11

1K 202 46
                                    

Taehyun merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Secara otomatis ia menghela napas, bentuk pernyataan bahwa dirinya lelah dan tertekan.

Rasanya seperti sudah lama ia tak bersentuhan dengan kasurnya, tidak berbaring di sana, tidak beristirahat di sana. Semua energinya seolah terkuras habis dalam semalam dan dirinya begitu merindukan istirahat. Terlalu banyak hal yang terjadi secara cepat dan mengerikan, yang mengubah kedamaian hidupnya menjadi mimpi buruk dalam sekejap mata.

"Taehyun, ke dapur yok."

Taehyun menoleh ke arah pintu yang terbuka, memperlihatkan Donghan yang masih banjir keringat serta belepotan tanah, hasil menggali makam tadi.

"Ngapain...?"

"Makan lah. Lo kira abis gali kubur kaga cape apa? Kita juga belum sarapan dari pagi. Gue laper."

Ah, makan. Taehyun bahkan hampir melupakan salah satu kebutuhan pokok manusia itu. Seingatnya, ia terakhir kali menelan makanan sebelum memakamkan Hyunbin dan itu kemarin siang. Sudah 24 jam lebih perutnya tak diisi dan hebatnya, ia tak merasa lapar sama sekali.

"Malah bengong. Kalo gamau yaudah gue aja yang makan sama Taedong sama Yongguk," ujar Donghan kesal lantaran tak mendapat jawaban dari Taehyun. Pemuda itu menutup pintu kamar dengan sedikit kencang.

Taehyun menatap kepergian Donghan dengan tatapan kosong. Ia tidak peduli dengan ucapan Donghan, perutnya tidak lapar sama sekali. Ada banyak hal lain yang berputar-putar di otaknya, yang menurutnya jauh lebih penting dari sekadar makan.

Kim Sanggyun, clue, dan perang batinnya.

Taehyun buru-buru beranjak dari kasur dan duduk di atas kursi meja kerjanya. Ia merogoh saku, mengeluarkan kertas petunjuk dari Hyunbin, kemudian membuka laci untuk mengambil notes beserta pulpen. Pemuda itu kemudian mulai menyalin semua petunjuk serta mengerucutkan tersangka.

"Hyun, ayo makan."

"Astaga! Ngagetin aja lo, kalo mau masuk ketok pintu dulu napa?!" Taehyun terlonjak kaget gara-gara mendapati Donghan sudah berdiri di belakangnya. Ia buru-buru menutup bukunya dan menyimpannya di saku.

"Hehe," Donghan terkekeh pelan.

"Gue ga laper, sana pergi," usir Taehyun.

"Iya tadi gue juga bilang gitu ke Yongguk, tapi gue malah digampar. Katanya lo harus ikut makan, ntar maag lo kumat," jelas Donghan panjang lebar.

"Kan ga lucu lo diincer kanibal tapi malah mati gara-gara maag."

Hening.

Taehyun menatap Donghan tajam.

"YAELA GUE BECANDA HYUN," seru Donghan sambil menepuk punggung Taehyun. "Kaku amat lo kek kanebo kering, bikin tambah suram aja."

"Becanda lo ga lucu bego."

"Yaudah iya maap," ucap Donghan setengah menyesal setengah awkward lalu menarik Taehyun berdiri. "Udah ayo makan, Yongguk ama Taedong udah nungguin," ajaknya.

Taehyun akhirnya menurut. Benar kata Yongguk, kalau tidak makan penyakit maag-nya bisa kambuh dan akan jadi merepotkan kalau sampai ia sakit. Namun, sembari berjalan, ia mendongak, menatap Donghan dan memerhatikannya dengan seksama.

Selama ini ia belum pernah mencurigai Donghan karena ia begitu percaya pada penghuni kos yang paling muda itu. Ia tidak pernah bisa membayangkan kalau ternyata, nantinya, justru Donghanlah dalang di balik semua kegilaan ini.

"Han." panggil Taehyun, ragu.

"Hmm?"

"Lo bukan pelakunya, 'kan?"

[ 1 ] p s y c h o p a t h | JBJ [ ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang