9

1K 212 37
                                    

Tok tok tok

"Sanggyun?"

Sanggyun yang tengah meringkuk di sudut berjengit kaget saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Namun, alih-alih bangkit dan membuka pintu, ia justru semakin merapatkan dirinya ke tembok, memeluk kedua lututnya dengan gemetar.

"Sanggyun? Gue masuk ya?"

Pintu terbuka, menampakkan sosok Donghan yang mengernyit heran karena kondisi kamar Sanggyun yang gelap gulita. Gorden yang menutupi jendela terbuat dari kain yang tebal dan berwarna gelap, menghalangi cahaya matahari masuk. Satu-satunya sumber cahaya yang membuat kamar itu terang hanyalah cahaya lampu dari luar kamar yang masuk ketika pintu dibuka.

Donghan menutup pintu, kemudian melangkahkan kakinya menyusuri kamar Sanggyun hingga mendekati pemuda itu.

"Gyun, lo mau bantuin gue gali makam Kenta ga?"

"Bukan gue... bukan gue yang makan Kenta..." gumam Sanggyun sambil menatap lurus ke depan. Tatapannya kosong.

"Hah?" Donghan mengernyit. "Gimana?"

"Bukan gue yang makan Kenta..."

"Makam anjir, bukan makan."

"Bukan gue... sumpah bukan gue..."

"Lo kenapa sih Gyun?"

"Hiks... bukan gue yang makan Kenta..."

Donghan mengacak rambutnya frustasi dengan tingkah aneh Sanggyun. Setelah dari tadi meracau yang tidak-tidak, sekarang pemuda itu malah menangis sesenggukkan.

"Lah si anjir malah nangis."

Donghan akhirnya mencoba berlutut, berusaha menenangkanㅡmenyadarkanㅡSanggyun. "Udah Gyun, yang tenang, kaga ada yang nuduh lo-"

Donghan terdiam, batal melanjutkan kalimatnya. Ia mendadak bangkit berdiri dan menyibak gorden sehingga cahaya matahari masuk ke dalam kamar, menyorot tepat ke atas gantungan baju di atas Sanggyun.

"Gyun. Itu bajunya Kenta yang dipake semalem, 'kan? Kenapa ada di lo?!" seru Donghan sambil menunjuk sebuah kaus kuning dengan noda darah yang tergantung di hanger.

Sanggyun menoleh dan semakin gemetar saat melihat kaus itu. Ia mendongak menatap Donghan dengan panik.

"B-bukan gue! Bukan gue yang-"

BUAGH

"Kurang ajar lo Kim Sanggyun!"

[ p s y c h o p a t h ]

"Kim Sanggyun."

Yongguk dan Taehyun langsung menoleh dan menatap Taedong dengan penuh tanya. Taehyun baru kembali dari lantai tiga setelah dirinya gagal memecahkan petunjuk yang ditinggalkan oleh Hyunbin dan Kenta. Kini, ia bergabung bersama Yongguk dan Taedong di ruang tengah, menunggu Donghan yang memanggil Sanggyun.

"Maksudnya?" tanya Taehyun.

"Dia yang punya masalah sama bang Kenta dari kemarin," jelas Taedong.

"Bener juga. Dari kemarin mereka tengkar mulu dan cuma bang Sanggyun yang gak tidur di ruang tengah," imbuh Yongguk.

Taehyun terdiam, berpikir.

Lapar, kucing, 4, dan Kim.

Yang mana yang cocok pada Sanggyun?

Sejauh ini, hanya clue 'Kim' yang cocok. Sisanya, Taehyun masih belum mengerti maksud dibaliknya.

Kucing? Bisa jadi itu soal pecinta kucing atau sebaliknya. Bisa jadi pecinta kucing dalam artian cinta untuk mengkonsumsi daging kucing, atau bisa juga karena rasa benci terhadap kucing sehingga tega memakannya mentah-mentah.

Itu bisa mengarah pada Yongguk, Sanggyun, dan Donghan, bahkan dirinya sendiri yang tidak begitu suka kucing.

"Aaaargh!"

Lamunan Taehyun buyar begitu terdengar suara erangan serta pukulan dari dalam kamar Sanggyun. Ia, Yongguk, dan Taedong pun segera masuk ke kamar Sanggyun lalu tercengang melihat pemandangan yang tersaji di hadapan mereka.

Donghan sedang menghajar Sanggyun dengan brutal, menonjoknya berulangkali hingga wajah Sanggyun penuh lebam dan berdarah. Sanggyun sendiri sudah dalam kondisi tidak fit sejak awal sehingga ia hanya bisa terkapar tanpa mampu melawan.

"KIM DONGHAN BERHENTI! LEPASIN!" bentak Taehyun lalu segera menarik paksa Donghan dibantu Taedong. Yongguk sendiri langsung menghampiri Sanggyun dan membantunya berdiri, lalu memapahnya keluar.

PLAK

"Apa-apaan lo barusan?!" tanya Taehyun dengan nada tinggi. Satu tamparan ia layangkan ke pipi Donghan. "Lo mau bunuh temen lo sendiri?!"

Donghan mendecih, "Yang kaya gitu lo sebut temen?" tanyanya sambil mengernyit. "Lo tau? Dia pantes nerima itu. Gak, bahkan dia harusnya mati."

Taehyun dan Taedong membulatkan mata mereka mendengar jawaban Donghan, terkejut.

"Kenapa-"

"KARENA DIA YANG NGEBUNUH KENTA!" teriak Donghan.

"Gue liat pake mata kepala gue sendiri, kaos Kenta ada di Sanggyun," ujar Donghan, menunjuk ke arah gantungan baju, membuat Taehyun dan Taedong mengikuti arah telunjuknya.

"Ya Tuhan..." Taehyun mengusap wajahnya dan bersimpuh di lantai. Tampak jelas emosinya tercampur aduk, antara kecewa, marah, sedih, takut, pasrah, juga frustasi luar biasa.

"Terus Sanggyun kudu kita apain?" tanya Taedong setengah berbisik sambil menatap Donghan.

Donghan menarik napas dalam.

"Eksekusi mati," jawabnya mantap.

[ To Be Continued ]

[ 1 ] p s y c h o p a t h | JBJ [ ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang