Jealousy?

502 77 7
                                    

Akhirnya aku bertemu kasur tercintaku. Perjalanan kemarin benar-benar melelahkan lahir bathin, hatiku gak kuat dengan kejutan-kejutan yang Rian berikan. Dia muncul tiba-tiba saja sudah berhasil membuat jantungku jumpalitan. Hanya di kamar ini aku merasa aman dari serangan mendadak Rian.

Baru saja kepalaku tertempel nyaman di atas bantal, tiba-tiba Matt menelpon.

"Babe... Where you at?"

"In my room. Capek."

"Darimana?"

"Road trip ke Hobbiton. Ngantuk."

"Terus gak bilang mau ke sana!! Aku kemarin ke flat, kata Rachel kamu jalan sama flatmate baru itu. Akrab banget ya!"

"Well.. we're both Indonesian, so yeah.."

"Iya.. jadi bisa ngomong pake bahasa yang aku gak ngerti."

"Kamu kenapa sih? Kayak perempuan mau datang bulan aja, lagi berantem sama Mitchi? Terus cari perhatian gitu?"

"No.. i.. just miss you"

"Yaudah ke sini. Ajak Mitchi sekalian!"

"Are you nuts? Nanti ketauan dong aku pacaran sama Mitchi.."

Matt memang menutup rapat hubungannya dengan Mitchi. Orang sekitarnya tahu kalau dia tinggal dengan kekasihnya, tapi siapa sosoknya ya menjadi misteri, kecuali aku. Aku kenal siapa Mitchi dan semua cerita mereka. Sebenarnya Mitchi yang meminta Matt menutup rapat cerita mereka, banyak pertimbangan yang membuat Mitchi harus terlihat sebagai seorang single.

"Ya udah kalo mau ke sini, ya kesini aja.. Aku masih punya dimsum banyak kayaknya.. dinner di sini aja, aku kenalin sama flatmate baru."

"Oke. Gimme half an hour and I'll be there. See ya, Hun!"

Aku memutuskan untuk keluar kamar dan menonton tv saja di ruang tengah setelah gagal mencoba untuk tidur. Kebetulan sofa kosong jadi aku bisa tiduran di atasnya. Andrew juga nampak baru bangun tidur kemudian duduk di sampingku.

"How's the trip?"

"Well.. It was okay.."

"Just, okay? I mean c'mon, kamu ke Hobitton ramai-ramai pasti seru banget kan?"

Iya, seharusnya sih seru banget tapiiii gak seru sama kejutan-kejutan yang bikin aku harus ngaku kalau aku emang belum bisa sepenuhnya move on dari cowok-reseh-tapi-cakep-apalagi-sekarang-dia-suami-orang itu!!!

"Seru sih.. tapi capek.. Udah tua kayaknya aku, jadi gampang capek!"

"You're not even thirty!! Mungkin karena kamu gak bawa personal massager kali!"

"Aku gak punya mesin pijat begitu.."

"I mean, partner Lanaaaa!!!" Andrew menjitak kepalaku yang masih menempel nyaman di bantal sofa.

"Yeee.  Mana aku tahu kalau maksudnya gitu. Lagian kan aku gak pernah pijet-pijetan sama pacar."

"Whaaaat?? Serius, Lan??

Aku mengangguk malas.

"So you're still a virgin?? Whoaaa.. Kamu pacaran ngapain aja? Cuma makan bareng?"

"Apa-apaan kalian ngomongin perawan-perawan, hey!" Matt tiba-tiba muncul dan langsung duduk di karpet menghadap ke arahku.

"Hey, Matt!!" Sapa Andrew.

"Hey, Man!! Performance kemarin keren lho!"

"Yeah...too bad I missed that. Tapi nanti kalau tampil lagi aku nonton deh" kataku.

WellyLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang