tiga belas

796 105 15
                                    

Di rumahnya, sekarang ada Irzan dan juga Tania.

Ya, memang (namakamu) sudah mengetahui bahwa suatu saat, kapanpun itu Irzan pasti akan mendatangi rumahnya--karena berhubung ibu mereka berteman akrab, tapi (namakamu) tidak pernah terpikir jika Irzan sampai mengajak Tania ke rumahnya juga.

Semua orang yang ada di ruang tamu tersebut menatap (namakamu). Hingga beberapa saat kemudian, mama (namakamu) berucap "kamu ngapain bengong di tempat? Sini gabung sama temennya."

(Namakamu) berjalan semakin mendekat ke sekumpulan tamunya. Dan ia juga menampilkan senyumnya pada mamanya Irzan.

"Tadi sebenernya Irzan cuma mau nganterin tante, tapi tante pikir kayaknya (namakamu) perlu ngobrol-ngobrol dulu 'kan sama Irzan. Terus katanya juga (namakamu) ini akrab sama Tania 'kan ya?" Ucap mamanya Irzan setelah (namakamu) melemparkan senyumnya.

Yang ditanya pun hanya mengangguk. Mamanya pun merasa bahwa ada sesuatu yang terjadi pada (namakamu). Tapi anehnya, sampai sekarang ia tidak dapat menyimpulkan mengenai hal yang menimpa anak gadisnya tersebut.

"(Namakamu) mau ke kamar dulu ya, capek." Pamit (namakamu) pada tamunya, namun pamitan tersebut lebih dikhususkan pada mamanya Irzan, karena sedari tadi bola mata (namakamu) hanya mengarah ke mamanya Irzan.

Saat kakinya sudah selangkah menjauh, (namakamu) pun tersadar dan berucap. "Oh iya, buat kalian. Semoga langgeng ya," ucapnya kemudian kepada Irzan dan Tania dan selanjutnya ia pun beranjak pergi.

~ C H S I ~

Iqbaal dilanda kebingungan karena tiba-tiba (namakamu) menolak panggilannya untuk kelima kalinya. Apa yang terjadi dengan gadis itu? Dan sekarang, ia sukses dibuat panik.

Terlintas ide untuk bertanya pada Tania, namun saat ia berdiri tepat di depan kamar Tania, Iqbaal merasa bahwa sang adik sudah tidur. Karena tidak biasanya Tania sudah berada di kamar pada saat-saat seperti ini.

Dan akhirnya, Iqbaal mengurungkan niatnya dan kemudian kembali lagi ke kamarnya. Tangannya meraih hpnya dan selanjutnya ia mendapati pesan dari temannya, Ari Irham.

Ari
Baal, Tania jadian sama Irzan temen sekelas gue?

Setelah membaca pesan tersebut, Iqbaal dapat menyimpulkan sendiri apa sebab dan akibat mengapa (namakamu) tidak ingin menjawab teleponnya saat ini.

Saat ini ia ingin sekali untuk bertanya pada Tania, hingga akhirnya ia memilih untuk keluar kamar dan menuju ke kamar Tania lagi. Tangannya mengetuk pintu kamar gadis itu dengan tak sabaran, namun tak ada sahutan. Sepertinya gadis itu memang benar-benar sudah tidur.

Tak sabar, Iqbaal pun berusaha membuka sendiri pintu kamar adiknya. Namun gagal, karena pintu tersebut sudah dikunci dari dalam, tentunya oleh Tania.

Akhirnya ia memilih untuk menunggu besok, dan selanjutnya bertanya dengan sejelas-jelasnya pada Tania. Sebelum itu ia memilih untuk membalas pesan Ari terlebih dahulu.

Iqbaal
•Tau darimana ri? Gue yang kakaknya aja gatau

Ari
•Irzan kan anak kelas gue baal. Tadi beritanya agak heboh sih, toh emang tania kan sebenernya udah deket sama irzan sejak lama

Iqbaal
•Yaudah besok gue tanya anaknya, thanks udah kasih tau ya ri!

Percakapan Iqbaal dan Ari terhenti saat itu juga karena Iqbaal memilih untuk tidur.

Curahan Hati Seorang Iqbaal ❌ CHSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang