"Baiklah, apa rencana kalian?"
Naruto menatap Hinata yang kini bersandar di bahunya dengan wajah "Entahlah" dan mata yang bengkak. Iapun mencium puncak kepala gadis itu.
"Entahlah Sakura, aku ingin menunggu Hinata merasa lebih baik dulu. "
Saat ini pasangan Naruhina, Sasusaku, Saiino dan Shikatema seolah tengah berada dalam konversi meja bundar di Ruang Keluarga kediaman Uzumaki dengan testpack bertanda positif di tengah meja.
Milik siapa lagi kalau bukan si Princess Hyuga.
" Uggghhh.... " Hinata kembali mengerang dan memeluk erat lengan Naruto yang dengan sigap mengusap pelan punggungnya.
" Kau mau aku mengantarmu ke kamar mandi? " tanya Naruto dengan nada khawatir yang hanya dibalas gelengan dari sang gadis.
" Aku kesal. " ujar Hinata yang kini sudah merubah posisinya menjadi melingkar di atas sofa seperti ular piton.
" Aku tahu, maafkan aku Hinata, aku tahu ini semua sulit untukmu, aku juga, tapi aku berjanji aku akan selalu ada disisimu apapun yang terjadi. " Naruto kembali mengusap pelan punggung Hinata.
" Ya, kami juga akan selalu mendukung apapun keputusan kalian berdua, kami akan selalu ada untukmu dan Naruto, Hinata. " imbuh Ino yang mendapat balasan anggukan dari teman-temannya yant lain.
" Bukan itu, aku kesal karena aku jadi tidak bisa mengcover Fake Love dengan kondisiku yang seperti ini. Menyebalkan. "
Semua yang ada di ruangan itu kecuali Hinata pun sweatdrop seketika.
" Goblok pisan.... "
" Aku juga tidak bisa Slutdroping-"
"Baiklah baiklah, kembali ke topik awal, jadi apa yang akan kalian lakukan dengan um... Baby-"
" Sebenarnya Aku sudah memutuskan untuk memanggilnya Chimchim-"
"Ayolah Hinata, apa itu penting sekarang? " ujar Temari yang mulai naik darah.
" Oke oke, aku akan diam. Huhuhu..." Hinata kembali menggulung tubuhnya menjadi lingkaran.
"Sepertinya Hinata sedang tidak bisa diajak bicara, bagaimana denganmu Naruto? "
Naruto menggigit bibir bawahnya. Ia bingung, di satu sisi dia sangat menginginkan bayi itu a.k.a chimchim, tapi ia juga tidak ingin memaksakan kehendaknya pada Hinata.
'Maksudku ayolah, aku bahkan bukan pacarnya! ' batin Naruto frustasi.
" Uhhh... A-aku...aku-"
"Tunggu sebentar! Sebelum memutuskan bagaimana nasib bayi itu-"
"Chimchim. " ujar Sakura membenarkan yang kemudian disambut high five dari Hinata. Sasuke memutar bola matanya.
" Wow... Trimakasih Sakura, sangat membantu.. " ujar Sasuke sarkas.
" Uhum, sama-sama. "
" Oke, sampai dimana aku tadi? "
" Bagaimana nasib Chimchim. " Sai pun mulai membuka mulut.
" Oh ya, sebelum kalian menentukan nasib bayi-maksudku chimchim, aku ingin tahu, sebenarnya apa hubungan kalian berdua ini? Apa kalian sudah memutuskan? "
Bang! Tepat ke jantung Naruto. Ia sendiri sejujurnya tidak tahu bagaimana hubungan mereka di mata Hinata. Tapi yang jelas baginya, Hinata adalah prioritas baginya diatas apapun. Naruto sangat menyanyanginya, dan jujur saja ia berharap Hinata memiliki perasaan yang sama.
"Apa maksudmu? Tentu saja kami ini sahabat, iya kan Naruto? "
Naruto menelan ludahnya kasar mendengar jawaban Hinata.
" Ya. "
'Tentu. ' batinnya.
" Baiklah, setahuku sahabat tidak memiliki anak bersama, jadi apa yang akan kalian lakukan dengan Chimchim?"
"Yang jelas aku tidak akan membiarkan Hinata melakukan aborsi. "
" Aku setuju, aku juga tidak akan membiarkan sahabatku mengalami kesakitan seperti itu, lagipula Chimchim berhak hidup. " ujar Ino yang kini memeluk sahabat indigonya disusul dengan sakura dan Temari yang melakukan hal yang sama.
" Thanks girls... "
" Anytime girl.... "
" Btw aku memikirkan soal cover We Are Bulletproof-"
"Stop Hinata. " ujar Ino, Temari dan Sakura kompak.
" Okeokeoke... I'll shut my mouth up... "
" Jadi..., satu-satunya pilihan yang kalian punya adalah Foster Parent. " kini Shikamaru juga mulai angkat bicara. Semua mata di ruangan itu mulai memperhatikan si pria Nara.
" Aku tahu situs ini, kalian bisa tuliskan masalah kalian disana soal Chimchim dan nanti pasti akan ada pasangan baik yang menginginkan anak seperti Chimchim. "
" Tapi... Apa itu adil untuk Chimchim?" suara Hinata barusan begitu lirih dan membuat teman-temannya merasa tidak tega dengan gadis itu, terutama Naruto yang notabene adalah ayah Chimchim.
"Semua terserah padamu Hinata, aku akan ikut apapun keputusanmu...." ujar Naruto sambil menggenggam erat tangan Hinata, berusaha menguatkan sang gadis.
Hinata menggigit bibir bawahnya. Ia ingin Chimchim bahagia, dan hubungan tidak jelasnya dengan Naruto tentu saja bukan hal yang baik untuk Chimchim.
'Tentu, aku tidak punya pilihan lain. '
"Maafkan mama chimchim... "
" Huaaaaa..... Ini, hiks hiks sangat hiks hiks menyedihkan... " Sakura pun berusaha mengelap air mata dan ingusnya yang sudah kemana-mana.
" Hey hey, yang hamil kan aku dan bukannya kau! " protes Hinata.
" Tetap saja, sedih pisan... "
" Uh...Sasuke,tolong kau tenangkan Sakura. Kembali ke topik, jadi masalah kalian saat ini adalah orang tua kalian. Apa kalian sudah memikirkan apa yang akan kalian lakukan dengan orang tua kalian? "
" Orang tuaku kalau sudah berlibur keluar Negeri tidak akan ingat rumah, aku yakin mereka tidak akan kembali sampai Hinata melahirkan, dan untungnya orang tua Hinata juga bersama mereka, entahlah apa yang mereka lakukan tapi yang jelas kami aman. "
" Oke, jadi orang tua kalian tidak akan tahu soal Chimchim?" Naruto dan Hinata menggeleng bersamaan menanggapi pertanyaan Shikamaru.
"Baiklah, aku akan mulai mendaftarkan kalian di situs itu dan mencarikan orang tua angkat untuk Chimchim, untuk sementara kalian bisa beraktivitas seperti biasa-"
"Uhh... Apa aku boleh mengcover dance Bulletproof pt. 2?"
"TIDAK!"
"Oke."
BERSAMBUNG
Pendek dan tidak berfaedah, selamat menikmati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knocked Up
Fantasy"Wuo, jadi begini caranya jadi seorang ayah?" - Naruto N. - "Kalau aku tahu hamil itu rasanya setidak enak ini, aku pasti sudah mencium setiap kaki ibu-ibu di kompleks" - Hinata H. "Kalian sahabat dan kalian bercinta? Nice, Sefruit kuots. " - Ino...