat perjalanan sekolah.
"El pagi-pagi udah ngelamun aja" Elva sadar dari lamunannya akibat Kania berbicara padanya.
"Ehh..mm tidak, aku hanya memikirkan besok ulangan Fisika, aku takut kalau gak tuntas" alibi Elva.
"Seorang Elva berpikir gitu? Pasti lo akan tuntas! Bahkan diatas nilai rata-rata"
"Ntahlah, aku hanya khawatir saja"
"Daripada lo ngelamun aja, mendingan ajarin gue belajar matematika dong! Soalnya kan pelajaran terkahir kita akan ada sesi tanya jawab di pelajaran matematika"
"Hmm...yaudah! Pelajaran apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Elva.
"Trigonometri"
Mau tidak mau Elva mau mengajarinya, lagian itu juga ada untungnya karena Elva dapat juga memperluas wawasannya.
✨✨✨✨✨
"Lo beneran Brien?" Henry terkejut mendengar ucapan Brien, begitu juga dengan Alex.
Sekarang mereka berada di kantin, semestinya mereka harus mengikuti pelajaran sekarang, namun karena mereka membuat bu Eka naik pitam, bu Eka tak mau ambil pusing langsung ia suruh mereka membersihkan kamar mandi. Bukannya melaksanakan hukumannya, mereka malah ke kantin.
"Lo liat dari muka gue lagi bercanda?" ucap Brien seraya memasukkan cemilan ke dalam mulutnya.
"Lo kadang gitu, gak jelas percintaannya" pekik Alex.
"Tapi gue belum yakin dia masih mau pacaran sama gue, soalnya gue tanya dia malah diam aja" kesal Brien.
"Itu tandanya dia gak cinta sama lo" Brien melemparkan cemilannya ke arah kepala Alex.
"Jaga omongan lo! Mungkin sekarang dia belum bisa" ujar Brien.
"Hei kalian ngapain disini hah?"
"Aduh mati kita" Alex menjitakkan dahinya.
Ternyata bu Eka yang tadinya ingin mengintip mereka di toilet, ternyata tidak ada. Bu Eka sampai keliling sekolah untuk mencari 3 kucing nakal itu. Dengan nafas yang masih naik turun bu Eka menghampiri mereka dengan tatapan tajam.
"Ngapain kalian disini" bentak bu Eka.
"Lagi makanlah bu, kami tadi gak sarapan dari rumah. Jadi kalo kami sakit nanti, ibu mau bertanggung jawab karena membiarkan kami kelaparan?" ucap Brien dan diangguki oleh Henry dan Alex.
"Mau kalian mati aja, ibu gak peduli! Hampir stroke saja kalian buat saya" kesal bu Eka.
"Kejam amat bu, nanti kalau kami ga ada, siapa lagi murid ibu yang ganteng? Eh, maksudnya itu yang ganteng hanya gue, mereka berdua gak ikut" Alex dan Henry langsung menatap tajam pada Brien.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elva Is Mine!
Teen FictionElvareta Adara. Gadis yang ingin mencari tahu penyebab kematian papanya, mencari jati diri sebenarnya. Dia merasa bukan anak dari mamanya, Elva trauma akibat perbuatan mamanya. Hari demi hari, seseorang menerornya melalui surat. Percintaan, kesedih...