empat belas

549 85 23
                                    

Heyyo! Saia datang membawa kejutan, pasti pada kangen kan sama acu wkwk

*dila dateng tanpa rasa bersalah:)

~ C H S I ~

Tanpa terasa, sudah satu minggu hubungan (namakamu) dan Iqbaal berjalan. Dan selama satu minggu juga keduanya sering terlihat bersama di Sekolah.

Tania sebagai seorang adik dari Iqbaal pun menyadari bahwa ada kemajuan yang di dapat dari kedekatan kakaknya dengan sahabatnya, ups. Maaf, mungkin bisa dikatakan mantan sahabatnya--(namakamu).

Saat ini Iqbaal tengah berada di Kamarnya, baru saja selesai berkutat dengan rumus-rumus Fisika. Besok memang akan ada ulangan harian yang harus ia lewati.

Merasa haus, ia pun keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju Dapur. Tapi sebelum sampai di Dapur, Iqbaal melihat Tania yang tengah duduk di ruang tamu dengan laptop di hadapannya.

Dengan sikap cueknya, Iqbaal lewat begitu saja di depan Tania. Dia yakin pasti sebentar lagi Irzan akan mendatangi rumahnya untuk sekedar bertemu dengan Tania.

Setelah mengambil sebotol minuman yang diinginkan, ia pun kembali lewat di depan Tania. Namun berbeda dengan tadi, ia berusaha terus melirik ke arah adiknya yang sepertinya fokus dengan laptop.

"Lo nggak capek terus dijauhin sama orang terdekat lo Tan?" Ucapnya secara tiba-tiba.

Tania yang tadinya tengah fokus ke layar laptop pun segera mengalihkan pandangannya ke arah Iqbaal--yang posisinya berdiri tepat di belakang laptopnya.

"Maksud lo?"

Iqbaal menghela nafasnya, kakinya melangkah, mendekat ke Tania dan kemudian duduk di sebelah gadis itu.

Sekarang sudah saatnya untuk berdamai dengan adiknya.

"Jujur Tan, gue nggak enak terus kayak gini sama lo. Karena mau bagaimanapun juga,gue adalah kakak lo, dan lo itu adik gue. Gue nggak pengen masalah ini jadi penyebab retaknya hubungan persaudaraan kita. Gue minta maaf kalo selama ini gue egois."

Tania yang sudah mendengar ucapan Iqbaal barusan pun masih tetap fokus dengan laptopnya. Ia seakan tak memperdulikan kakaknya yang sekarang duduk di sampingnya dan mengutarakan permohonan maaf terhadapnya.

Merasa masih diacuhkan, Iqbaal pun memegang bahu Tania dan mengarahkan badan gadis itu agar menatapnya sambil berucap, "Tania? Oke gue tau, gue bener-bener salah. Gue ngerti mungkin selama ini lo ngerasa kalo gue dibutakan sama cinta. Gue seakan terus ngebela (namakamu). Gue sadar itu, dan gue pengen semuanya kembali kayak dulu lagi."

Tania memejamkan matanya, jujur. Dari dalam lubuk hatinya ia sangat merindukan kakak satu-satunya itu. Ia rindu semua kenangannya dengan Iqbaal, intinya ia merindukan semua yang berkaitan dengan Iqbaal.

Kepalanya tertunduk, air mata jatuh membasahi pipinya saat ini. Ia tak bisa menjawab dan tak berani menatap Iqbaal. Hati kecilnya berkata bahwa ia sudah memaafkan kakaknya dan ia juga ingin semuanya kembali seperti dulu lagi.

"Tania, jawab gue!" Lagi dan lagi Iqbaal menggoyangkan bahunya dan membuat tangisnya makin pecah.

"Oke mungkin saat ini lo belum bisa maafin gue. Tenangin diri lo, inget kalo lo masih punya kakak. Jangan sibuk sama pacar terus,"

Iqbaal hendak berdiri namun ia merasakan tangannya ditahan, tentunya oleh Tania yang kini memandangnya penuh harap agar kakaknya itu kembali duduk lagi dan mendengar jawabannya.

Seakan mengerti, ia pun mendudukkan tubuhnya lagi, sama seperti posisi awalnya tadi. "Kenapa?"

"Ma...maafin gue ju..ga." Kata gadis itu masih dengan tangisnya.

Curahan Hati Seorang Iqbaal ❌ CHSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang